"Gio,temenin aku dong ya.Please"rengekku pada Gio yang sekarang masih asik dengan permainan PSnya tanpa menghiraukan aku yang sedari tadi merengek padanya meminta di temani ke pesta ulangtahun Charlotte.
"Nggak ah,ngapain sih kesana?emang lo di undang"tolaknya lagi.
"Ya di undanglah.Makanya aku minta kamu temenin."lagian aku juga terpaksa kali Gi,lanjutku didalam hati.
"Sekali nggak tetep nggak.Lo baru kenal juga udah main sksd gitu sama anak orang"cibirnya yang matanya masih terfokus pada layar tv di hadapannya yang sedang menampilkan permainan smackdown dengan karakter John Cena yang tengah bergulat dengan Brock Lesnar.Jangan tanya kenapa aku tahu nama para pemain smackdown itu,karena berteman dengan Gio membuatku ketularan Gio yang menyukai acara tv yang menampilkan orang-orang dengan badan besar dan kuatnya itu.Malah sering aku bermain PS dengan Gio hanya untuk bermain permainan smackdown dalam PS itu,walau berakhir dengan kekalahan yang aku dapat.Tapi aku tetap mau bermain jika Gio mengajakku bermain,entah itu di rumahnya atau di rumahku dengan memakai PS bang Dipta.Tapi tidak untuk sekarang,seketika aku ingin membanting PS itu dan membumi hanguskan permainan itu karena dari tadi Gio tidak serius menanggapi permintaanku untuk menemaniku pergi ke acara Charlotte malam nanti.Memang sih banyak juga temanku yang akan pergi ke acara itu dan ada juga yang mengajakku pergi bersama,tapi aku ingin pergi bersama Gio.Tapi Gio malah tidak menggugu permintaanku.
"Bukannya sksd.Pokoknya temenin aku"
"Nggak"
"Temenin.Titik."
"Nggak.Titik"
"Aku bilang tante ajadeh"ancamku.Tapi Gio tetap tak mau sekedar mengatakan 'ya' untuk memenuhi permintaanku.Aku beranjak dari kasurnya lalu melangkah keluar kamarnya.
"Tanteeee"teriakku sambil menuruni anak tangga rumah bergaya minimalis ini.
"Saniaaaaa"tedengar teriakkan frustasi Gio dari dalam kamarnya.Haha,kena kamu Gio.Aku tetap menuruni anak tangga dengan santai tapi ketika aku berbalik dan mendongak ke atas aku mendapati Gio yang mungkin ingin mengejarku.Buru-buru aku berlari ke arah ruang keluarga rumah Gio yang sudah kuhafal dengan baik letaknya.Aku berlari menghampiri tante Ela,mama Gio yang sedang duduk di sofa sambil menonton tv.
"Tanteee"buru-buru aku duduk di sebelah beliau sambil menyembunyikan kepalaku dibahunya.
"Sania,kenapa?"tanya tante Ela heran.
"Gio tuh tan"tunjukku pada Gio yang sekarang sudah berada di hadapan kami berdua.Tante Ela memutar kepalanya untuk melirik Gio.Sementara yang dilirik malah memandangku dengan tatapan kesalnya.Aku memeletkan lidahku ke arahnya yang membuat dia makin terlihat kesal.
"Kenapa sama Gio?ngerusakin barbie kamu lagi?"tanya tante Ela sambil menyengir lebar.Ah,si tante.Masa itu terus yang di ingat,itu kan udah lama banget.Delapan tahun lalu,kok masih di ingat.Sekarang,boro-boro main barbie yang ada malah aku geli dengan boneka berbentuk manusia cantik itu.Entah kenapa.Padahal kata mama dulu aku paling suka bermain boneka barbie.
"Bukan tan,ih.Itu masa Gio nggak mau nemenin Nia ke acara ulangtahun temen Nia,padahal temen Nia itu temennya Gio juga"aduku pada beliau.Tante Ela langsung memberikan tatapan peringatannya pada Gio.
"Gio,temenin Sania atau uang bensin kamu mama setop satu bulan"ancam tante Ela.Yes,berhasil.
"Ma,tapi kan...."
"Nggak ada tapi-tapian.Kamu aja sering minta Nia anterin kamu kesana-kemari,jangan begitu dong."ceramah tante Ela.
"Tuh dengerin"kataku sambil mengangguk-anggukan kepalaku.Gio mendengus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pencinta Rahasia
Teen FictionBaginya mungkin aku hanya sekedar butiran upil yang terabaikan dan tidak dia pedulikan.Baginya mungkin aku tidak berarti sama sekali.Baginya mungkin aku tidak terlihat.Tapi tidak bagiku,bagiku dia adalah segalanya.Mata dan hatiku akan selalu tertuju...