"Sania,bangun"sebuah suara penuh kelembutan itu mampu membuatku terjaga dari tidurku yang nyenyak. Pasti itu mama. Mataku masih belum mau terbuka,karena sinar matahari sepertinya sudah menembus dari balik jendela yang pastinya menembus karena tirainya mungkin sudah di buka oleh mama.
"Sania,bangun dong. Udah jam 8 masa anak gadis belum bangun. Harusnya anak gadis itu bangun pagi-pagi,bantuin orangtuanya,"ceramah mama pagi-pagi sambil menarik tanganku sehingga sekarang aku berada di posisi duduk.
"Mah,ini masih pagi. Lagipun kan hari minggu mah"racauku sembari membuka mata. Silau,itulah yang kurasakan saat membuka mata. Aku mengerjapkan mataku sebentar,mencoba melawan sinar matahari itu.
"Pagi dari hongkong,udah jam 8 ,kamu masa kalah sama abangmu. Abangmu tuh udah seger,udah mandi,nyuci mobil,nyiram bunga."hih si abang, yang terakhir keliatan ngondek banget kali ya.
"Yaudah deh mah aku bangun"pasrahku.
"Nah gitu dong,sekalian mandi. Asem banget"hina mama padaku sembari drama menutup hidungnya lalu. keluar kamar sambil cekikikan. Jiwa muda mamaku itu loh,gak nahan. Walaupun beliau sudah berumur tapi beliau masih tetap terlihat muda,tak jarang orang menganggap kami adik-kakak. Entah aku harus bangga mempunyai mama yang awet muda atau harus berkecil hati karena mukaku yang mungkin ketuaan. Tapi tak jarang juga orang menganggapku yang sudah kelas dua tingkat SMA ini menganggapku masih SMP. Berati mukaku gak keliatan tua dong,hihi. Eh,kok jadi mikir itu yah? Ah lebih baik aku bergegas mandi daripada nanti mama mengomel lagi.
*****
Setelah selesai mandi,cepat-cepat aku pergi ke dapur untuk membuat sereal kesukaanku dan membawanya ke ruang tv. Disana ternyata ada kedua orangtuaku juga yang tengah duduk di sofa sambil menonton berita di tv."Pagi pah,mah" aku menyapa keduanya sambil duduk di karpet berwarna merah yang digelar di tengah ruangan tv,lalu memakan sereal kesukaanku.
"Pagi sayang,tuh kan wangi kalo udah mandi kayak gitu. Keliatan seger,iya nggak pah?"ucap mama yang di akhiri pertanyaan untuk papa.
"Iyaa,Sania emang seger karena udah mandi beda sama mamanya,masih bau kecut"ujar papaku sambil tertawa lebar,yang dihadiahi cubitan oleh mama.
"Oh jadi mama belum mandi?"kepalaku berbalik menghadapnya. Memberi serangan balik. "Tadi nyuruh aku mandi cepet-cepet" cibirku pada beliau.
"Hehe,itukan karena mama harus beres-beres rumah dulu. Lagian kan kamu anak muda,harus lebih cepet dong mandinya daripada orang yang udah tua."tuturnya.
"Tapi kamu juga keliatan muda kok yank. Iya kan Nia?mamamu ini masih keliatan muda?" goda papaku pada mama yang sekarang sudah memunculkan semburat merah di kedua pipinya. Aku hanya bisa mengangguk sambil menahan tawaku.
"Diem kamu mas,gara-gara kamu nih,Nia tahu kan kalo aku belum mandi"rajuk mama. Tidak jarang aku melihat adegan pertengkaran kecil antara kedua orangtuaku. Hal ini biasanya terjadi karena papa yang selalu menggoda mama,dan mama dengan sikap sok ketusnya yang menanggapi semua godaan papa. Daripada pusing melihat keduanya aku memfokuskan diriku kembali pada tayangan tv yang sekarang sudah berubah menjadi tayangan infotaiment.
"Loh yank,kok di pindahin sih tv-nya?"suara papaku terdengar lg
"Tv-nya masih disini kok,gak dipindah kemana-mana"jawab mama sarkasme.
"Itu tayangannya,mas lagi nonton berita loh"
"Biar aja,kalo mau nonton berita sana aja di kamar"
"Tapi aku maunya nonton sama kamu"
"Gombaal"ucap mama tersipu malu lagi.
"Lama-lama aku disini kayak obat nyamuk tau nggak pah?"tanyaku lalu pergi dari hadapan dua orang abg tua yang sedang di mabuk cinta. Aku pergi ke dapur,meletakan mangkuk bekas makanku lalu kembali lagi ke kamar untuk sekadar membereskan tempat tidurku. Sesudah semuanya beres aku duduk di bangku yang ada di depan balkon kamarku sambil mengotak-ngatik semua applikasi yang ada di hpku. Sungguh,hari minggu ini aku merasa sangat bosan. Ingin aku mengajak Gio main tapi sepertinya dia masih merajuk karena kejadian semalam saat aku yang katanya membela Kelvin. Sedangkan Dinda,dia pasti sedang menghabiskan waktu dengan pacarnya di hari minggu seperti ini. Memang kurang beruntung nasibku hari ini.
Setelah berkutat dengan hpku selama hampir duapuluh menit,sebuah pesan dari nomor tak dikenal masuk ke dalam hpku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pencinta Rahasia
Teen FictionBaginya mungkin aku hanya sekedar butiran upil yang terabaikan dan tidak dia pedulikan.Baginya mungkin aku tidak berarti sama sekali.Baginya mungkin aku tidak terlihat.Tapi tidak bagiku,bagiku dia adalah segalanya.Mata dan hatiku akan selalu tertuju...