Tak terasa, sekarang Liam sudah umur 7, dan dia makin pintar bermain sepakbola dan juga bernyanyi.
Suatu hari, pelatih Rizky bertanya padanya, "Liam, kau mau ikut tim sepakbola?"
Liam agak bingung waktu itu. Dia tidak mengerti maksudnya. "Kan semua sepakbola pasti tim pak!"
"Hehehe... maksudnya itu kau akan selalu ikut bertanding kalau ada pertandingan sepakbola. Tim yang ikut bertanding disebut tim inti, tapi lebih sering disingkat menjadi tim saja."jelas pak Rizky.
"Aku tidak mengerti pak! Apa bisa lebih jelas?"tanya Liam lagi.
Pak Rizky sekarang bingung sendiri bahasa yang bagaimana yang mudah dimengerti oleh Liam. Jadi dia menjawab, "Tanyalah Matthew, atau Jerry! Mereka ikut tim, dan pasti bisa menjelaskan seluruhnya kepadamu."
Liam mengangguk. Lalu pak Rizky pergi, dan Liam berlari menghampiri Matthew. Lalu dia menanyakan tentang maksud tim dan tim inti. "Oh! Itu sih mudah Li! Jadi, tim inti akan lebih sering lagi latihannya dibandingkan kalau kau ikut klub. Kalau klub latihannya kan seminggu sekali, tapi kalau sudah masuk tim inti, latihanmu akan menjadi 3 kali seminggu. Gunanya ya itu, supaya kalau ada pertandingan, kita sudah siap untuk bertanding. Maksudku, sudah ada cukup pengertian tentang sepakbola dan anak - anak makin pintar bermain."jelas Matthew panjang lebar. Kali ini Liam mengangguk mengerti. Matthew bertanya lagi, "Memang kenapa kamu bertanya tentang itu?" "Aku ditawari pak Rizky untuk masuk tim inti, "katanya. "Baguslah! Ikut saja! Itu sangat asik loh!"bujuk Matthew. Liam mengangguk dan berkata, "Akan kutanyakan pada orang tuaku." Setelah berjanji seperti itu, Liam pergi.
Sesampainya di rumah, Liam langsung menceritakan seluruh kejadian di sekolah pada ibu dan ayahnya. Mereka mengangguk mengerti dan akhirnya ibunya angkat bicara. "Sepertinya lebih baik tidak usah, karena nanti nilai pelajaranmu akan menurun." Liam langsung sedih mendengar jawaban itu. Tapi ayahnya berbeda pendapat, "Kenapa tidak usah? Menurutku kamu boleh ikut kok, Li, asal berjanji nilaimu takkan menurun." "Tapi kalau benar - benar menurun bagaimana?"tanya ibunya lagi. "Begini saja! Kita lihat perkembanganmu selama seminggu. Maksudnya, apakah nilaimu menurun atau tidak. Kalau tidak, kau boleh melanjutkan di tim, tapi kalau iya, kau harus bergenti bermain di tim." Ibunya mengangguk setuju mendengarnya. Liam pun berjanji, "Baiklah! Nilaiku takkan menurun! Dan aku akan memainkan sepakbolaku yang terbaik untuk kalian!" Setelah itu mereka bertiga berpelukan, bahagia sekali!
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSTOPPABLE Liam Payne
Fanfictionini adalah fanfiction pendek nya Liam James Payne. bagi fans Liam atau Liamer, kalian akan suka dengan cerita ini yang menceritakan perjuangan Liam dalam mencapai mimpinya menjadi penyanyi sekaligus pemain sepakbola! enjoy this story! satu lagi, cer...