My Life

8.6K 443 13
                                    

Tulisan miring : Flashback
Tulisan tebal : Percakapan di telepon

Kuroko no Basket © Tadatoshi Fujimaki
Story © Riri-Kiku

Note : Bila ada kesamaan alur harap maafkan Riri karena kebetulan semata.

Bila Anda Fujoshi/Fudanshi silakan membacanya.

Bila Anda tidak suka atau malah benci yaoi silakan klik tombol 'back'.

Pairing : Oreshi!Akashi x Kuroko

Mungkin sedikit OOC

#######################################

~Kuroko's POV~

"APA KATAMU?!?!"

Aku yang saat itu masih berumur 8 tahun tersentak mendengar suara ayahku yang berteriak histeris dari ruang pemeriksaan. Aku mencengkram erat buku dongeng 'The Ugly Duckling' yang kubawa dan menyembunyikan wajahku dibalik sampul belakang buku tersebut.

"Maaf, Kuroko-san. Tapi hasil tes darah dari laboratorium tidak pernah bohong, kecuali jika diagnosa yang saya berikan salah."akupun mendengar suara dokter berambut hijau (aku sempat mengingat warna rambutnya) yang memeriksaku beberapa saat yang lalu.

"Tidak... Tidak mungkin Tetsuya mengidap kanker getah bening! Tidak, tidak, tidak!"seru Ayah yang semakin histeris.

"Shhh, tenanglah Sayang. Nanti Tetsu-kun dengar..."aku mendengar suara lirih Ibu berusaha menenangkan Ayah. Suasana sempat hening selama beberapa menit sampai kudengar Ibu bertanya kepada dokter.

"Stadium berapa?"tanya Ibuku.

"Masih stadium awal, tapi kami sarankan agar segera melakukan pengobatan agar tidak melalui kemoterapi."jawab dokter tersebut.

"Tapi obat untuk kanker itu banyak dan mahal! Kami tak-"kata-kata Ayah terpotong oleh suara berat.

"Karena itulah kami yang akan membiayainya."

Aku yang mulai mengayun-ayunkan kedua kakiku sembari terus memegang buku dongeng menerka-nerka suara siapa itu.

"A-Akashi-san!"seru Ayahku.

"Panggil saja aku Masaomi, Haru. Toh kita sudah saling kenal sejak dulu."ucap suara bariton yang sempat memotong perkataan Ayah tadi.

"Tapi, mengapa Anda sampai repot...?"tanya Ibuku. Kali ini sebuah suara yang lembut menjawab.

"Sei-kun cerita tentang teman sekelasnya yakni Tetsu-kun. Dia selalu mengamatinya. Katanya Tetsu-kun punya stamina yang lemah dan nafsu makan yang sedikit. Makanya ketika kami dengar kalau Tetsu-kun ijin tidak masuk dia memaksa untuk pergi ke rumah sakit sepulang sekolah. Tadi ketika Sei-kun mendengar kalau Tetsu-kun punya kanker dia langsung berlari begitu saja..."jawab suara lembut tersebut.

"Hai."

Aku tersentak kaget dan mendapati seorang anak berambut dan bermata merah crimson tengah menatapku sambil tersenyum lembut. Tunggu, kalau tidak salah dia itu...

"A-Akashi-kun?"tanyaku.

"Iya ini aku, Kuroko."jawab Akashi-kun sambil mempertahankan senyumnya.

"…kocchi... Kurokocchi!"

Aku tersadar dari lamunanku begitu sebuah suara menyahut.

"Maaf, Kise-kun..."ucapku.

Kise-kun merengut. "Daritadi Kurokocchi aku panggil tidak menyahut, ssu! Sedang memikirkan apa?"tanyanya dengan nada ceria.

"Hanya mengenang masa lalu, Kise-kun."jawabku.

Heart RateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang