>>> Never Be Alone <<<
Excel : Ila? Bisa ketemuan gak? Ada yang mau gue bicarain sama lo.
"Hah? Exel ngapain ngajakin gue ketemuan?" benak Ila dalam hati. Maksudnya Dia sudah biasa diajak ketemuan kaya gini karna Excel itu juga adalah sahabatnya, tapi Ia hanya penasaran dengan apa yang ingin diasampaikan Excel kepadanya. Apakah ini berhubungan dengan putusnya Excel dengan Yolan tempo hari? Atau ada hal lain? Tak mau berpikir panjang, Ila langsung membalas chat dari Excel.
Leila Scharllete : Bisa. Kapan?
Setelah membalas chat dari Excel, Ila langsung beranjak dari kasurnya dan masuk kedalam kamar mandi.
Setelah mandi, Ila kembali mengecek Hanphonenya yang ternyata sudah ada notif Line masuk. Yang pertama dari Yolan.
Yollanda Switches : Oh gitu, yaudah.
Gue langsung membalas chat tersebut.
Leila Scharllete : Masih marah ya? Jangan marah dongg :)
Kemudian membaca chat yang kedua. Ternyata dari Excel.
Excel : Besok jam 10 ya. Nanti gue jemput lo.
Leila Scharllete : Okee.
*Line From Yollanda Switches*
Yolanda Switches : HAHAHA.. Siapa yang marah, gue cuma bercanda sih :p
Leila Scharllete : Gue kira lo masih marah sama gue hehe.
Leila Scharllete : Oh iya, tadi mau cerita apa?
Yollanda Switches : Tadi gue coba chat Excel tapi di read aja enggak sama dia :( Padahal gue masih butuh penjelasan kenapa dia bisa putusin gue. Jadi sebel gue sama dia.
Saat membaca chat dari sahabatnya itu, Ila kaget dan bingung. Padahalkan tadi Excel menchat dia. Ingin skali memberitahu sahabanya tentang hal itu, namun dia tidak ingin sahabatnya menjadi sedih.
Leila Scharllete : Mungkin dia belum siap buat kasih tau lo, dan mungkin dia merasa ingin sendiri dulu. Lo harus tunggu sampe dia siap untuk kasih tau alasannya. :)
Yollanda Switches : Hmm.. kalau itu yang harus gue lakukan supaya dia bisa kasih penjelasan ke gue, gue pasti siap menunggu kok :)
Leila Scharllete : Iya, lo pasti kuat kok. Gue akan selalu mendukung lo.
Yollanda Switches : Thanks for your advice and thanks for to be my bestfriend.
Leila Scharllete : My pleasure.
***
Sekarang Ila sudah berada di depan TV sambil memakan cemilan. Tiba-tiba terdengar suara mesin mobil, disusul dengan suara ketukan pintu. Dia yakin bahwa kedua orangtuanya sudah pulang. Ilapun beranjak dari tempat duduknya dan membukakan pintu.
"Hai sayang.." sapa Papa dan Mama.
"Hai Ma, Pa..".
Kedua orangtuanya langsung berjalan menuju kamar dan Ilapun duduk kembali di depan TV. Tak lama kemudian kedua orangtuanya itu keluar dari kamar dan mengajak Ila untuk makan malam bersama. Tadinya Ia menolak karena Ia masih merasa kenyang, entah makanan apa yang mebuatnya merasa kenyang. Tetapi setelah melihat apa yang dimasak Bi Ratih adalah makanan kesukaanya, Dia langsung duduk dimeja makan. Padahal sebelumnya Bi Ratih sudah menyuruhnya untuk makan, tapi Ia menolak karena tidak tau apa yang dimasak Bi Ratih. 'Coba tadi Bi Ratih kasih tau Beliau masak makanan kesukaan gue, pasti tadi gue gak nolak hehe.." benak Ila.
"Ma, Pa tadi darimana? Tadi aku tanya sama Bi Ratih katanya Mama sama Papa ketemuan sama teman Mama dan Papaa" tanya Ila memecahkan keheningan.
"Oh iya la.. Tadi mama sama Papa telfon kamu berkali - kali tapi gak aktif. Kenapa? Mama sama Papa jadi khawatir". Kata Mama dengan nada cemas.
"Mmm.. Tadi Hp aku low trus mati Ma".
"Oh gitu, yasudah".
"Tadi Papa sama Mama abis ketemu sama temen lama, sahabat kita dulu waktu SMA." Kali ini Papa yang berbicara.
"Wah ternyata Mama sama Papa punya sahabat waktu SMA?"
"Punya dong.. yaa, seperti kamu sama Yolan dan Excel" jawab Mama.
"Hahaha.. kapan-kapan aku mau ketemu yaa Ma?"
"Iya, iya. Sudah gak usah ketawa lagi, nanti kamu makannya keselek".
"Hehe.." Ila langsung diam dan melanjutkan makannya.
***
Kini Ila sudah berada di dalam kamarnya sambil memegang sebuah kado yang terbungkus cantik. Yup, kado yang ingin Ia berikan kepada Bang Kevin belum sempat diberikan karena dia belum bertemu dengan Abangnya itu. Akhirnya Ila memutuskan untuk pergi ke kamar Abangnya. Sesampainya di depan kamar Bang kevin Ila mengetuk pintu dan memanggil nama abangnya itu, namun tidak ada respon dari dalam kamar. Ilapun mencona untuk membuka pintu kamar tersebut.Ila kaget karena pintu kamar abangnya itu tidak dikunci. Padahal abangnya selalu mengunci pintu kamarnya saat sedang tidak berada didalam kamar maupun saat sedang berada didalam kamar. Ilapun masuk kedalam kamar abangnya. Kesan pertama saat Ia masuk kedalam kamar abangnya adalah saat melihat Tema monocrome yang dipilih untuk menghiasi kamar abangnya itu. Karena dia tidak juga bertemu dengan abangnya, dia memutuskan untuk menaruh kado tersebut di atas tempat tidur dengan sebuah surat.
Setelah itu Ila kembali kekamarnya. Pemberian hadiah yang suprise tidak bisa Ia lakukan karena Abangnya sedang tidak berada dirumah, dan itu membuatnya sedih dan kecewa.
xxx
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be Alone
Teen Fiction"When the love go away, you just have to belive you Never Be Alone"