Semilir angin pagi yang sangat menyegarkan itu kini menerpa pori-pori kulitku. Sebagian rambutku yang tergerai rapi bahkan sekarang sudah beterbangan sesuai dengan irama angin yang ada. Aku menghirup udara segar ini sembari memejamkan mata sebentar, sungguh nikmat Tuhan yang tidak ada bandingannya. Kupercepat laju jalanku di koridor sekolah menuju kelas karena teringat piket kelas hari ini. Beberapa siswa yang mengenaliku menyapaku yang kubalas dengan hal serupa.
"Saniaaa" teriak seseorang dari belakang yang sudah ku ketahui pasti siapa rupa dan wujudnya."Lo kok gak nungguin gue sih?" ujar Gio padaku yang saat ini sudah berada dihadapanku.
"Malah ngelamun"cibirnya.
"Sorry, gue kan pagi ini piket. Nunggu lo lama-lama bisa telat gue." Jelasku padanya.
"Oh iya ya, hehe"
"Becanda kali.Haha"aku tertawa geli melihat raut wajahnya yang mulai kusut.
Di perjalanan seperti biasa kami mengobrol sambil sesekali saling mengejek sambil terus mengayuhkan sepeda kami hingga sekarang sudah masuk ke parkiran sepeda di sekolahku.Parkiran sepeda di sekolahku terbilang lebih sepi daripada parkiran di depannya yang terisi motor atau mobil-mobil yang cukup mahal untuk kalangan pelajar.Memang sekolahku ini hampir semua muridnya adalah anak-anak orang kaya yang masih suka membandingkan kekayaan orangtuanya kecuali aku mungkin,hehe.Tapi kaya saja tidak cukup untuk masuk sekolahku ini.Mereka juga harus punya otak cerdas untuk bisa masuk sekolah ini.Lumayan baguslah kebijakkan sekolahku ini.
Aku melihat motor sport putih melintas di depanku.Melihat motornya saja,sudah membuat jantungku memompa lebih cepat dari biasanya.Si pemilik motor memarkirkan motornya di parkiran motor lalu membuka helmnya,mulai menampakkan wajah tampannya.Dan itu membuat jantungku ingin copot seketika.Kelvin Anggara nama cowok itu.Cowok paling famous seantero SMA Harapan Bakti ini,cowok jago basket dan matematika,cowok tampan yang setengah tahun terakhir ini membuat hatiku kebat-kebit sendiri.Dia melengos pergi bersama teman-temannya yang sudah menunggunya sedari tadi tanpa melirikku sama sekali.Berpikir apa kamu Sania?kamu menginginkan dia melirikmu?dalam mimpipun bahkan tidak Sania."Saniaaaaa"teriak Gio di telingaku.Apa-apaan sih Gio ini?
"Apasih?kok teriak-teriak?"tanyaku sewot.Siapa yang tidak sewot kalau diteriaki seperti itu sampi telinga ini rasanya jantungan.
"Lo dipanggil dari tadi ga nyaut.Udah bel ini.Ayo kita ke kelas"ujarnya lalu berjalan ke koridor sekolah.Aku sedikit berlari ingin mensejajakan langkahku dengannya.
"Gio,tungguin aku"Aku sedikit berteriak.Aku takut terlambat masuk ke kelas,apalagi koridor mulai sepi.Tapi memangnya tadi Gio memanggilku?aku tidak mendengar apapun.Ah,aku tau.Sedari tadi mungkin aku sibuk memandangi Kelvin.Yeah, the effect of Kelvin .
***
Aku tengah makan di kantin berdua bersama Dinda,teman sebangkuku.Setelah bel istirahat berbunyi aku langsung menyeretnya ke kantin,karena aku sungguh lapar.Pak Anton,yang tak lain adalah guru Matematika kelasku,tadi memberikan soal yang cukup menguras otak sampai membuat perutku berbunyi.Fyi,aku itu sangat tidak suka pelajaran Matematika.Berbanding terbalik bukan dengan Kelvin yang sangat jago Matematika.Dia bahkan pernah memenangkan olimpiade Matematika antar provinsi tapi tidak dengan olimpiade Matematika seindonesia.Aku miris melihat diriku yang sangat jauh berbeda level dengannya dalam masalah otak.Dari situ saja sudah terlihat,bahwa aku tidak cocok bersamanya.
Aku meneguk air mineral dari botol minumanku.Aku terbatuk seketika,ketika melihat dia berjalan memasuki kantin bersama seorang temannya."Lo gapapa San?"tanya Dinda,aku menoleh ke arah Dinda,dia terlihat khawatir.
"Hah?nggak aku gapapa.Cuma tersedak aja"jawabku sembari tersenyum tipis meyakinkannya.untung saja aku tidak menyemburkan air minumnya.Kalau sampai iya,bisa malu aku.
"Oh iya deh.Hati-hati makanya"ujarnya.Aku tersenyum untuk menanggapi nasihatnya,lalu memfokuskan mataku kembali ke arah samping kanan.Kelvin dan temannya yang kuketahui namanya Chiko sudah duduk di meja yang terhalang 3 meja yang sekarang aku tempati.Banyak yang mencuri pandang ke arahnya,ada juga yang sengaja lewat di depannya untuk sekedar say 'hello' atau bergenit-genit ria yang di tanggapi dengan senyuman ramahnya.Aku mendengus pelan melihat tingkah cewek-cewek genit itu.Semua yang menggodanya adalah cewek.Ya,iyalah.Emang cowok mana yang mau ngegoda cowok? yang ada cowok-cowok Harapan Bakti iri terhadapnya.Tapi ternyata persepsiku salah ketika seorang cowok melewatinya dan melambaikan tangan ke arahnya sambil mengedipkan sebelah matanya.Aku meringis ngeri melihatnya.Sementara Kelvin hanya menggaruk-garuk tengkuknya,mungkin merasa risih?Ya ampun,cowok jadi-jadian pun terpesona dengannya.
"Dipandangin mulu Kelvinnya"goda Dinda tiba-tiba.
"Pelanin suara kamu Din"aku mengomel sambil memelototkan mataku padanya.Suara Dinda ituloh,udah kayak toa.Dinda terkekeh.
"Makanya jangan cuma di pandangin doang.Samperin gih."ujarnya menantangku.
"Ogah ya.Aku masih punya harga diri"ucapku tegas.
"Harga diri lo tinggi banget.Sampe dianya udah di sosor duluan tuh sama Charlotte"Aku menoleh ke arah yang ditunjukkan Dinda.Benar saja,Charlotte yang tak lain adalah ketua klub dance Harapan Bakti sekarang tengah duduk di meja yang sama dengan Kelvin dan Chiko,sesekali mereka bercanda,sampai Kelvin mencubit pipi tirus Charlotte.
Charlotte,cewek blasteran Amerika yang cantik dan mempunyai tubuh indah dengan pinggang rampingnya dan kaki jenjangnya,walaupun aku juga mempunyai kaki jenjang yang hampir menyamainya akibat sering mengayuh sepeda kesayanganku,hanya saja aku sedikit lebih berisi.
Back to topic,di sekolah ini, selain dia adalah ketua klub dance sekolah ini,selain dia mempunyai wajah cantik dengan tubuh indah,dia juga merupakan pacar dari seorang yang jenius disekolah ini yang tak lain adalah Kelvin Anggara.Dan itu artinya aku mencintai cowok yang sudah mempunyai pacar.Anggaplah aku ini cewek bodoh atau tidak punya otak karena telah mencintai seseorang yang telah dimiliki orang lain.Tapi hati kita memilih siapa,siapa yang tahu?hati kita menginginkan siapa,siapa yang tahu?tidak ada yang tahu,sekalipun diri kita sendiri.Karena cinta itu selalu datang tiba-tiba."Hei,lo gapapakan San?"tanya Dinda lagi mengalihkan lamunanku.
"Sorry,gue gak maksud"ujarnya merasa bersalah.Aku tersenyum tipis padanya.
"Gapapa kali.Biasa aja.Udah biasa juga kok"ucapku sambil kembali memakan makan siangku.
"Beneran nih?"tanya Dinda lagi.Dinda ini adalah satu-satunya orang yang mengetahui perasaanku pada Kelvin,padahal aku tidak pernah bercerita padanya.Dia itu sangat peka terhadap lingkungan sekitarnya.
"Aku gapapa Dinda,asal..."aku menggantungkan kalimatku.
"Asal apa?"tanyanya penasaran.Aku tersenyum miring.
"Asal traktirin makananku"ujarku bersemangat.
"Wooooo.Itu sih mau lo."Dinda menyorakiku.Aku tertawa lepas.
Yah,setidaknya ini bisa mengalihkan perhatianku dari sepasang kekasih yang selalu menampakkan kemesraannya itu.Tahukah kamu saat seseorang yang kamu suka bahagia bersama orang lain dan menjadi milik orang lain?jika ada yang tahu,tolong beritahu aku.Karena aku tidak tahu jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pencinta Rahasia
Teen FictionBaginya mungkin aku hanya sekedar butiran upil yang terabaikan dan tidak dia pedulikan.Baginya mungkin aku tidak berarti sama sekali.Baginya mungkin aku tidak terlihat.Tapi tidak bagiku,bagiku dia adalah segalanya.Mata dan hatiku akan selalu tertuju...