HEART Chapter 7
Madara's Attack
Naruto © Masashi Kishimoto
NaruSakuSasu, Semi-Canon, Rated T, Tragedy/Romance. Towards to adventure in the future.
"Selesai!" ucap Sakura lantang sembari tersenyum bangga. Ia berhasil meracik ramuannya untuk Sasuke dan Naruto dalam bentuk bubuk. Ia bersyukur bahwa pekerjaannya selesai lebih cepat dari yang ia rencanakan. Tinggal mengeringkan ramuannya saja.
Sebenarnya ia ingin cepat-cepat kembali ke desa tapi rasa kantuk menghalanginya untuk pulang malam ini. Hampir 10 jam non stop ia memeras otaknya, bereksperimen semalam suntuk. Tubuh dan otaknya memang perlu diistirahatkan untuk mengembalikan staminanya esok.
"Sepertinya aku baru bisa pulang besok pagi,.. Hoaahhmm..." ucapnya sembari menguap.
Sebelum beranjak dari meja, Sakura memandang dua botol—berisi obat di dalamnya—yang sedang ia genggam.
"Akhirnya aku bisa menyelamatkan kalian berdua, Naruto... Sasuke-kun...," ujar Sakura sembari menitikkan airmata. Sakura dulu pernah pernah berjanji pada dirinya sendiri bahwa suatu hari nanti dia bisa menyelamatkan dua orang rekannya tersebut.
Seperti pesan terakhir Chiyo baa-sama kepadanya.
"Sakura, kali ini tolonglah orang yang kau anggap berharga bagimu. Dan bukan nenek sekarat... Kamu mirip sekali denganku. Karena tak banyak perempuan yang memiliki jiwa ksatria seperti itu... Kamu pasti akan menjadi kunoichi hebat melebihi gurumu..."
Dan sekarang ia bertekad untuk menepatinya. Kali ini dia tidak boleh gagal seperti kemarin. Sakura tak mau membayangkan bagaimana kalau hasil racikannya gagal menyembuhkan luka Sasuke dan Naruto. Ia berpikir se-optimis mungkin.
Lantas ia pun melenggangkan kakinya ke tempat tidur yang telah tersedia di laboratorium. Perlahan ia membuka jendela, melihat langit malam yang terlihat pucat, tak menampakkan keindahannya. Tak ada rembulan dan tak ada bintang yang biasa bertaburan. Mengapa malam seakan tak bergembira untuknya? Padahal hatinya kini sedang menanti kebahagiaan di esok hari. Kebahagiaan melihat dua orang yang berharga baginya bisa berkumpul lagi bersama-sama seperti yang telah lama diharapkannya.
Tapi masa depan tak selalu seirama dengan apa yang kita inginkan bukan?
Sakura pun menutup jendela dan segera membaringkan diri di atas tempat tidur. Ia sangat kelelahan dan dalam waktu sekejap saja Sakura langsung pergi ke alam mimpinya.
0o0o0o0o0
Awan nimbus telah datang, tapi masih segan membagi hujan pada bumi yang telah menantinya sejak lama. Ia hanya mendatangkan angin kencang yang mulai berhembus di desa Konoha. Sentuhannya membuat kulit merinding.
Malam itu terlihat lengang, penduduk desa jarang terlihat berlalu-lalang di jalan. Mereka telah kembali ke rumahnya masing-masing sejak pukul 8 malam. Angin kencang yang nyaris bisa disebut sebagai angin ribut itu memang membuat para penduduk enggan keluar dari rumahnya. Suasananya cepat membuat kantuk.
Tapi tidak bagi Uzumaki Naruto. Dia beberapa kali mencoba memejamkan matanya untuk terlelap tapi tidak bisa. Menghitung domba pun tak menghasilkan efek apa-apa. Bisa jadi ia sangat tegang karena operasi 2 jam lagi akan dilaksanakan. Naruto sedikit was was. Takut operasinya gagal atau tak berjalan dengan lancar.
Naruto memandang ke arah jendela. Rasa-rasanya ia ingin melenggang ke sana dan memandang bintang yang biasanya selalu menampakkan pesonanya di kala malam menjelang. Tapi apa daya kakinya tak mampu untuk melangkah. Bisa ia rasakan kedua kakinya lumpuh, mati rasa. Mungkin efek amaterasu yang membuatnya seperti ini. Efek serangan itu memang belum lindap dari tubuhnya. Namun Naruto tak memberitahukannya pada Tsunade karena disembuhkan pun tak ada gunanya. Untuk apa? Toh sebentar lagi ia akan meninggalkan dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART
Fanfiction[BEBERAPA PART DIPRIVATE, SILAKAN FOLLOW DULU :D] Kedua kaki Naruto terbakar dan terancam diamputasi. Lalu keadaan Sasuke lebih sekarat, ia membutuhkan donor jantung. Sedangkan Sakura berusaha mati-matian agar Naruto tidak diamputasi dan ia pun menc...