5

5K 369 2
                                    

Aku tidak tau apa yang salah dengan suasana pagi ini, yang jelas, matahari tidak masuk melalui celah kaca besar di kamar aku dan Soo hyun. Udara juga begitu dingin. Soo hyun menggeliat dan semakin mendekatkan tubuhnya ke arahku, apa dia mencari kehangatan? Aku dengan senang hati memeluknya.

Hh. Aku sudah terbangun sejak lima belas menit yang lalu. Kuhabiskan waktu lima belas menit itu hanya untuk memperhatikan lekuk wajah Soo hyun. Rambutnya yang cokelat, kulitnya seputih susu, mata hazelnya yang tertutup, hidung mancungnya, bibir mungilnya. Astaga, segala sesuatu yang ada di wajah dan di dirinya aku sangat sangat menyukainya.

"Soo hyun-ah" Panggilku pelan. Kuelus surai cokelatnya dan iapun menggeliat.

"Mm. Yeol, kau sudah bangun?" Tanyanya dengan suara khas orang baru bangun tidur.

"Ya. Sekitar lima belas menit yang lalu" Jawabku. Soo hyun tersenyum walau matanya masih tertutup.

"Bangunlah, Nyonya Park. Apa kau tidak bekerja?" Tanyaku. Maksudku, Godaku. Aku berusaha menggodanya dengan mengganti marganya. Hahaha.

"Park. Chanyeol. Jangan. Mengganti. Margaku. Mengerti?" Ujarnya dengan penekanan di setiap kalimatnya. Astaga. Hahaha.

"Mm. Baiklah, Nyonya Park. Tidak lama lagi margamu akan menjadi Park, bukan?" Aku tertawa. Kini Soo hyun menatapku tajam. Astaga, lucu sekali.

Belum sempat ia menjawab, ponselnya berdering. Siapa pagi-pagi begini mengganggu aktifitasku dengannya? Astaga.

Soo hyun menatapku, ia mengucapkan kata 'ibu' tanpa suara. Aku mengangguk dan setelahnya ia mengangkat panggilan itu.

-Ne, ibu, ada apa?-

-.....-

-Tidak apa, bu. Ya. Chanyeol di sampingku-

-.....-

-Pertemuan keluarga? Jam 10?-

-.....-

-Mm, iya, kurasa kami bisa-

-.....-

-Baiklah, bu, aku akan ke sana bersama Chanyeol. Ya. Aku mencintaimu-

Pip.

"Ada apa?" Tanyaku setelah Soo hyun meletakkan ponselnya di atas nakas.

"Keluargamu dan keluargaku mengadakan pertemuan keluarga. Ibu bilang untuk membicarakan soal pernikahan" Ujarnya.

"Benarkah? Wah, aku sudah tidak sabar akan menikahimu, Soohyunnie" Ujarku antusias. Bisa kulihat wajah Soo hyun memerah. Hahaha. Astaga. Anak ini lucu sekali.

"Chanyeol, berhentilah membuat wajahku memerah" Soo hyun memegang pipinya dengan kedua tangannya. "Sebaiknya, kau mandi dan buatkan aku serta Sehun sarapan, jebal, Yeol" Ujarnya. Astaga, apa-apaan dia ini? Kenapa aku yang harus membuatkan mereka sarapan? Ah! Menyebalkan.

"Mwoya? Seharusnya kau yang membuatkan kami sarapan, kau kan wanita" Sargahku.

"Yeol, aku tidak mau Sehun sakit perut karena memakan sarapanku. Kaukan chef-nim, jadi kumohon, hanya untuk sarapan kali ini saja. Jebal?" Ah, dia mengeluarkan aegyonya. Aku tidak bisa menolaknya. Geez.

"Mm. Baiklah" Ujarku pada akhirnya. Apa di pikirannya hanya ada Sehun? Aish.

****

Suasana ruang makan kali ini tidak seheboh tadi malam, Soo hyun hanya berbicara seadanya namun senyum manisnya tak pernah hilang ketika menatap Sehun. Astaga, genit sekali calon istriku.

"Um. Sehunnie, jam 10 nanti kau akan di jemput oleh manager hyung dan pulangnya juga akan seperti itu" Ujarku di sela acara sarapan.

"Wae, hyung? Kenapa aku tidak bersamamu saja?" Tanyanya.

Gonna Be Roommate (EXO Chanyeol Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang