Tiada lagi hal yang paling menyenangkan saat kamu merasa bosan karena guru sejarahmu yang mengajar seperti menina bobokan muridnya dan bel pulang sekolah pun segera berbunyi.Aku sangat suka itu.Waktunya pulang dan berbaring di kasur.Entah mengapa hari ini aku sangat malas sekali.
"San,temenin gue lagi ya latihan basket"Gio menghampiri mejaku lalu duduk di bangku Dinda yang sudah tak berpenghuni,karena penghuninya sudah keluar kelas terlebih dahulu.
"Latihan basket?"tanyaku.
"Iya,temenin gue kayak biasa"jawabnya lagi.Aku baru teringat.Klub basket sekolahku selalu latihan sepulang sekolah di hari rabu.Aku mengangguk secepatnya.Kami pun berjalan keluar kelas.
Ini bisa jadi kesempatanku untuk memandangi kelincahan Kelvin di lapangan.Jarang sekali aku bisa memandanginya sepuas-puasnya kecuali di hari rabu seperti ini.Haha.
Ini juga berkat sahabatku yang berada dalam klub basket yang sama dengan Kelvin.Gio salah satu pemain inti yang lumayan jago juga bermain basket,tapi tentunya Kelvin lebih jago dong ya.Hanya saja aku lihat mereka berdua kurang akur.Entah kenapa dan sebenarnya aku juga kurang perduli sih.Aku kurang suka mencampuri masalah orang lain,termasuk masalah sahabatku.Kecuali kalau mereka sendiri yang mau cerita sama aku.Kami sudah sampai di lapangan basket terbuka yang sudah lumayan ramai dengan anak basket.Tapi aku belum melihat Kelvin sama sekali.Kemana dia?apa dia tidak ikut latihan?Aku duduk di pinggir lapangan.Sementara Gio masih berdiri.
"Gue ganti baju dulu yah"ucap Gio yang kujawab dengan anggukkan kepala.
"Jangan lama ya"kataku sedikit berteriak.Aku sedikit risih duduk dipinggir lapangan seorang diri.Sebenarnya ada juga sih beberapa cewek yang duduk bersama di pinggir lapangan,mungkin mereka menunggu pacarnya.Tapi beda denganku,tak ada yang menemaniku sekarang.
Dulu awal-awal,aku malah jarang mau di ajak oleh Gio untuk menemaninya.Tapi karena sudah terbiasa seperti sekarang,juga karena kasian padanya yang harus pulang ke rumah sendiri mengayuh sepedanya,jadilah aku selalu menemaninya setiap hari rabu sampai sore.Dia saja rela mengganti kendaraannya menjadi sepeda untuk pergi ke sekolah hanya untuk menemaniku,masa aku tidak mau sekarang menaninya bermain basket.
Di pinggir lapangan ini jugalah pertama kalinya aku jatuh hati pada Kelvin,saat menemani Gio seperti biasanya.Dulu awal masuk SMA aku tidak mempunyai rasa apapun pada Kelvin,tapi lama kelamaan karena sering menemani Gio,aku jadi lebih sering memikirkannya dan mulai jatuh hati padanya.Dan aku yakin perasaanku pada Kelvin ini hadir karena terbiasa.Terbiasa melihat dirinya."Hai,boleh gue duduk bareng lo?"ujar seseorang di samping kananku.Aku mendongak.Ya ampun,Charlotte?aku gak mimpikan?angin apa yang bikin Charlotte pengen duduk bareng aku?emang sih dia terkenal baik dan ramah.Tapi aku gamauuu.
"Hello,gue ganggu ya?"tanyanya lagi.
"Hah?oh,enggak kok.Boleh,duduk aja"jawabku sedikit kaku dan tidak sepenuhnya mau dia duduk di sebelahku.
"Nama lo siapa?"tanyanya lagi.
"Sania"jawabku.Tuh kan.Dia aja gak kenal sama aku.Kalian tahu itu artinya apa?aku tidaklah seterkenal dia yang jika disebutkan namanya saja orang-orang seantero Harapan Bakti langsung tahu dia itu siapa.Dia sangat cocok bersanding dengan Kelvin.Sama-sama terkenal.
"Oh.Sania,lo gak ada niat nanya nama gue siapa gitu?"tanyanya lagi sambil tersenyum cantik sekali.Oh guys,dia suka banget bertanya deh kayaknya.
"Aku tau kok.Nama kamu Charlotte kan?"kataku.
"Semua orang juga tahu kali.Charlotte,anak kelas 11.IIS2,ketua klub dance,pacarnya Kelvin Anggara cowok paling terkenal di Harapan Bakti"sambungku sambil tersenyum padanya.Di kalimat terakhir yang aku ucapkan hatiku terasa di tonjok oleh Paige pemain WWE.
"Haha.Lo terlalu berlebihan.Kita gak seterkenal itu kok."Charlotte merendah.Aku hanya tersenyum kecut,memandang ke depan.
"Lo nungguin siapa disini?kayaknya gue sering ngeliat lo di lapangan hari rabu.Tapi guenya baru ada niatan kali ini buat nyapa lo"tanyanya lagi dan lagi.
"Aku nungguin Gio"jawabku.
"Fagio Putra?Pacar lo?"
"Bukan.Dia sahabat aku"kataku.
Aku melihat Gio yang sudah mengganti baju seragamnya dengan baju basketnya datang menghampiri kami,tapi sepertinya mukanya sangat tidak enak dipandang.Kusut.Kenapa dia?padahal tadi dia masih mengejekku ketika kami turun dari lantai 3 menuju lapangan.Aku melihat Gio melirik sinis ke arah Charlotte,sementara Charlotte yang dari tadi banyak bertanya ini itu sekarang malah membungkam mulutnya,dan memainkan ponselnya.Ada apa
ini?"Gio"panggilku
"Hmm?"tanyanya mengalihkan perhatiannya dari Charlotte padaku.
"Orang udah mau mulai tuh."ucapku.
"Oh,iya.Yaudah deh,gue titip ini ya."ujarnya lalu memberikanku tasnya dan berlari ke arah lapangan yang sebelumnya matanya melirik sinis lagi pada Charlotte.
"Beb,kamu kok disini?"tedengar suara seseorang dari belakang yang langkah kakinya mulai terdengar mengampiri kami.
"Eh,iya Vin,disini teduh daripada di tempat biasa.Gapapa kan?"bukan ini bukan suaraku.Tapi suara Charlotte.
"Gapapa.Terserah kamu aja,yang penting kamu nyaman."jawab Kelvin disertai cengirannya.Oh mesra sekali Kelvin ini.Ya,Kelvin cowok yang aku suka.Dan ya ampun,dia berada di hadapanku saat ini.
"Bisa aja.Oh iya kenalin.Ini Sania temen baru aku.Dan Sania kamu udah tau kan siapa dia.hehe"Charlotte memperkenalkan.Kelvin memandangku sambil tersenyum ramah yang membuatku meleleh.Karena itu adalah senyum pertama kalinya setelah setengah tahun dia mengisi ruang hatiku.Dan apa-apaan ini,sepertinya pipiku memanas.Blushing?norak sekali kamu Sania.Dia hanya tersenyum biasa,bukan mengatakan kata-kata romantisnya seperti barusan kepada Charlotte.
"Gue Kelvin"dia mengulurkan tangannya.
"Sania"ucapku menjabat tangannya sebiasa mungkin karena sekarang jantungku sudah berdegup sangat kencang melebihi biasanya.
"Vin,cepetan"teriak salah seorang dari lapangan yang di jawab dengan acungan jempol olehnya.
"Beb,aku kesana dulu ya."pamitnya pada Charlotte yang dibalas Charlotte dengan senyuman dan lambaian tangannya,sementara padaku dia hanya tersenyum ramah lagi.Oh,Kelvin.Bisakah kamu tidak tersenyum pada seseorang yang sangat menyukaimu?itu membuat jantungku sangat kacau.
Aku lumayan suka membaca.Dan aku bepikir kenapa aku cuma membaca aja?kenapa gak coba nulis.Dan akhirnya aku nyoba nulis di wattpad,yah walau gak sebagus author terdahulu.Mudah2an kalian suka.Ini tuulisan pertamaku di wattpad.Mohon partisipasinya.Aku butuh komen dari kalian siapapun yang baca cerita aku.Biar aku bisa memperbaiki cerita aku.Makasih,buat kalian yang sudi baca cerita beginiannya aku.Slam kenal :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pencinta Rahasia
Teen FictionBaginya mungkin aku hanya sekedar butiran upil yang terabaikan dan tidak dia pedulikan.Baginya mungkin aku tidak berarti sama sekali.Baginya mungkin aku tidak terlihat.Tapi tidak bagiku,bagiku dia adalah segalanya.Mata dan hatiku akan selalu tertuju...