PART 4

1K 70 2
                                    

Dear Diary,
Kalau saja sesuatu yang bernama cinta itu bisa memilih,kalau saja sesuatu yang bernama cinta itu bisa berbalas,dan kalau saja sesuatu yang bernama cinta itu bisa musnah dalam sekejap mata.Tentu cintaku untuknya tidak akan semenyakitkan ini.Dan kalau saja diriku yang bodoh ini tidak terlalu banyak berharap,tentu cinta ini tidak akan membuatku seperti orang idiot.Dan orang idiot ini telah mencintai orang yang salah bernama Kelvin Anggara.

Ku curahkan isi pikiran dan hatiku di buku kecil berwarna hijau bermotif bunga-bunga kecil yang sangat menyegarkan mata bernama diary itu.Saat aku mengingat kejadian rabu kemarin.
Childish?kuno?mungkin kalian akan berpikir aku seperti itu.Tapi percayalah,seseorang tidaklah selalu bisa mempercayai orang lain begitu saja dengan menceritakan apa yang sedang dirasakannya,apalagi masalah perasaan.Termasuk aku.Walaupun sebenarnya aku adalah orang yang cukup terbuka.Seperti pada Gio,Dinda atau abangku.Hanya saja untuk masalah perasaan,aku tidak bisa mempercayai mereka.Entahlah,rasanya aku lebih nyaman menceritakannya di buku diaryku yang baru kupelihara semenjak aku jatuh cinta pada cinta pertamaku,Kelvin.Fyi,Kelvin it's my first love.Aku lebih nyaman tidak mengumbar perasaanku begitu saja.Aku lebih nyaman merahasiakannya.Dan membiarkan diriku menjadi pencinta rahasia seorang Kelvin Anggara.
Kecuali di dalam buku diaryku.Dalam buku itu sungguh aku terlihat seperti wanita genit yang sering menuliskan kata cintanya untuk seorang yang dia cinta.
Tapi tidak mengapa bagiku,karena mungkin dengan satu-satunya cara inilah aku bisa melegakan perasaanku.Menyembuhkan sesak yang sering kurasakan akibat pengharapan yang terlalu tinggi.Pengharapan bodoh.Tapi sebodoh-bodohnya pengharapan itu,sayangnya tidak membuatku berhenti berharap bahwa suatu saat Kelvin bisa saja membalas cintaku.Ya,aku masih belum berhenti berharap,dan aku masih akan mencintainya untuk saat ini dan entah sampai kapan.Mungkin aku akan berhenti mencintainya ketika aku sudah lelah sendiri dengan perasaan terpendamku.

Kudengar suara dari pintu kamarku yang terbuka,menampakkan abangku di balik pintu bercat putih itu.Aku segera menutup diaryku.
"Ketuk pintu dulu dong bang,kebiasaan"kataku sambil melirik pada abang semata wayangku.Abangku ikut berbaring di sebelahku,menarik bantal yang sedang kupakai.
"Bang,jangan rusuh di kamar orang dong"ujarku kesal,menarik kembali bantalku yang ditarik bang Dipta sembarangan.
"Ah elah,pelit amat sih"gerutu bang Dipta sambil mengambil bantal lain yang ada di dekatnya.
"Bodo"kataku.
Hening sejenak diantara kami,hanya ada deru nafasku dan deru nafas bang Dipta tentunya.Tentu saja bang Dipta kan masih hidup,kalau sudah mati,barulah dia tidak bernafas.Eh,kok jadi ngomongin mati sih?hush,biar rese begini bang Dipta adalah abang yang baik,sayang kalo dia mati.Eh?
"Ngapain kesini bang?"tanyaku memecah keheningan.Kumiringkan kepalaku kearah samping agar dapat melihat bang Dipta.Kebiasaanku yang harus melihat mata lawan bicaraku ketika sedang berbicara.
"Gue mau curhat nih dek."bang Dipta terlihat bersemangat.
"Curhat apaan?udah kayak cewek aja,mainnya curhat-curhatan."cibirku padanya.
"Terserah pendapat lo apa deh ya Sania,adek abang yang paling jelek dan gak laku sedunia.Pokoknya gue lagi jatuh cinta"curhatnya padaku sambil mengejekku.What the fuck?dia datang padaku untuk curhat tetapi disisi lain dia juga menghinaku?abang tidak tahu diuntung.
"Heh Dipta Pratama,lo mau curhat sama gue atau mau ngajak ribut?"tanyaku.Keluarlah lo-gue yang hampir tidak pernah aku gunakan saat berbicara dengan orang lain kecuali saat aku merasa kesal.
Bagaimana tidak kesal dikatai seperti itu oleh orang yang sama yang juga membutuhkanmu untuk menjadi teman curhatnya?hanya Dipta Pratama yang memperlakukanku seperti itu.Lagipula dengan tinggi 167 disertai berat badan 48 ,rambut lurus panjang sepunggung,kulit kuning langsat seperti peremuan asia pada umumnya,mata hitam pekat dan hidung mancung,banyak orang yang bilang kalau aku manis.Beberapa malah ada yang mengatakan aku cantik,tapi jauh lebih cantik Charlotte.Tuh kan jadi inget Charlotte.
"Ya elah.Gue becanda kali dek.Lo cantik kok.Sania adek abang yang cantik.Tapi sayang,fakta gak lakunya gak bisa diilangin,karena lo emang gak laku kan?hahaha"bang Dipta tertawa menyebalkan.Tapi memang benar sih,aku belum pernah pacaran barang sekalipun.Tapi bukan berarti aku tidak laku karena beberapa temanku pun ada yang pernah menyatakan rasa sukanya padaku dan aku tidak pernah mau menerimanya.Karena prinsipku adalah mencintai dan dicintai.Bukan hanya dicintai.
Tetapi sekarang ketika aku mencintai,orang yang kucintai malah tidak mencintaiku.Mungkin karma,dari orang yang pernah kutolak cintanya.Hidup penuh drama.
"Gue bukan gak laku.Cuma males aja ngejalin hubungan.Lagian kata mama jangan pacar-pacaran,nanti dosa"alasanku.Cukup logis bukan?
"Alibi lo dek.Yaudah deh terserah.Balik ke topik nih.Gue lagi jatuh cinta sama seseorang"infonya lagi.
"Iya aku udah tau."kataku,kembali mengubah gaya bicaraku.
"Hehe.Gue mau nembak tu cewek"infonya lagi.
"Yaudah tembak aja"aku membalikkan tubuhku menjadi telungkup.Mau nembak cewek aja rempong.Tinggal tembak,sekali tembak juga itu cewek pasti mau sama bang Dipta.Bang Dipta selain baik dia juga cakep dan gayanya keren,siapa coba yang gamau.
"Jangan tidur"perintahnya.
"Ngomong aja aku dengerin"
"Biasanya gue nembak cewek pake bunga atau boneka tapi cewek yang ini lain daripada yang lain.Menurut lo bagusan mana?"tanyanya.
"Dua-duanya gak jaman.Pake berlian aja.Biar gak mainstreem"saranku mulai memejamkan mata.Kantuk sepertinya telah menyerangku,padahal kulihat tadi masih jam 9 malam.
"Gue kan masih kuliah.Kerja aja belom.Lo pikir bokap bakal ngasih gitu?berlian mahal dek."gerutu bang Dipta.
"Yaudah,nembaknya nunggu pas abang udah kerja aja."saranku asal.
"Kelamaan.Jadi harusnya apa dong?"tanyanya lagi,tapi tidak kuhiraukan.Mataku sangat berat dan sepertinya aku sudah tertidur.Tapi sebelumnya aku mendengar gerutuan bang Dipta.

"Yah elah,jam segini udah ngebo"entah kenapa aku tidak bisa membalas gerutuannya itu,mungkin aku sudah benar-benar terlelap.

******

"Lo udah tau belum?kemarin Kelvin sama Charlotte berantem?Iyakan Ra?"ujar seorang siswi pada teman-temannya yang sedang duduk di bangku koridor kelas saat aku baru saja ingin menaiki tangga,tangga itu terletak di sebelah kelas entah kelas berapa itu,tapi sepertinya kelas 10,karena berada di lantai satu.Aku berhenti sebentar di tangga pertama,mencoba mendengar percakapan mereka.
"Iya bener.Di Gardena Cafe.Gue sama Disa kemarin disana juga.Mereka berantem sampe si Charlotte ditinggal Kelvin"ujar salah seorang lainnya sepertinya,karena suaranya berbeda.
"Ih,sayang deh.Mereka kan sweet couple"
"Iya,gue pengen banget padahal bisa kayak mereka"
"Kalo gue sih pengen gantiin posisi Charlotte,dan jadi pacar Kelvin deh."
"Huh mau lo"
"Mimpi lo ketinggian"
"Awas jatuh"
"Asal jatuhnya ke hati Kelvin aja"
"Huuuuu"

Begitulah percakapan mereka yang kudengar,saling bersahutan seperti para burung yang sedang mencari teman di pagi hari.
Aku buru-buru kembali melangkah menaiki anak tangga menuju kelasku.
Lama-lama aku jadi seperti penguping.Walau tadi saja sepertinya aku sudah bisa dibilang penguping.Tapi jangan salahkan aku,aku tidak berniat menguping,aku hanya ingin tahu apa yang mereka katakan.
Tapi tadi mereka mengatakan Kelvin dan Charlotte bertengkar?entah mengapa otomatis bibirku tertarik ke atas membentuk senyum kebahagian.Pertengkaran mereka membuatku bahagia?
Astagfirullah.Aku cepat-cepat membungkam mulutku dengan tangan kananku.Berbahagia diatas penderitaan orang itu dosa Saniaaaa.


Makasih yang udah mau baca cerita ini :)
Btw walau aku baru bgt,viewers di cerita ini juga masih level cincay bombay bgt.Ceritanya jg gak bagus2 amat.Aku gak naif pengen vomentnya readers yg baca cerita ini(songong ya aku,mending kalo ceritanya bagus).
Gapaa deh,yg penting mudah2an readersnya suka ya.Amin :)

Pencinta RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang