PART 10

940 67 9
                                    

Suara bising yang memekakan telinga sedari tadi masih belum berhenti menghentakan seisi ruangan yang sekarang sudah berubah menjadi remang-remang dan hanya di isi oleh cahaya dari lampu kerlap-kerlip yang berubah-ubah sesuai dengan irama musik.
Kebanyakan orang sudah berada di lantai dansa ballroom hotel mewah ini.Meloncat-loncat,mengangguk-anggukan kepala dan menggoyangkan badan sesuai irama musik beat yang sedang di putar saat ini.

Kulihat tepat jam 8 para guru yang di undang oleh Charlotte ke acaranya ini pulang,mungkin ke rumahnya masing-masing.Dan tepat pada saat itu pula acara ulang tahunnya ini berubah menjadi seperti acara anak nakal.Bukannya munafik,tapi itulah kenyataannya.Minuman beralkohol di keluarkan oleh para pelayan,lampu yang tadinya menerangi ruangan besar ini berubah menjadi lampu yang sering dipakai di diskotik seperti yang kulihat dalam sinetron yang sering bang Dipta tonton,dan para teman Charlotte menjadi lebih energik dengan turun ke lantai dansa,walau rata-rata siswa sekolahku juga dan itu menurutku tidak wajar,rata-rata dari mereka mungkin berumur 15-18 tahun.Dan jelas saja itu terbilang masih di bawah umur.Walau dari yang sering kudengar dari pembicaraan orang-orang disekolah,teman-teman Charlotte memang anak-anak keren terkenal yang kaya dan suka dengan sesuatu yang berbau kesenangan seperti dunia gemerlap ini,tapi tetap saja mereka masih berstatus pelajar,sama sepertiku.Apa Charlotte juga menyukai hal seperti ini?tapi kulihat dia perempuan yang baik,sedari tadi ketika acara berubah menjadi acara dugem juga aku tidak melihatnya di lantai dansa.Tapi ini kan pestanya juga,kemungkinan besar dia yang mengatur semua acaranya.

Ah entahlah,rasanya aku seperti orang bodoh.Duduk sendiri di sofa panjang memperhatikan kelincahan orang-orang berjas dan bergaun itu sambil menunggu Gio yang tak kunjung kembali yang pamit untuk mengambil minum.Ngomong-ngomong soal Gio,sesudah dari kami menyalami Charlotte tadi dia terlihat dingin dan irit bicara.Aku rasa memang ada sesuatu di antara mereka.Tapi apa?

"Kayanya lo salah kostum deh"seseorang membuyarkan lamunanku dengan suara yang terdengar merdu di telingaku dan membuat jantungku berdebar.Aku mulai hafal dengan suara ini.Aku menoleh ke samping,di sampingku ternyata sudah ada Kelvin yang tersenyum tipis dengan segelas kecil cairan bening di tangan kanannya.Alkoholkah?atau air mineral?Tapi tadi dia bilang apa?salah kostum?

"Ah iya,aku salah kostum"tukasku cepat menutupi rasa maluku sembari membetulkan letak cardiganku dan menyampirkan helaian rambut yang membuat risih di sekitar wajahku ke belakang telinga.Kulihat Kelvin tersenyum tipis.Senyum yang sangat aku sukai.

"Sendirian aja?gak gabung disana?"tunjuk Kelvin pada sekumpulan orang yang sedari tadi kupandangi.

"Enggak.Aku nggak suka"

"Jadi lo disini aja dari tadi?"

"Iya.Lagi nunggu Gio juga"jawabku sedikit tersedat.Kuperhatikan wajahnya,terlihat suram,jas formal yang tadi di pakai di bahunya kini tidak lagi terpasang.Menyisakan kerah kemeja putih yang dua kancing teratasnya terbuka dan lengan kemeja yang di gulung sampai ke siku.Kelvin kenapa?

"Oh."balasnya pendek sambil memandang lurus ke depan sana.

Sekarang kurasakan beberapa pasang mata di depan sana tertuju ke arah kami,membuatku risih dan memberikan jarak lebih banyak antara aku dan Kelvin.Walau sebenarnya aku lebih senang berada lebih dekat dengan Kelvin.Tapi aku harus tahu posisi,Kelvin sudah mempunyai pacar.Lantas apa kata orang,ketika mereka tengah sibuk di lantai dansa aku malah duduk berdua dengan Kelvin.Memang kami tidak melakukan apa-apa,tapi tetap saja,kepala orang sama hitam,apa yang ada di dalamnya memang sama?tidak.

"Itu alkohol?"tanyaku memecah keheningan antara aku dan Kelvin ketika dia meneguk isi dalam gelas yang di pegangnya itu.Musik yang berdentum dan memekakan telinga rasanya kalah dengan keheningan yang tercipta di antara aku dan dirinya.

Pencinta RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang