PART 12

827 57 4
                                    

Hari sudah menunjukan pukul lima sore. Tak terasa sudah tiga jam aku dan dirinya berada di rooftop ini. Matahari pun mulai bersembunyi malu-malu di balik awan sehingga hanya meninggalkan sinarnya tapi tidak dengan teriknya yang sekarang sudah tergantikan dengan angin sepoi-sepoi. Aku melihat dirinya yang masih terlihat sibuk dan serius mengerjakan soal bilangan kuantum yang kuberi. Seketika senyumku mengembang melihatnya yang benar-benar serius ingin belajar sesuatu yang tidak dia mengerti. Jarang sekali cowok seperti Kelvin.

"Nih, coba lo periksa lagi deh!"senyumku musnah dan aku sedikit salah tingkah ketika melihatnya mendongak dan memberikan bukunya untuk aku periksa. Dia menatapku dengan penuh harapan. Aku mulai memeriksa jawaban-jawaban yang ia kerjakan, dari mulai bilangan kuantum utama, azimut, magnetik sampai bilangan kuantum spin. Seketika senyumku mengembang lagi yang membuatnya menatapku heran.

"Bener semua."ada kelegaan yang kulihat ketika aku mengatakan itu lalu dia tersenyum. Bagaimana tidak lega, dari tadi pasti ada saja kesalahan angka maupun kesalahan cara pengerjaannya sehingga membuat jawabannya selalu salah.

"Yeah,akhirnya gue bisa selesein itu soal. Jadi gak perlu rempong-rempongan lagi sama buk Rita. "katanya sambil memasukan buku dan peralatan tulis ke dalam ransel abu-abu miliknya lalu berbaring-menjadikan tangannya sebagai bantalan-di lantai rooftop ini, aku juga menselonjorkan kakiku yang terasa pegal akibat sedari tadi duduk bersila. Aku melirik ke arahnya, kulihat matanya terpejam sejenak lalu terbuka lagi.

"Thanks ya."Kelvin memiringkan kepalanya ke arah kanan sambil tersenyum lebar padaku yang kubalas dengan anggukkan dan senyuman tipis.

"Kalo kamu berusaha pasti kamu bisa"

"Iya,itu juga berkat lo." ujarnya masih tersenyum.

Kuatkan hati hamba Tuhan. Melihat senyumannya seperti itu selalu membuatku merasa geer dan membuat jantungku ingin meledak seketika. Uh, it's sound too lebay Sania.

"Balik yok! udah sore."tiba-tiba ia beranjak dari pembaringannnya-menepuk-nepuk pakaiannya yang sedikit kotor akibat debu-lalu menjulurkan tangannya ke arahku?dia menjulurkan tangannya ke arahku untuk aku raih?aku menatapnya, hanya menatapnya.

"Lama deh ya,udah sore,nanti keburu gerbangnya di kunci kali"katanya lagi sambil terkekeh dan menarik paksa tanganku sampai aku berdiri. Walaupun memaksa tarikan tangannya di tanganku tak terasa kasar,malah cenderung lembut. Dia sudah sedikit berjalan,buru-buru aku menggapai tasku yang masih tergeletak di lantai dan menyampirkannya di pundakku. Pipiku terasa panas ketika kulihat tangannya masih menggenggam pergelangan tanganku. Tuhan,bolehkah sekarang aku meminta agar waktu berhenti barang sejenak?

*****

Aku dan Kelvin sampai di parkiran yang sudah sepi. Kulihat hanya sepedaku dan motor putih dirinya yang masih berada di parkiran ini. Wajar saja, jam segini siswa mana yang masih mau berada di sekolah? Apalagi ini hari senin, tidak ada satupun kegiatan ekstra kulikuler yang di laksanakan pada hari ini. Karena hari senin adalah hari yang mempunyai jam sekolah paling lama di antara yang lainnya, sehingga banyak siswa yang tidak mau jika salah satu jadwal ekstra kulikuler mereka berada pada hari yang sering di sebut monsterday oleh sebagian itu. Aku tertawa sendiri, mengingat julukan yang di beri pada hari senin itu. Padahal menurutku hari senin biasa-biasa saja, tidak ada sesuatu yang menyeramkan di dalamnya.

"San" suara Kelvin yang masih berada di sampingku terdengar bersamaan dengan lepasnya tangan kanan dirinya di pergelangan tanganku. Rasa hangat yang menjalar di tanganku seketika hilang begitu saja bersamaan dengan perasaan kehilangan yang menyeruak dalam hatiku. Apa kamu berharap tangan yang sering menggenggam tangan perempuan lain itu lebih lama lagi menggenggam tanganmu Sania? Ah kamu sudah gila Sania, bahkan perempuan itu saja sekarang sudah menjadi temanmu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pencinta RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang