Bagian 3

97.7K 3.6K 45
                                    


 Pagi ini Marcuss kembali berteriak-teriak tak jelas. Dia meneriakkan nama Edlyn disetiap penjuru sudut rumahnya. Beberapa pelayan dan pengawalpun dia kerahkan untuk mencari Edlyn yang bersembunyi entah dimana. Wanita itu tidak kabur dari rumahnya, hanya sikap Edlyn yang konyol hingga membuat setan dalam diri Marcuss menampakan diri.

Marcuss mengejutkan Edlyn yang terbangun dari tidurnya dengan menatap dan mengagumi kecantikan wanita itu dalam jarak yang sangat dekat. Hal itu membuat Edlyn terkejut dan mendorong Marcuss menjauh darinya hingga pria itu terjungkal dengan pantat yang mendarat sempurna di lantai. Pria itu memang menahan sakit namun tidak menahan amarah yang meluap, terlebih wanita itu lari dari kamarnya.

Bukan tanpa sebab Edlyn melakukan itu, Edlyn sudah terlalu muak dengan Marcuss setelah pagi-pagi sebelumnya dia dipaksa menerima ciuman kasar yang selalu diberi Marcuss padanya.

Sementara itu Ethan yang mendengar suara keponakannya yang hampir membuatnya tak bisa berkonsentrasi pada buku tebal di pangkuannya hanya bisa mendesah dan menggeleng pasrah.

Sebuah ketukan dan pintu yang sedikit terbanting membuat Ethan menoleh pada pelaku ketidak sopanan. Dia mengernyit mendapati Edlyn yang terengah-engah.

"Paman, aku tahu ini tidak sopan tapi aku hanya ingin berlindung disini sebentar saja sampai Marcuss berhenti mencariku"

Ethan mengerti dengan kekacauan yang terjadi dirumah ini. Marcuss membuat Edlyn ketakutan hingga wanita itu tak bisa menghadapi Marcus yang sedang marah.

"Kemarilah" Ethan menyingkap selimut tebal yang belum di rapikan. Kemudian wanita itu sudah berada dibawah selimut masih dengan nafas yang tak teratur. Ethan menyuruh Edlyn agar membelakanginya dengan begitu jika Marcuss mencari Edlyn ke kamarnya, Marcuss tak akan sadar jika Edlyn berada di atas ranjang yang sama dengan Ethan.

Dugaannya benar, Marcuss mencari Edlyn kesetiap ruangan yang ada dirumah ini. Dia mendengar gedoran dari luar. Itu Marcuss dan kepalan tangannya semakin tak sabar. Pria itu masuk tanpa seijin Ethan.

Matanya menyela marah, pantas saja Edlyn membutuhkan tempat perlindungan.

"Paman, apa kau melihat Edlyn?" Tanya Marcuss tak sabar. Lalu Marcuss tersadar akan posisi Ethan yang bersandar pada bantal di belakang punggungnya, lengannya siap membuka lembar berikutnya dan pamannya masih berada dalam balutan selimut. Tanpa memberi tahupun Marcuss yakin jika pamannya belum beranjak dari tempat tidur.

Mata Marcuss menyempit mendapati pemandangan yang tak biasa di kamar Ethan. Seorang wanita yang terbaring memunggungi mereka cukup menarik perhatiannya. Selama ini Ethan terkenal dengan mensterilkan kamarnya dari wanita.

"Kau bersama seorang wanita rupanya" Marcuss tersenyum mengejek "Kalau begitu maafkan aku yang mengganggu waktu kalian. Aku akan kembali mencari Edlyn dan menghukumnya"

Sebelum Ethan menyela, pintu itu tertutup bersama langkah Marcuss yang menjauh.

Sementara itu Edlyn masih belum berani membalikan badannya. Suara Marcuss masih terdengar jelas olehnya meskipun itu hanya suara yang menggema bebas di telinganya. Edlyn memang sedikit bernafas lega namun ketakutannya masih belum hilang.

Sepertinya Ethan masih sibuk dengan bacaannya yang sangat menarik dari pada melihat Edlyn yang di kejar-kejar oleh Marcuss hingga pria itu tak bersuara sedikitpun.

Keadaannya sudah aman. Dia memberanikan diri membuka selimut yang sedikit menutup kepalanya dan menghirup udara sebanyak-banyaknya. Dikejar oleh pria seperti Marcuss membuatnya hampir tak bisa bernafas tenang.

Dan... Wajah yang memerah itu kini berubah menjadi pucat dan matanya melotot tak percaya jika kini Marcuss tengah berdiri di sampingnya dengan tatapan tajam yang menusuk. Setelah pintu itu tertutup dan membawa Marcuss keluar kamar, Edlyn tak mendengar suara apapun lagi. Mungkinkah Marcuss melakukan teleportasi?

Mr.Arrogant ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang