I Will See You Again

4.6K 340 17
                                    

A/N : Sekedar informasi kalau nama Ayah dan Ibu Kuroko itu hanya OC, kalau nama Ayah dan Ibu Akashi (Masaomi dan Shiori) itu sesuai Wikia. Dan juga dokter berambut hijau di chapter 1 itu adalah ayahnya Shintarou. Yah, hanya segitu saja informasinya. Silakan lanjut membaca~!

Tulisan miring : Flashback
Tulisan tebal : Percakapan di telepon

Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Story © Riri-Kiku

Alur chapter 2 ini agak sama seperti chapter 1, tapi kalau di chap 1 itu berdasarkan sudut pandang Kuroko kalau di chap 2 berdasarkan sudut pandang Akashi.

Pairing : Oreshi!Akashi x Kuroko

Sekali lagi, bagi para Readers sekalian yang Fujoshi/Fudanshi atau sekedar AkaKuro shippers silakan mampir kemari. Tapi jikalau ada Reader yang tidak suka atau malah benci dengan yaoi, silakan klik tombol 'back'.

Enjoy!

############################################

~Akashi's POV~

Mata biru milik sosok mungil yang menjadi teman sekelasku menjebakku.

Selama pelajaran hari ini berlangsung di Teikou Elementary School ini tingkat konsentrasiku serasa terbagi dua, antara untuk pelajaran dan untuk dirinya yang biasa duduk di dekat jendela.

Haaaah, aku merasa sudah dewasa dengan memakai kalimat seperti itu padahal umurku 8 tahun. Katakanlah kalau aku mengalami naksir-naksiran ala bocah SD, tapi aku tidak peduli.

Aku tahu siapa nama dan biodatanya. Kuroko Tetsuya, lahir pada tanggal 31 Januari, golongan darahnya A. Darimana aku tahu? Aku meminjam data tentangnya dari ruang guru. Dia juga tinggal tidak jauh dari sekolah, sekitar 750 meter berjalan kaki dari Teikou Elementary School.

Dan kebiasannya di waktu senggang adalah membaca buku, terutama buku dongeng. Aku sering melihat dia membawa buku 'The Ugly Duckling' karya Hans Cristian Anderson, si pengarang dongeng terkenal dari Denmark tersebut. Kuasumsikan kalau itu adalah buku kesukaannya.

Dia juga memiliki aura keberadaan yang tipis. Dia juga sering mengagetkan teman-teman kelas, guru-guru, dan kakak kelas dengan kemunculannya yang baru disadar padahal sedari tadi dia berdiri di dekat mereka. Mungkin aku adalah salah satu orang beruntung yang tidak terpengaruh aura keberadaannya yang tipis itu.

Aku ingin sekali berkenalan lebih dalam dengannya, tapi karena kegiatan diluar sekolah yang kumiliki padat aku selalu saja tidak sempat. Aku selalu berharap kalau dia memanggil namaku. Sekali saja.

Ketika kudengar dari Nijimura-sensei hari itu Kuroko ijin aku sangat shock. Apalagi ketika Nijimura-sensei bilang ijinnya pergi ke rumah sakit. Apa Kuroko sakit? Kenapa tidak pernah cerita ke salah satu dari kami? Kuharap penyakitnya tidak parah.

Begitu pulang aku langsung memaksa Kaa-san dan Chichi-ue untuk pergi ke rumah sakit tempat Kuroko melakukan pemeriksaan. Beruntung aku tahu dimana rumah sakitnya setelah bertanya kepada Nijimura-sensei. Kami bertiga segera berangkat menuju rumah sakit dan tiba tak lama kemudian.

Aku berlari kecil di koridor rumah sakit. Ukh, bau obat membuatku tak nyaman.

"Sei-kun! Pelan-pelan!"seru Kaa-san.

Tapi lariku langsung berhenti ketika mendengar teriakan histeris seorang pria dari salah satu ruang pemeriksaan.

"APA KATAMU?!?!"

Setiap orang juga akan kaget mendengar teriakan itu, tak terkecuali aku, Kaa-san, dan Chichi-ue. Kami bertiga terpaku di tempat.

"Maaf, Kuroko-san. Tapi hasil tes darah dari laboratorium tidak pernah bohong, kecuali jika diagnosa yang saya berikan salah."sebuah suara tegas berkata.

Heart RateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang