Mr.Arrogant ( Selesai )

Mr. Arrogant - Prolog

Perempuan itu makhluk yang kejam. Perempuan itu tidak punya perasaan. Mereka memang cantik, namun di balik kecantikan itu mereka memiliki sifat yang menjijikan.

Itulah yang tertanam dalam benaknya sejak kecil. Sejak seseorang yang disayanginya meninggalkannya dengan sejuta keterpurukan yang tak bisa ia tanggung sendiri. Keterpurukan yang menjadi teman sejati selain harta yang bergelimang di sekitarnya.

Sejak wanita itu meninggalkannya. Tak ada tangis manja dan rengekan yang selalu bisa membuat wanita itu kembali padanya.

Dia makhluk kejam yang meninggalkannya.

Mulai hari itu ia bersumpah untuk membenci setiap wanita. Tatapan merendahkan selalu mendominasi pandangannya saat setiap wanita mengajaknya bicara dengan cara bicara mereka yang menjijikan.

Bahkan hingga ia menginjak dewasa, tatapan itu masih seperti dulu. Pikiran jahatnya mulai menguasai diri yang terlihat kuat itu. Ia mulai sering bermain-main dengan wanita, memepermainkan mereka sesuka hatinya dan tak tanggung-tanggung untuk meninggalkannya meskipun mereka memohon dan mencium kakinya.

Dia senang melihat pemandangan yang menyiksa bagi orang lain itu.

Hingga suatu saat sebuah kecelakaan maut terjadi. Dia mabuk dan terlalu lelah untuk membawa mobilnya sendiri, juga jalanan yang licin akibat hujan deras yang mengguyur sepanjang hari membuat sesuatu yang tak di harapkan datang. Dan kecelakaan itu pun terjadi.

Kecelakaan yang membuat semua orang menyalahkan dirinya. Hinaan juga umpatan yang tak ingin ia dengar begitu memenuhi telinganya. Bahkan mereka tak memperdulikan dirinya yang juga terluka.

Wanita itu. Dia membutuhkan wanita itu saat semua menyalahkan dirinya, menyudutkan dirinya dan membuatnya tak bisa bergerak bahkan untuk sekedar bicara pun mereka tak mengijinkannya.

Uang tidak akan cukup mengganti sebuah nyawa. Itu yang mereka katakan. Dia sudah berjanji akan menanggung ganti rugi dari semua kekacauan yang disebabkan olehnya.

Kecuali gadis berusia belasan tahun bertubuh mungil yang menghampirinya. Dia sudah siap dengan segala umpatan yang akan di lontarkan gadis itu dan kali ia akan kuat dan berusaha menerimanya.

Dugaannya salah, gadis kecil itu datang untuk membersihkan luka di tangannya akibat goseran besi yang berasal dari mobilnya. Gadis kecil itu diam untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya yang justru membuat pria itu membatu dan membeku seolah yang terjadi pada detik itu adalah sebuah mimpi yang menyelinap dalam kenyataan pahit yang harus di terimanya.

"Jangan dengarkan mereka yang menyalahkanmu. Ini memang kecelakaan yang fatal tapi mereka tidak berhak menghakimimu seperti ini. Mereka bersikap seolah-olah mereka tidak pernah berbuat salah"

Gadis berambut kuncir kuda, Berkata dengan tenang dan membelanya dari sekian banyak orang yang menyalahkannya.

Gadis itu tersenyum setelah mengikat sapu tangan di lengan kirinya. Beberapa plester juga menempel pas untuk menutupi luka.

Gadis kecil itu telah menolongnya. Dan membuat dirinya menjadi kuat diantara orang-orang yang terus melemparkan kata-kata kasar mereka.

Dia harus memiliki gadis kecil itu apapun caranya.

"Dia telah menolongku. Buat dia menjadi milikku kelak" gumamnya pada seseorang yang setia bersamanya sejak gadis kecil itu mengobatinya.

Gadis kecil itu akan menjadi kekuatan baginya. Dia bersumpah akan membuat gadis kecil itu menjadi miliknya. Apapun cara dan usahanya yang ia tempuh, bahkan ia rela mengorbankan dirinya untuk mendapatkan gadis kecil itu.

Kebenciannya pada wanita masih akan tetap ada. Tapi tidak untuk gadis kecil yang menolongnya tadi. Baginya gadis kecil itu adalah sebuah berlian diantara tumpukan sampah kotor.