Chapter 15

5.6K 338 7
                                    

Malam ini Bulan terlihat terang menerangi bumi, menggantikan peran sang mentari. Prilly terlihat sangat lelap dalam tidurnya. mama nya pun telihat sedang berlabuh di dunia mimpinya, yang membaringkan tubuhnya di sofa ruang rawat Prilly.

Kirun melangkah kan kakinya santai di koridor rumah sakit yang tampak sangat sepi, sesekali ia bersiul kecil, seolah sedang bahagia.
Ia berjalan menuju kamar Prilly. dengan hati-hati ia membuka pintu kamar Prilly takut orang yang di dalamnya terbangun, namun betapa terkejutnya ia melihat Prilly yang tengah bersimpuh memeluk kedua kakinya dan mendekatkan dirinya di ke tembok. Prilly menunduk memegangi jantungnya, menahan rasa sakit, segera Kirun menghampiri adiknya.

"lo kenapa ?" tanya Kirun panik

"sssssttt, gw mohon lo jangan brisik, tolong tutup pintunya" suruh Prilly dengan nafas yg terengah-engah. Kirun hanya mengikuti permintaan Prilly. ketika ia kembali ke Prilly,,Prilly sudah menutup mulutnya dengan selimut, berharap erangannya tak didengar oleh mamanya yang tertidur lelap.

"lo kenapa sih? lo tahan bentar, sekarang gw panggil dokter dulu" ucap Kirun penuh kepanik. Prilly menggeleng.

"jangan, lo diem aja, lo disini aja jangan panggil dokter dan jangan ribut, ntar mama bangun, biarin dia istirihat, dia udah terlalu lelah karna gw" ucap Prilly lemah. peluh mulai bercucuran,,sungguh Prilly menahan rasa sakit itu dengan sekuat tenaga.

Kirun menatap nanar adiknya, sungguh ia tak tega melihat adiknya seperti ini, menahan rasa sakit sendirian, tak pernah ada yang tau bagaimana rasanya. Prilly berpegangan pada bagian samping ranjang. ingin sekali rasanya ia bertiak, namun ia terlalu takut mamanya terbangun.

Kirun menarik adiknya kedalam pelukanya, berharap rasa sakit itu bisa ia rasakan juga, agar mampu mengurangi rasa sakit yang dirasakan Prilly.

Prilly mencengkam kemeja Kirun. rasa sakitnya tak kunjung sirna.

"pukul gw, pukul saja gw, kalau itu bisa ngebantu ngurangin rasa sakit lo" ucap Kirun lirih menahan air matanya. Prilly memukul-mukul dada Kirun.

"aaarghh" erang Prilly kecil, air mata dan peluhnya sudah bercampur. Kirun mengeratkan pelukannya.

"tuhan ini terlalu sakit, kapankah rasa sakit ini akan berhenti tuhan ? aku sudah terlalu lelah, aku sudah banyak merepotkan orang lain. jika dengan aku kembali kesisi mu membuat keadaan lebih baik, maka ambil saja aku tuhan, aku sudah siap" batin Prilly dalam sakitnya.

"hentikan tuhan rasa sakit yang di rasakanya, aku mohon. aku tak tahan lagi melihatnya seperti ini menahan rasa sakitnya sendirian. aku tak pernah tau bagaimana rasanya,,yang jelas sepertinya itu sangat sakit, tolong hentikan tuhan" mohon dewi batin Kirun

"lo gk boleh kayak gini prill, gw gk suka lo yang sok kuat, gw sama mama siap kapanpun itu saat lo butuh kami, lo terlalu menganggap diri lo kuat Prill" ucap Kirun. Prilly hanya diam, masih menahan rasa sakitnya, ia memejamkan matanya berharap rasa sakitnya sirna.

Dua jam berlalu, akhirnya rasa sakit itu sedikit demi sedikit menghilang. Prilly mulai tenang, dan mulai menghapus peluh dan air matanya. Prilly mulai melepaskan pelukannya pada Kirun. lalu ia tersenyum menatap wajah kakanya yang begitu khawatir, lalu beralih menatap mamamya yang masih terjaga dalam tidurnya.

"huh alhamdulillah mama gk bangun" ucap Prilly sambil menghapus peluhnya.

"heh bego lo, kenap lo kayak gini ?" tanya Kirun

"maafin gw kak, tdi gw mukul lo, maaf kalau gw ngerepotin lo, kalau lo capek dengan semua ini, jangan hirauin gw" ucap Prilly

"bodoh, trus gw harus diam ngeliat lo kayak tadi itu ah ? jangan lo fikir kalau lo ngerepotin gw, karna gw gk pernah ngerasa direpotin" ucap Kirun tulus

"jangan kasih tau mama, please !" mohon Prilly

"ok, sampe lo kayak tadi lagi dan gk mau minta tolong, semua rahasia lo, gw beberin ke mama" ancam Kirun

"gk akan lagi kak, gw janji" ucap Prilly.

"sekarang lo istirahat" suruh Kirun, Prilly mengikuti perintah kirun, tubuhnya terlalu lelah menahan rasa sakit tadi. ia lebih baik membaringkan tubuhnya dan mencoba berlabuh ke alam mimpinya.

Kirun duduk di samping Prilly, menatap Lekat wajah Prilly yang menutup mata, menatap siluet yang terlihat sangat tenang itu,sungguh ia begitu menyayangi adiknya dan ia begitu takut kalau Prilly benar-benar akan meninggalkanya.

"walau waktu itu pasti akan datang, tapi aku harap waktu itu bukan sekarang tuhan, bukan dalam waktu dekat ini" gumam Kirun.

#tbc

next gk nih ? coment yah beibeh !!!
tapi disuruh commen malah dikacangin hiks hiks sedih hayati

Baca juga ff baru gw judulnya "MIRACLE OF LIFE"
jangan cuma baca, tapi hargai, puji dan seterong (apasih gw)

vote ya beib !!!

BE HAPPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang