Chapter 3

1.8K 113 1
                                    

Heart

Naruto © Masashi Kishimoto

Warning: Semi Canon. Rated T. Tragedy/Drama.

Pairing: NaruSakuSasu.

Happy Reading guys ^^

.

.

Chapter 3

Ketika Diri Harus Memilih

.

.

Hari kian petang; kicauan burung pengiringnnya telah datang. Mereka bernyanyi-nyanyi merdu tatkala Matahari nyaris tergelincir ke balik pegunungan. Jikalau kau perhatikan lautan, biru lautnya seakan memerah diterpa cahayanya yang merabunkan mata.

Pepohonan yang berdiri kokoh di tengah keramaian kota. Tak berpolusi dan sungguh asri tatkala kau melihat pemandangannya yang begitu hijau. Sekalipun kota itu ramai akan penduduknya.

Desa Konoha—desanya para ninja yang terkenal hebat itu—mulai terlihat lengang. Para penduduk desa mulai kembali ke rumahnya masing-masing. Berniat untuk beristirahat atau bercengkrama dengan keluarga—melepas rindu yang seharian telah lama mengusik mereka.

Dan di sana—di salah satu ruangan di rumah sakit Konoha. Seorang gadis berambut pink terjaga dari tidur lelapnya. Dibuka matanya perlahan. Ia menyipitkan matanya. Menahan sinar merah matahari yang menyusup di celah-celah jendela.

Sakura melihat sekelilingnya. Dia heran karena dia tahu ini bukan kamar tidurnya. Kemudian dia merasakan kehangatan di sekitar kepalanya. Sakura tersentak, bantal yang dijadikannya tempat bersandar memang tidak seempuk bantal di kamarnya. Tapi entah mengapa terasa lebih nyaman. Diarahkan matanya ke samping bahunya. Sebuah tangan merengkuhnya, mengamankan dia dari dingin petang yang menerpa.

Sakura terpana melihat keadaannya. Di manakah dia saat ini? Sakura mengangkat kepalanya perlahan. Barulah rasa keingintahuannya terjawab. Ia melihat ke arah bawah, memperhatikan bantal yang seharian dia jadikan tempat sandaran kepalanya

'Naruto!' hampir saja dia berteriak kencang. Namun dia menutupi mulutnya agar hal itu tidak terjadi. 'Ya Tuhan, kenapa aku bisa tidur di sini? Aku telah mengganggu pasien. Tapi kenapa Naruto tidak membangunkanku?' Sakura bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Di lihatnya Naruto yang tertidur pulas. Wajahnya begitu damai, seakan-akan tidak pernah memiliki beban dalam hidupnya.

Sakura tersenyum. 'Kau memang tukang tidur, Naruto.' Kemudian Sakura membawa tangannya ke rambut landak Naruto. Dirapikannya rambutnya yang berantakan itu. Sakura melakukannya dengan penuh perasaan dan kelembutan. Lalu dibawanya tangannya menelusuri lekuk wajah Naruto hingga ke bawah dagunya. Bentuk wajah Naruto begitu tegas, menunjukkan kedewasaannya. Sakura menyadari bahwa Naruto semakin dewasa semakin tampan.

Kemudian ia perhatikan bibir Naruto yang kering. Bibirnya tipis dan melengkung indah. Jarang sekali lelaki yang memiliki bibir seperti ini. Sakura hendak membelai bibirnya, tapi terhenti di saat ada seseorang yang membuka pintu ruangan.

"Selamat Sore, Naru—" Ternyata itu Hokage Kelima. "Sa—Sakura?! Sedang apa kau di sini?! Kenapa kau naik ke tempat tidur, Naruto! Dia itu pa—"

Sakura langsung memotong kata-kata Tsunade yang nyaris tidak memiliki titik dan koma jika kau mendengarkan omelan panjangnya. "Ma—maaf, Shisou. Kau boleh saja memarahiku tapi Naruto sedang tidur," ujar Sakura pelan.

Tsunade memang hampir akan mengomeli muridnya itu, namun ia urungkan niatnya dan mendekat ke arah Sakura. "Kau harus menjawab pertanyaanku tadi Sakura," ucap Tsunade tegas. Walau ia seorang wanita tapi ia memiliki wibawa yang cukup tinggi.

HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang