4

4.8K 384 5
                                    

Oh astaga. Apa yang kupikirkan saat ini? Soo hyun sadarlah, bukankah kau sudah memiliki calon suami? Tapi, ucapan Donghae oppa tadi siang membuatku kembali memikirkannya.

"Kau tahu, bukan? Aku meninggalkanmu bukan kemauanku. Tapi, karena appa dan eommaku memiliki bisnis di luar negeri dan perusahaannya mengalami penurunan saham. Appaku berusaha mati-matian untuk menaikkan lagi nama perusahaan, syukurlah, Tuhan masih bersama kami. Setahun kemudian perusahaan appa kembali normal dan malah semakin di minati para penanam saham. Dan, kenapa aku tak bisa memberi kabar sedikitpun padamu itu karena aku-- depresi. Aku hampir gila karena aku harus berjauhan denganmu. Aku mengalami depresi akut, Soo hyun-ah. Aku memikirkanmu hingga hampir gila. Kau, sumber pikiranku, Soo hyun-ah. Dan, mendengarmu akan di jodohkan oleh seorang artis K-Pop membuat harapanku pupus. Aku mendapat kekuatan dari orangtuaku untuk menemui saat ini juga. Aku--tidak tau harus mengatakan apa-apa lagi selain aku membutuhkanmu untuk tetap di sisiku. Namun, kau sudah di jodohkan dengan pria yang tampak lebih dariku, membuatku semakin pupus. Aku-- hanya ingin kau bahagia, untuk itu aku datang kembali dan menjelaskan kenapa aku harus pergi meninggalkanmu"

Donghae oppa menjelaskan itu tanpa memberiku waktu untuk menyela ucapannya. Astaga, oppa. Apa yang aku lakukan? Apa 10 tahun lalu aku memainkan perasaanmu? Mengiyakan ucapanmu ketika kau mengucapkan kata cinta padaku? Oppa, maafkan aku. Aku-- benar-benar bingung. Aku melanggar janji kelingking itu padamu.

"Ah, sial!" Erangku frustasi. Apa yang harus kulakukan? Di satu sisi aku sangat senang oppa kembali dan menepati janjinya untuk menjelaskan mengapa ia harus pergi dan satu sisi lainnya aku sangat bingung apa yang harus aku lakukan?

"Ada apa?" Tanya Ga yeon yang baru menampakkan batang hidungnya setelah pergi memesankan makanan dan tak kunjung kembali.

"Ga yeon-ah, apa yang harus kulakukan? Donghae oppa kembali dan--" Ga yeon duduk di hadapanku dan menatapku tajam. Apa arti tatapan itu?

"Kau bodoh" Ucapnya ketus. Apa maksudnya berkata seperti itu?

"Yah!! Ga yeon-ah, wae?" Ucapku yang protes dengan kalimat kasarnya.

"Kau bodoh! Apa yang kau pikirkan 10 tahun lalu, eoh?" Tanyanya sengit. Astaga. Apa dia lupa tentang hal ini?

"Aku lelah menceritakan kembali. Bukankah aku sudah menceritakan semua padamu?" Ujarku yang datar membalas ucapan sengitnya.

"Ya, aku sangat ingat. Soo hyun-ah, aku tau pada waktu itu kau masih di bawah umur untuk mengetahui cinta. Jadi, ketika Donghae oppa mengatakan cinta kau hanya mengangguk dan sebenarnya kau tak mengerti apa itu cinta!" Jelas Ga yeon. Astaga, bocah ini pintar dalam berkata-kata. Um. Tapi ucapan Ga yeon memang benar adanya. Aku tak mengerti apa itu cinta ketika Donghae oppa mengatakan hal itu. Aku, merasa sangat bersalah padanya.

"Lalu, apa yang harus kulakukan? Kau tahu? Donghae oppa hampir gila karena memikirkanku. Dia bahkan harus menjalani penyembuhan. Astaga" Ujarku.

"Kau ini. Bukankah Donghae oppa kembali hanya untuk menjelaskan mengapa ia harus pergi? Dan kudengar, dia ingin kau bahagia, bukan?" Tanyanya. Apa Ga yeon mendengar ucapan Donghae oppa?

Aku mengangguk membenarkan ucapannya. "Apa kau menguping?" Tanyaku di sela pembicaraan serius antara kami.

"Yah! Soo hyun-ah! Seriuslah!" Umpat Ga yeon. Ya. Ya. Aku memang harus serius mengurus hal semacam ini. Ini menyangkut hidup dan kenyamananku, bukan?

"Oke. Oke. Lalu, apa kau ada saran?" Tanyaku.

"Park Chanyeol, apa ketika bersama namja itu kau merasa senang?" Tanyanya memajukan sedikit tubuhnya ke arahku.

Aku berpikir sejenak. Ya. Aku merasa senang di dekatnya. Dia selalu melakukan kekonyolan yang tidak masuk akal dan itu berakhir dengan aku tersenyum bahkan tertawa. Aku senang ia bisa melakukan hal itu padaku.

Gonna Be Roommate (EXO Chanyeol Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang