10

3.1K 146 20
                                    



Heart Chapter 10

Final Chapter : Heart... Jantung.

Naruto © Masashi Kishimoto.

NaruSakuSasu. Semi-Canon. Tragedy.

Italics : Flashback

Bold and Italics : Naruto's Letter

Tsunade duduk di ruangannya dengan perasaan cemas di hati. Berkali-kali ia berusaha menahan gejolak amarah yang menggerogoti otaknya sejak sehari yang lalu. Tapi yang ini lebih parah dari yang sebelum-sebelumnya. Dia ingin marah, dia ingin menangis.

Kemarin sore dia mendengar kabar tidak mengenakkan dari tim Kakashi yang telah menyelesaikan misi mereka. Memang tempat persembunyian Akatsuki tidak jauh dari desa Konoha, sehingga tak heran apabila misi itu berjalan sangat cepat. Tentu saja bukan dalam kategori misi yang sukses dilaksanakan, mengingat mereka tak berhasil membawa pulang Naruto hidup-hidup.

Tsunade dikejutkan dengan kehadiran Pakkun—anjing milik Kakashi—yang memberi kabar kepadanya untuk segera beranjak ke rumah sakit Konoha karena Kakashi sedang menunggunya di sana.

Dan sesampainya di sana, tentu saja dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Kakashi membawa tubuh Naruto yang sudah tak bernyawa di belakangnya. Tsunade nyaris jatuh ke lantai apabila dia tidak cepat-cepat mengontrol emosinya sendiri. Iya juga menahan airmatanya untuk tidak jatuh. Karena dia adalah seorang Hokage yang berwibawa. Tak sepatutnya ia menunjukkan kelemahannya di depan anak buahnya.

Tsunade masih sedikit berharap dengan kejanggalan yang ditemukan oleh Kakashi. Tapi belum sempat ia benafas lega, tiba-tiba ada kabar lain yang membuat ia kaget setengah mati. Muridnya Sakura mengalami syok berat karena peristiwa ini. Meski tak harus dirawat intensif, tetap saja tak membuat Tsunade tak khawatir padanya.

Tsunade termenung sesaat di ruangannya. Ia berpikir apa jadinya kalau Sakura tahu perihal Naruto yang ingin mendonorkan jantungnya untuk Sasuke? Ia berniat untuk tidak memberitahukan pada Sakura perihal itu, dan meminta para shinobi yang mengetahui hal ini untuk tutup mulut.

Tok! Tok!

Lamunan Tsunade buyar ketika didengarnya suara panggilan dari pintu seberang. Ia langsung berdiri. "Masuk."

"Shitsureishimasu, Hokage-sama."

"Ah, Kakashi. Aku sedang menunggumu. Bagaimana hasilnya?"

Kakashi terlihat serius menatap Tsunade. "Lebih baik anda melihat langsung apa yang tim investigasi temukan. Sekalian ada yang ingin saya diskusikan dengan anda."

Tsunade mengatupkan kedua matanya—menarik nafas perlahan—kemudian membukanya lagi. "Baiklah, kalau begitu." Ia dan Kakashi segera beranjak ke rumah sakit Konoha.

0o0o0o0o0

Sasuke berjalan di sebuah tempat misterius yang ia sendiri tak tahu dimana ia berada. Ia melihat ke sekelilingnya. Api merah menari-nari, menjulang menjilat-jilat langit. Menimbulkan warna merah menyala yang memonopoli, tak ada warna lain yang menghiasi kecuali warna bak darah itu. Tempat itu begitu terang, disebabkan oleh api yang berada di sekitarnya.

Di sana berjejer bangunan-bangunan aneh seperti kuil yang bertingkat-tingkat, paviliun-paviliun kecil berornamen burung elang. Tak ada pepohonan, batu, ataupun awan putih. Semuanya serba api. Tapi ada yang aneh dengan tempat ini, meski dikelilingi oleh api, bangunan-bangunan itu tidak hangus terbakar olehnya

"Di mana aku?" Tanya Sasuke pada dirinya sendiri. Ia berjalan ke sembarang arah, karena ia sendiri tidak tahu ke mana kakinya mau melangkah. Hanya jalan setapak yang ia temukan, ia pun memutuskan untuk mengikuti jalan penuh liku itu.

HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang