Tidak Semudah Yang Dibayangkan

128 4 0
                                    

Hari ini Liam akan mengikuti latihan tim. Inilah latihan tim pertamanya. Sekarang sedang pemanasan. Lalu 5 menit kemudian, berlari mengitari lapangan. Liam tidak kaget sama sekali waktu diberitahu harus mengitari lapangan 10 kali. Padahal biasanya hanya 5 kali! Tapi Liam merasa dia cukup kuat untuk mengitari lapangan segitu banyaknya.

Tapi setelah 6 putaran, Liam sudah sangat lelah. Rasanya tidak bisa lari lagi karena kakinya sakit sekali. Ternyata berlari di tim tidak semudah yang dibayangkannya! Tapi Liam bukanlah anak yang mudah menyerah. Dia terus berlari perlahan - lahan sambil menahan sakit. Akhirnya selesai juga 10 kali putaran. Liam langsung minum sebanyak - banyaknya sampai air di botolnya tinggal seperempat!

Matthew dan mendekati Liam. Mereka Jerry tidak terlihat capek sama sekali. "Kalian tidak capek?"tanya Liam. "Tentu saja tidak. Karena kita sudah terbiasa berlarian seperti ini."jawab Matthew. Jerry mengangguk. "Liam, kamu harus berusaha bertahan kalau mau bermain di tim. Karena bermain di tim jauh lebih berat daripada ikut klub saja."jelas Jerry. Liam mengangguk. "Tentu saja aku takkan menyerah!"

Sekarang mulai latihan menjaga bola. Pak Rizky menjelaskan terlebih dahulu, "Kalian harus bisa melakukan gerakan yang membingungkan lawan! Kalau lawanmu sudah kebingungan, majulah! Mengerti?" "Mengerti, pak!"jawab anak - anak serempak.

Pak Rizky mengajarkan hal yang paling mudah dalam menjaga bola. Pertama, letakkan kaki di atas bola. Lalu, dengan gerakan cepat geser bola itu ke kanan, lalu ke kiri! Jadi lawan akan bergerak ke kanan, tapi kita bisa terus maju lewat kiri, pikir Liam. Tapi di tim pun Liam bermaun sebagai kiper atau penjaga gawang. Dick yang awalnya kiper utama digeser posisinya menjadi kiper cadangan.

"Oke! Sekarang praktekan teknik tadi satu per satu, lalu langsung menembak ke gawang! Sekarang berhitung mulai 1 sampai 3 dulu!"perintah pak Rizky. Lalu anak - anak mulai berhitung 1 lalu 2 lalu 3 dan kembali ke 1 lagi. Setelah samua berhitung, "Baiklah, yang menyebut 1 ke sebelah kiri, 2 di tengah, dan 3 di kanan. Liam, kau jaga bagian tengah! Dick di kiri dan Kenzo di kanan!"perintahnya lagi. Semuanya menurut. Pak Rizky terkenal sebagai orang yang tegas, sehingga tak ada yang berani membantah.

Pak Rizky mengambil beberapa traffic cone dan meletakkannya di tempat tertentu. Pertama di antara barisan murid dan gawang, tiap barisan satu. Lalu di antara gawang sebelah kanan, tengah dan kiri, maksudnya sebagai batas gawang. Lalu dia menjelaskan bahwa traffic cone yang ada di tengah bagaikan lawan mereka. Setelah semua mengerti dan Liam, Kenzo dan Dick, ketiga kiper siap dengan sarung tangan mereka, latihan tahap pertama dimulai.

Para pemain melakukan tugas dengan baik, hanya Liam saja yang tak berkutik. Bola yang ditembakkan teman - temammya begitu cepat melesat hingga dia tidak sempat beraksi untuk menangkapnya. Bola pun seringkali mengenai mukanya atau perutnya. Rasanya sakit sekali! Tapi dia terus berdiri lagi, berjuang untuk mempertahankan gawangnya. Dick dan Kenzo pun tak pintar menangkap bola, tapi sepertinya saat itu masih lebih baik daripada Liam. Liam sendiri heran kenapa dia dipilih menjadi kiper utama. Dia begitu kewalahan menjaga gawangnya dan berkali - kali terlentang di tanah, terutama pada giliran Max. Max adalah kapten sekaligus penyerang tengah tim. Tembakannya sangat keras dan sering mengenai perut Liam. Itulah yang membuat Liam kelelahan, kewalahan dan kesakitan. Dia bahkan sering mengerang kesakitan dengan keras.

Ternyata ini sulit, pikir Liam.

UNSTOPPABLE Liam PayneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang