Bagian - 13

59.1K 2.9K 16
                                    

Kehidupan perkawinan mereka berjalan seperti seharusnya. Bersikap dan berlaku layaknya suami istri yang hidup bahagia dalam ikatan pernikahan mereka.

Pribadi keduanya berubah. Tidak ada Edlyn si pemberontak dan keras kepala, tidak ada Marcuss yang suka berteriak, arrogan, pemaksa walaupun terkadang sikap bossynya masih tertanam kuat dalam diri pria itu.

Edlyn menepati apa yang dia ucapkan pada Marcuss, dia berjanji untuk menghormati Marcuss sebagai suaminya. Sikap Edlyn sangat hangat dan terbuka pada Marcuss dan tentu saja sikap itu bertolak belakang dengan apa yang Marcuss lihat sebelum mereka menikah. Edlyn menjadi orang yang penurut. Jika saja Edlyn bisa bersikap seperti itu setiap hari pada Marcuss, mungkin sudah sejak dulu Marcuss menikahi Edlyn tanpa harus melewati berbagai kejadian- yang membuat keduanya beradu urat dan bertukar teriakan.

Marcuss. Pria itu sangat gila kerja namun Marcuss tidak bisa meninggalkan Edlyn sendirian di kamar mereka. Maka dari itu untuk kesekian kalinya dia rela menjadikan kamar mereka merangkap menjadi ruang kerjanya. Dia ingin melihat dan mengawasi Edlyn setiap kali dia mau.

Pernikahan mereka sudah berjalan 2 bulan. Walaupun kadang pertengkaran kecil menghiasi hidup rumah tangga mereka, namun tidak ada lagi Marcuss yang bersikap kasar. Meskipun dia tidak control terhadap teriakannya pada Edlyn, dia akan segera berhenti saat melihat reaksi Edlyn yang sering kali menutup mulutnya saat dia berteriak. Oh ya, ini adalah salah satu pengaruh hormone kehamilan yang membuat Marcuss berkerut kening. Edlyn, isterinya itu akan mual dan berakhir di kamar mandi jika mendengar teriakan Marcuss. Dia sangat sensitive terhadap suara Marcuss yang menurutnya bisa mengaduk isi perutnya itu.

"Edlyn,"

Marcuss sudah duduk disamping Edlyn, dia menghampiri isterinya karena dia tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya. Sejak tadi dia mendengar helaan nafas Edlyn yang terasa berat, seperti sedang menyimpan sesuatu dalam pikirannya.

"Ada masalah, sayang? Kau kenapa?" Edlyn mennggeleng pelan dan mengulum senyum manisnya,

"Tidak ada. Hanya saja aku merindukan rumah lamaku"

Suaminya berkerut kening dan menatapnya tidak suka. Sejak menikah Edlyn tidak pernah membahas rumah itu lagi dan semua yang bersangkutan dengan masa lalunya. Dan saat ini Edlyn membicarakan rumah yang pernah dia tinggali- yang Marcuss sediakan dulu untuk Darrel dan Edlyn.

Melihat reaksi Marcuss yang terdiam membuat Edlyn tertawa, lengannya bergerak mengusap wajah Marcuss.

"Kau sedang berpikir aku akan kabur dan meninggalkanmu lagi?" Edlyn menjeda dan masih tertawa, "aku tidak akan meninggalkan suamiku. Bagaimana mungkin kau berpikiran bahwa aku akan kabur darimu?"

Helaan nafas lega terdengar dari Marcuss. Dia menatap isterinya dengan mata teduhnya. Marcuss lega, Edlyn tidak akan meninggalkannya. Dan mana mungkin Edlyn akan meninggalkannya dalam keadaan hamil seperti sekarang ini? Dia percaya Edlyn tidak akan lagi berbuat macam-macam.

"Aku ingin kita pergi berlibur"

"Liburan ya?" Edlyn mengangguk dengan semangat.

"Keluar negeri?"

"Tidak," Edlyn menyela, "kita pergi berdua kerumah lamaku dan kita akan menghabiskan banyak waktu disana. Hanya berdua, tidak ada Andrew ataupun anak buah dan para bodyguard-mu"

"Itu sedikit tidak aman, aku perlu beberapa anak buahku untuk berjaga di sekitar rumahmu" Marcuss berucap tegas dan seperti tidak setuju dengan apa yang dia dengar dari Edlyn.

"Kita hanya akan berlibur berdua, dan apakah kau tidak bisa memberi mereka waktu untuk menghabiskan waktu tanpa harus mengawalmu kemana-mana? Aku yakin mereka sebenarnya sudah sangat bosan dengan pekerjaan yang setiap harinya seperti itu-itu terus. Biarkan mereka sedikit bebas dan aku jamin mereka tidak akan pernah mengeluh bekerja padamu jika kau menuruti perkataanku"

Mr.Arrogant ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang