Sebal itu ketika kamu sedang di paksa abangmu untuk menemaninya pergi ke luar rumah.Sebal itu ya Dipta Pratama.Aku tidak tahu si Dipta akan membawaku kemana,yang pasti saat ini sungguh aku mager sekali.Dan jangan salahkan aku ketika aku tidak memanggilnya dengan embel-embel bang.Karena dia membuat moodku turun sedrastis-drastisnya.
Bagaimana tidak baru saja aku pulang sekolah,bahkan tas pun masih tersampir di bahuku dia sudah menyeretku meminta ditemani makan di luar,untungnya mama sedang berada di rumah tetangga sebelah,jadi beliau tidak tahu tentang kelakuan anak sulungnya yang lebih memilih makan di luar dan merengek pada adiknya daripada memakan masakan yang sudah di buat oleh ibunya dengan alasan bosan dengan masakan mama.Dasar Dipta tak tahu di untung,padahal opor ayam yang bertengger di meja makan tadi adalah menu kesukaannya,dan oh God abangku ini tidak tahu capek apa?dengan kebiasaanku yang selalu memakai sepeda ke sekolah harusnya dia mengerti dong kalau aku capek."Jangan cemberut gitu dong"bujuknya.
"Gimana gak cemberut?gue capek tau bang,lo makan di rumah aja apa susahnya sih"kataku sebal sendiri.Sekarang kami sudah berada di mobilnya yang juga sudah melaju membelah jalanan kota.
"Kan gue udah bilang,lo ganti aja sepeda butut lo itu sama mobil yang dikasih papa.Biar gak capek.Lagian itu mobil sayang kalo gak dipake."sekarang abangku malah mengalihkan pembicaraan.
"Gausah ngalihin pembicaraan deh.Gue mau tidur,percuma nolak permintaan lo.Nggak bakalan mempan."kataku akhirnya.
Aku memang beneran mau tidur.Karena semalam aku kurang tidur gara-gara memikirkan senyuman Kelvin itu,dan pelajaran di sekolah pun full , tidak ada yang bolong sama sekali yang menyebabkan aku tidak bisa tertidur barang sebentar saja.Dan mudah-mudahan jalanan macet dan abangku memilih tempat makan yang lumayan jauh,jadi aku bisa tidur lumayan lama.
Tapi semua hanyalah mimpi.Tidak sampai setengah jam mobil rupanya berhenti yang langsung membuatku membuka mata.Silau dan sedikit pening yang kurasakan.Aku melihat ke keluar jendela,rupanya sekarang kami ada di halaman L'CheeseFactory Cafe.Salah satu kafe yang terkenal dengan menu dessert-nya.Aku pernah beberapa kali mengunjungi kafe ini,karena aku adalah salah seorang penyuka segala hal berbau keju,selain itu kafe ini juga sangat nyaman dengan kombinasi warna ungu lembut dan putih di dalamnya juga tak lupa furniture minimalis serta pernak pernik yang menempel di dinding yang membuatnya semakin terlihat nyaman.Dan percayalah dessert di kafe ini patut di coba semuanya,dari mulai red velvet,cheese cake sampai miles crepesnya.Eh kok aku jadi terlihat seperti SPG yang sedang menawarkan dagangannya?dan saking memikirkan menu l'cheese yang menggiurkan aku sampai lupa bahwa di sebelahku ini masih ada orang yang membuatku sebal.Tapi tak mengapa,rasa sebalku sekarang sudah menguap dengan sendirinya ketika mendapati bang Dipta ingin makan disini.Pokoknya aku akan membuat dompet bang Dipta tipis,setipis mungkin.Haha.Katakan aku adik yang jahat,aku tidak peduli.Siapa suruh selalu saja memaksaku untuk menuruti keinginannya.
"Bang ayok turun"kataku menyenggol lengannya."Hah?oh iya ayok."katanya. terlihat gugup.
Kami pun beriringan memasuki kafe.Ketika memasuki kafe bang Dipta terlihat menoleh ke sekitar kafe.Seperti mencari orang.
"Cari siapa sih bang?"tanyaku penasaran ketika kami tengah duduk di salah satu sudut kafe.
"Temen"kata bang Dipta,lalu matanya mencari-cari seseorang lagi.
"Janjian?"tanyaku lagi.
"Iyaa,lo pesen aja dulu.Gue tau lo suka banget dessert yang ada disini"tukasnya sambil memanggil pelayan.Ah,rupanya abangku ini tidak semenyebalkan yang aku duga.Bang Dipta cincahkuuu.
"Satu slice nuttela hokkaido miles crepes ,satu slice newyorkcheese,banana cheese waffle sama greentea honey squash."kataku mengakhiri pesananku dengan senyuman pada pelayan yang kira kira unurnya di atas tiga tahun dariku.Lalu si mbaknya beralih pada bang Dipta yang menatapku ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pencinta Rahasia
Teen FictionBaginya mungkin aku hanya sekedar butiran upil yang terabaikan dan tidak dia pedulikan.Baginya mungkin aku tidak berarti sama sekali.Baginya mungkin aku tidak terlihat.Tapi tidak bagiku,bagiku dia adalah segalanya.Mata dan hatiku akan selalu tertuju...