Rahasia yang Terungkap

3.6K 243 7
                                    

Tulisan miring : Flashback
Tulisan tebal : Percakapan di Telepon

Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Story © Riri-Kiku

Jika Readers adalah Fujoshi/Fudanshi atau sekedar AkaKuro shippers silakan mampir kemari.

Jika Readers tidak suka atau malah benci yaoi silakan klik tombol 'back'.

Narrator chapter 4-6 : Kiku

Kiku : Aku dan Riri akan bergantian membaca naskah cerita ini. Riri membaca chapter 1-3, jadi aku 4-6.

Riri : Dan aku akan kembali menjadi narrator di chapter 7-9.

Enjoy the Story

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

#Kiku(Author)'s POV#

Jam menunjukkan pukul 6.15, dan suasana di kota metropolitan Tokyo meskipun sang Mentari telah menyelesaikan tugasnya untuk hari ini masih saja ramai. Biasanya oleh orang-orang yang masih berkutat dengan pekerjaannya atau biasa kita sebut lembur. Jalanan Tokyo juga ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang. Kuroko menatap suasana ibukota Jepang tersebut dari jendela kamarnya yang berada di lantai 7. Dia menghela napas.

'Kapan ya aku bisa menghirup oksigen dari sana...?'batin Kuroko.

PUK

Kuroko agak tersentak ketika ada yang menepuk bahunya. Dia menoleh ke belakang dan mendapati Akashi tengah menatapnya khawatir.

"Kuroko? Kau melamun... Apa yang kaupikirkan?"tanya Akashi.

"Um... Tidak ada apa-apa kok, Akashi-kun."jawab Kuroko.

"Jujurlah."ucap Akashi dengan penekanan.

Kuroko menghela napas. "Baiklah... Aku berpikir kapan aku bisa keluar dari rumah sakit... Aku rindu dengan suasana dunia luar..."jelas Kuroko.

Akashi pun menyadarinya. Kuroko sudah dirawat di rumah sakit ini selama 12 tahun. Bahkan karena kemoterapi dan banyaknya obat yang harus diminum Kuroko selama kurang lebih 12 tahun membuat surai baby-blue lembut yang dulu dimilikinya rontok. Dan pastinya juga Kuroko tak diijinkan keluar dari rumah sakit oleh Kise dan Midorima. Akashi menatap sang pujaan dengan nanar.

"Maafkan aku, Kuroko. Andai aku bisa membuatmu keluar lebih cepat, mungkin kau tak perlu berangan-angan seperti itu..."tutur Akashi.

"Jangan meminta maaf atas sesuatu yang tak kau lakukan, Akashi-kun. Lagipula, kalau aku sembuh aku bisa keluar dari sini kan?"ujar Kuroko sambil tersenyum kecil kepada Akashi.

~Akashi's POV~

Oh, Kuroko. Kau terlihat sangat tegar dengan penyakitmu. Meskipun sudah mencapai stadium 3 kau masih bisa tersenyum seperti itu. Kenapa orang sakit selalu berusaha untuk terlihat tegar dihadapan orang yang disayanginya? Apakah agar yang lainnya tidak merasakan rasa sakit yang sama seperti mereka?

Jangan tersenyum ditengah kondisimu yang seperti ini, Kuroko.

Aku menatap Kuroko dengan nanar sebelum kembali menghadap ke luar jendela. Aku harusnya bersyukur masih bisa keluar rumah dan diberkahi tubuh yang sehat, sedangkan lelaki mungil yang kusukai di sampingku ini memiliki penyakit kanker getah bening stadium 3 tapi bisa menginspirasiku secara tidak langsung.

Suatu hari akan kutulis buku tentangmu, Kuroko.

Aku menyalakan ponselku dan membuka aplikasi kalender. Kulihat sekarang adalah tanggal 6 Desember 2015.

2 minggu lagi ya...

Apa Kuroko tahu-

"Hei, Akashi-kun. Akashi-kun 2 minggu lagi akan berulangtahun kan?"tanyanya.

Heart RateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang