Chapter 11

5.8K 327 1
                                    

"obat nyamuk nih gw" sindir Kirun yang masih berada diantara mereka.

  "sejak kapan lo disana ?" tanya Prilly yang sedari tadi tak menyadari kehadiran Kirun.

  "sejak lebaran gorila" ketus Kirun

  "dasar bangasa Gorila" timpal Prilly tak kalah ketusnya.

Ali hanya terkekeh melihat keduanya, tak berniat untuk ikut dalam perdebatan antar saudara ini.

  "mentang-mentang pacar lo disini, gw dicuekin" ucap Kirun

  "abis lo gk keliatan sih, makanya lo cari pacar dong, betah banget lo ngejomblo atau jangan-jangan gk ada yang mau lagi sama lo" ledek Prilly

   "enak aja, sorry ya yang mau sama gw itu banyak yang ngantri, tapi gw aja yang masih milih-milih, tapi udah ada yanh tereliminasi juga sih" jawab Kirun

  "lo fikir ajang pencarian bakat, pakek eliminasi segala, eh udah bisa telat gw lo ajak debat mulu"

"ayok kita jalan honey" ajak Prilly, Ali hanya mengangguk

  "bye jones, baik-baik lo dirumah, selamat malming dan selamat menikmati kesendirian lo" ketus Prilly

  "gw gak sendiri kok, gw bareng mama kale" jawab Kirun

"ya udah, selamat kencan bareng mama" teriak Prilly dan berlalu.

Ali mulai menjalankan Mobilnya. sesekali ia mencuri pandang menatap Prilly.

  "fokusnya ke jalan, jangan ngelirik-lirik gitu" sindir Prilly yang sadar ditatap Ali.

  "mmmmm abis kamu nyuri perhatian aku, kamu cantik banget,,sampe aku gk bisa fokus ke jalan" jawab Ali tersenyum. pipi Prilly bersemu merah.

"apaan sih kamu, mmm kita mau kemana sih ?" tanya Prilly mengalihkan pembicaraan karna malu.

  "nanti kami tau kok" jawab ali santai

  "kamu mah suka banget bikin aku kepo" keluh Prilly

  "makanya jangan kepo, ntar juga kamu tau" ucap Ali. Prilly memanyunkan bibirnya.

  "bibirnya jangan digituin, jadi... " ucap Ali menggantung ucapannya.

  "jadi apa ?"

  "jadi gemes" ucap Ali

  "iiiish fokus tu nyetirnya" jawab Prilly.

 
Tak lama Ali menghentikan mobilnya,,mereka sampai ditempat tujuan, Ali mengajak Prilly turun dari mobil. Prilly terbelalak melihat tempat yang mereka tuju. seolah tak percaya Ali mengajaknya ke tempat ini. Ali mengajak Prilly kesebuah taman hiburan a.k.a  Ancol.

  "gimana ?" tanya Ali

  "li kamu beneran ngajak aku kesini ?" Prilly balik bertanya

  "iya, kamu gak suka ya aku ajak kesini ?"

  "kok kamu tau aku pengen banget kesini ?"

"kan kontak batin kita kuat" ucap ali cengengesan.

  "udah ah, kita masuk yuk, kita naik semua wahana yang kamu mau" ajak Ali. Prilly hanya mengangguk.

  "kita naik apa dulu nih ?" tanya Ali ketika sudah sampai di dalam.

  Prilly nampak menimbang-nimbang "hmmmm terserah kamu aja"

"tornado, berani gk ?" tantang Ali

tunggu Prilly tersadar sesuatu, ini akan membahayakan jantungnya
"gimana kalau kita naik kincir itu aja ?" tanya Prilly sambil menunjuk wahana yang ada di depannya.

"ok" Ali setuju

  Mereka akhirnya naik kewahana itu, mereka menikmati setiap putaran demi putaran. pancaran bahagia dari wajah keduanya benar-benar terlihat jelas. terutama Prilly seolah ia tak punya rasa sakit. tepat diputatan ke 3 wahana itu berhenti, entah kenapa yang jelas ketika wahana itu berhenti, mereka berada tepat di paling atas.

  "kok tiba-tiba berenti sih ?" ucap Prilly sedikit agak takut.

  "mungkin ada yang mau naik di bawah" ucap Ali santai.

   "mmm prill coba liat deh kesana" ucap Ali sembari menjuk kearah jalanan. prilly mengikuti arah tangan ali.

  "indah banget ya kalau di liat dari atas gini"

  "waaaah iya indah banget" ucap Prilly takjub. jalanan jakarta yang terlihat begitu indah dimalam hari, dengan lampu-lampu jalan yang membuatnya semakin menarik, apalagi kalau dilihat dari ketinggian seperti sekarang yang dilakukan ali dan Prilly. setelah beberapa lama akhirnya wahana itu kembali berputar.

  "gimana serukan ?" tanya Ali setelah mereka baru saja turun dari wahana tersebut.

  "banget honey, mmm honey sekarang kita naik komedi putar yuk" ajak Prilly yang tiba-tiba tertarik dengan wahana komedi putar.

  "ayok" ali menyutujui. merekapun naik wahana itu. wahana itu mulai berputar. senyum bahagia tak pernah lepas dari bibir tipis Prilly begitupun ali.

  beberapa saat setelah wahana mulai berputar. tiba-tiba ada yang janggal dengan jantung Prilly, kini jantung berdetak lebih cepat.  rasa sakit mulai menggerogoti tubuhnya. ia memalingkan wajahnya, memegangi dadanya, Prilly menggigit bibir bawahnya mencoba menahan rasa sakit, ia tak peduli bibirnya akan berdarah jika terus ia gigit, yang ia tahu hanya menahan rasa sakit itu dan tak menunjukannya pada ali.

  "kenapa ini ? kenapa tiba-tiba rasa sakit ini datang ? padahal gw selalu minum obat dengan teratur dan kenap harus sekarang ?lo salah besar, lo datang disaat yang benar-benar salah. ini bukan waktu yang tepat. apa gk bisa lo datang ketika kebersamaan gw sama ali sudah usai ?" batin Prilly seolah bertanya pada rasa sakit itu

  "aaaaarghh kenapa harus sekarang ? gw gk larang lo buat gk sakit, hanya saja jangan sekarang" teriak batinya dan ia meremas dadanya. Ali melihat perubahan sikap Prilly.

  "kenapa ?" tanya Ali

  "ah mmm gak apa-apa kok" ucap Prilly terbata, ia menahan rasa sakit dan mencoba terlihat biasa agar Ali tak curiga.

  "bener ?" tanya ali memastikan

  "iya" jawab Prilly

  "please berhenti sekarang, gw mohon" teriak dewi batinya. rasa sakit kini benar-benar menggetogoti tubuhnya, namun ia tetap mencoba menahannya.

  tak beberap lama mereka menyudahi bermain wahana itu dan turun, Prilly tetap mencoba biasa menahan rasa sakit dengan terus mencoba memaparkan senyum termanisnya.

  "mau naik apa lagi ?" tanya Ali antusias

  "mmmm apa ya ?"

  "tapi kamu seneng kan ?"

  "iya aku seneng banget, aku boleh peluk kamu gk honey, soalnya aku bahagia banget" ucap Prilly

  "sini" ucap Ali menarik Prilly kedalam pelukanya.
"kamu gk perlu minta izin, karna tubuh ini milikmu sayang" ucap Ali. Prilly menenggelamkan wajahnya kedalam dada bidang ali, mungkin dengan cara ini Prilly membunyikan rasa sakitnya agar tak terlihat oleh Ali.

Prilly mengeratkan pelukanya, ingin sekali rasanya saat ini ia mengerang, namun itu tak mungkin. ia semakin menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit, berharap rasa sakit ini cepat hilang walau hanya sementara, Namun nihil rasa sakit itu semakin menjadi seolah terus dengan cepat menggerogoti tubuhnya, dadanya mulai sesak, nafasnya mulai tersenggal, kepalanyapun mulai sakit. sungguh ia tak mampu lagi menahan rasa sakit itu, kesadarannya mulai menurun dan
"bruuuuuuk" tubuhnya ambruk, kakinya tak mampu lagi menahan bobot tubuhnya. Ali amat sangat terkejut tak tau apa yang terjadi....

#tbc

Next ? vote please
maaf banyak typo dan gaje

comment yaw

BE HAPPYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang