>>> Never Be Alone <<<
Seorang perempuan duduk di depan meja riasnya, menatap cermin yang merefleksikan bayangan dirinya. Ia merasa sudah siap, dengan makeup yang menurutnya natural. Hanya menggunakan bedak, eyeliner, dan lipstick pink sesuai warna bibirnya.
Rambutnya hanya dibiarkannya terurai, menampilkan rambut yang panjang dan bergelombang pada ujungnya, serta berwarna kecoklatan berkilau. Ia mengambil sebuah kulpuk di dalam lemarinya dan mengenakannya.
Hari ini rencananya Ia akan pergi kemanapun mengikuti langkah kakinya. Ia hanya ingin ber-refreshing. Mungkin hari ini Ia akan menggunakan kendaraan umum saja. Ia berpamitan kepada kedua orangtua dan abangnya yang sedang asik mengobrol sambil menikmati sarapan pagi.
"Pagi semuanya..." sapa Ila dengan senyuman lebar di wajahnya.
"Pagi.." sapa yang lainnya kompak.
"Pagi-pagi udah senyum-senyum sendiri. Gila ya lo?" Kata kevin heran melihat tingkah laku adenya itu.
"Apaansih, siapa juga yang gila. Bang kevin kali yang Gila." Balas Ila sambil mengerucutkan bibirnya.
"Duhh.. si curut ngambek. Tambah jelek lo." Kata Kevin disertai tawa khasnya saat menggoda Ila.
"Mah, Pah... Tuh Bang Kevinnya Nakal. Nanti aku bilangin kak Reina loh, kalau Abangku tersayang ini kalau lagi dikamar mandi suka ketiduran. Ahahaha..." Ila tertawa sepuas-puasnya saat melihat perubahan wajah Abangnya itu.
"Gak lucu lo De.."
"Sudah-sudah, kalian berdua kerjaannya cuma mencelah satu sama lain, gak baik. Kaliankan kakak-beradik, seharusnya saling menyayangi dan menjaga satu sama lain." Kata mamahnya.
"Bang Kevinnya aja tuh mah yang mulai duluan." Jawab Ila.
"Hehe.. Kevin sayang kok mah sama Ila, cuma ada kesenangan tersendiri aja buat Kevin kalo isengin dia." Jawab Kevin sambil tertawa.
"Tuhkan mah.. Bang Kevin tuh.."
"Sudah-sudah. Kamu mau kemana la?" Tanya Papanya.
"Mmm, mau jalan-jalan Pah. Ya, cuma mau refreshing aja. Hehe.." jawab Ila disertai cengiran.
"Kayak beban hidup lo berat aja, pake refreshing segala." Sambung Kevin.
"Biarin." Balas Ila sambil menjulurkan lidahnya.
"Yasudah, tapi pulangnya jangan malem-malem yaa."
"Oke deh Pah. Kalau gitu Ila berangkat dulu ya Mah, Pah, Bang Kevin."
"Hati-hati ya sayang."
"Hati-hati curutku sayang."
Pastinya itu dari Kevin.***
Ilapun tiba disebuah taman yanga sangat ramai dikunjungi. Di tengah taman tersebut ada sebuah danau yang cukup besar. Disekitar danau tersebut ada beberapa orang yang mengadakan piknik bersama keluarganya, ada juga yang membawa binatang peliharaannya, dan ada yang datang sendiri atau datang bersama pasangannya.
Ilapun berjalan menuju tepi danau yang sepi. Ia menarik nafas dalam-dalam untuk menikmati setiap udara segar yang dihirup olehnya. Pemandandangan ditepi danau itu indah, menurutnya.
Hmmm.. Suasananya gue suka banget. Tenang dan damai...
Cukup lama Ila duduk ditepi danau. Rasanya Ia tak ingin pergi dari tempat itu. Ia membiarkan hembusan angin menerbangkan setiap helai rambutnya, karena Ia menyukai perasaan itu. Ia mulai memejamkan matanya, dan entah kenapa Ia jadi teringat Josh.
Josh... Seorang cowok yang nyebelin, suka isengin gue, dan suka tawuran. Seorang cowok yang bisa menjadi manis secara bersamaan saat isengin gue.
Josh... Seseorang yang belum teralu gue kenal. Seseorang yang selalu membuat gue merasa canggung saat bersamanya. Namun gue juga merasa nyaman saat bersamanya. Entah perasaan apa yang gue rasain saat ini, gue gak mau punya perasaan lebih terhadapnya. Karna kalau gue punya perasaan lebih terhadapnya, gue pasti udah gila.
Ila menggelengkan kepalanya untuk menghapus semua pemikirannya terhadap Josh.
Ngapain gue pikirin dia? Hush.. Hush.. Jangan ganggu hidup gue.
Ilapun melihat jam ditangan kirinya yang menunjukan pukul 13.00. Ila melihat kesekelilingnya dan ternyata taman ini masih tetap ramai. Menurutnya semakin siang justru pengunjungnya semakin bertambah. Walaupun sudah siang namun cuaca ditempat itu tetap teduh.
Ila bangkit berdiri dan bergegas pergi dari tempat itu untuk melihat-lihat ke sekeliling taman yang luas itu. Saat Ia sedang asik berjalan, ada satu kegiatan yang menarik perhatiannya. Sekelompok anak muda berkumpul bersama dan berseru dengan hebohnya. Ila sangat penasaran, Ia berjalan kearah kumpulan anak tersebut untuk melihat lebih jelas kegiatan apa yang dilakukan mereka.
Sebuah senyuman langsung terukir diwajahnya saat Ia mengetahui bahwa sekumpulan anak itu sedang menonton pertunjukan skateboard. Skateboard!! Salah satu permainan atau bisa disebut juga olahraga yang sangat, sangat Ia sukai, namun Ia merasa sedih saat menyadari bahwa dirinya tak bisa memainkan skateboard.
Iapun langsung bergabung dengan sekumpulan anak itu dan bersorak dengan hebohnya. Apalagi saat Ia melihat seorang cowo dengan lihai memainkan skateboardnya seperti seorang yang profesional, Ila menjadi semakin gila. Tak hanya Ila saja semua orang disitu juga menjadi semakin gila, terutama untuk kaum wanita.
Namun Ila tak bisa melihat dengan jelas karena Ia berada di bagian tengah kerumunan dan karena postur tubuhnya yang kurang tinggi. Iapun berusaha untuk menerobos kebagian terdepan dan pastinya itu membutuhkan usaha yang besar. Ila menghembuskan nafasnya lega karena telah berhasil menerobos kerumunan orang itu. Namun saat Ia sudah berada didepan cowo yang tadi menarik perhatiannya itu sudah selesai tampil.
Lagi-lagi Ila menghembuskan nafasnya, namun kali ini karena Ia merasa kecewa. Ia memperhatikan keseliling untuk mencari sosok seorang cowo yang menarik perhatiannya tadi, dan saat Ia melihat kearah sekumpulan pemain skate yang sedang mengobrol salah satunya ada cowo tersebut. Namun cowo itu membelakanginya jadi Ia tak dapat melihat dengan jelas wajahnya. Pandangan Ila tetap fokus memperhatikan cowo itu.
"Josh..!" Seru salah satu cowo kepada sekumpulan pemain skate itu. Dan karena merasa dipanggil, yang mempunyai nama menengok kebelakang.
Ilapun kaget, sekaget-kagetnya! Ternyata cowo yang dari tadi Ia perhatikan adalah Josh yang Ia kenal!
Kenapa dari tadi gue gak nyadar kalo itu Josh?!
Tapi tadi dia emang keren banget..Stop! Jangan mikir yang aneh-aneh la! Hilangin semua pemikiran lo!
Ilapun asik dengan pemikirannya sendiri. Lama-kelamaan Ila merasa seperti sedang di perhatikan dan ternyata dugaanya benar, Josh sedang melihat kearahnya. Mata mereka bertemu dalam beberapa detik, namun Ila langsung membuang wajahnya dan pergi meninggalkan tempat itu.
XXX
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be Alone
Teen Fiction"When the love go away, you just have to belive you Never Be Alone"