>>> Never Be Alone <<<
Kini Ila dan Josh sudah berada di dalam ruang tamu rumah Ila dengan kondisi tubuh yang basah kuyub. Dalam perjalanan tadi tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.
"Bentar, gue ambil handuk dulu." kata Ila.
Josh hanya membalas perkataan Ila dengan anggukan. Dia sudah merasa sangat kedinginan.
Tak lama kemudian Ila muncul dengan keadaan yang sudah berganti pakaian dengan handuk dan pakaian ganti ditangannya."Nih handuk sama bajunya. Tenang aja itu baju baru kok, lo skalian mandi aja. Kamar mandinya di deket dapur." Kata Ila sambil memberikan handuk dan baju yang berada ditangannya.
"Thanks. Kalo kamar mandi gue juga udah tahu kali." balas Josh dan langsung berjalan menuju kearah kamar mandi.
Ilapun duduk di sofa dan mulai menyalakan tv. 30 menit kemudian Josh muncul dan langsung duduk disamping Ila.
"Gila, lo mandi apa tidur sih? Lama banget." tanya Ila heran saat melihat Josh duduk disampingnya.
"Kenapa? Lo gak mau ya lama-lama ditinggal sama gue, hmm?" balas Josh yang malah mulai menggoda Ila.
"Dasar manusia pede." jawab Ila singkat.
Setelah itu, tak ada lagi percakapan diantara mereka. Lagi, lagi, dan lagi suasana yang tercipta hanya keheningan. Suara hujan yang turun diluar dan suara tv begitu terdengar saling beradu dan dinginnya udara mulai terasa hingga menusuk tulang. Huh, tidak ada diantara mereka yang merasa nyaman dengan kondisi itu.
Sudah dalam waktu yang lama mereka terdiam.
Ila's POV-
"Josh.." panggil gue untuk membuka pembicaraan. Gue udah gak tahan banget sama suasana kaya gini. Apalagi kalau sama Josh, kadang jantung gue suka berdetak gak karuan. Tapi, tak ada jawaban dari orang yang duduk disamping gue ini.
"Josh.." panggil gue sekali lagi. Dan hasilnya sama, tak ada jawaban. Guepun menengok kearah Josh, dan yang gue lihat bahwa orang yang dari tadi gue panggil malah tertidur. Entah sejak kapan dia tertidur gue gak tahu. Gue merasa kasihan melihat dia tertidur, mungkin dia capek banget ya jemput gue. Akhirnya gue mutusin untuk bangunin dia dan suruh dia pindah ke kamar tamu.
"Josh.." panggil gue lembut sambil memukul-mukul pelan pipinya. Pas gue pegang pipinya gue merasa kalau pipinya itu terasa panas. Guepun memegang dahinya untuk memastikan dan ternyata benar, Josh sakit! Tubuhnya juga gemetar karena merasa kedinginan.
Gue langsung membaringkannya di sofa, karena gue gak kuat buat ngangkat dia ke kamar. Gue mengambil bantal dan selimut untuk Josh. Gue menyelimuti tubuhnya yang merasa kedinginan itu dengan selimut. Setelah itu, gue mengambil baskom kecil berisi air dan sebuah saputangan.
Guepun mulai memeras saputangan yang gue celupkan kedalam air di baskom dan menempelkannya di dahi Josh dan melakukannya secara berulangkali.
"Ternyata cowo kaya lo bisa sakit juga ya?"
Gue memperhatikan wajah cowo yang pucat itu, yang kini sedang sakit. Cowo yang selalu membuat gue merasakan suasana hening yang cukup lama ketika bersamanya, namun secara bersamaan gue juga merasa bahagia. Entah kebahagian apa yang gue rasain, gue gak tahu itu.
.
.
.
"Cepet sembuh yaa.."
Author's POV-
Josh membuka matanya perlahan. Ia melihat kesekeliling ruangan itu, Josh sadar bahwa Ia sedang berada dirumah Ila. Ia merasakan sesuatu menempel di dahinya, saat ia melihat ternyata sebuah saputangan basah.
Kenapa nih saputangan bisa ada di dahi gue?
Iapun memegang dahi dan pipinya bergantian untuk merasakan apakah tubuhnya panas. Memang Ia merasa sedikit pusing dan lemas, tapi Ia tak merasakan panas ditubuhnya. Iapun menggerakan tubuhnya berusaha bangun, namun tubuhnya terasa berat karena ada sesuatu yang membebani tubuh sebelah kanannya. Ia melihat seorang perempuan tertidur diatas tubuhnya. Saat Ia ingin membangunkannya, tiba-tiba perempuan itu terbangun.
"Emm, lo udah bangun..." tanya Ila dan langsung memegang dahi Josh. Josh tak bergerak.
"Baguslah panas lo udah turun." Kata Ila sekali lagi, namun Josh tetap diam menatap perempuan itu. Kemudian Ila pergi ke dapur untuk menaruh baskom dan saputangan yang tadi Ia gunakan untuk mengompres Josh.Josh masih diam dalam posisi tidur. Banyak pertanyaan yang kini menghantui kepalanya.
kenapa tiba-tiba gue ketiduran?
Emangnya gue sakit ya?
Kenapa tuh cewe peduli banget sama gue, padahal biasanya jutek?
Apa dia bener-bener tulus, atau ada maksud lain?
Kenapa gue merasakan sesuatu yang aneh pas dia pegang dahi gue dan memberikan ucapan-ucapan yang lembut?
Kayanya gue udah mulai gila deh..Josh mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Ia tak bisa memikirkan semua jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, apalagi dengan kondisi seperti ini.
"Josh.. Nih makan dulu buburnya." Kata Ila saat kembali dari dapur dan membawakan semangkuk bubur yang masih panas. Namun Josh hanya terdiam.
"Josh, Joshh.." panggil Ila sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Josh.
"E-eh iya." Joshpun bangun dari tidurnya dengan kepala yang masih terasa pusing.
"Kepala lo masih pusing ya? Nanti minum obat ya, kebetulan gue ada obatnya." Tanya Ila.
Josh memicingkan matanya menatap Ila.
"Kenapa lo liat gue kaya gitu?" Tanya Ila karena merasa risih dilihat Josh seperti itu.
"Kayanya gue gak sakit deh." Kata Josh.
"Terus?" Tanya Ila heran dengan perkataan Josh barusan.
"Tapi lo.. Jangan-jangan lo salah minum obat ya? Tiba-tiba peduli banget sama gue."
Ila terdiam, Ia merenungkan kata-kata yang keluar dari mulut Josh.
Kenapa gue peduli sama Josh?
Ila tak mau ambil pusing, Dia menganggap apa yang Ia lakukan sebagai ucapan terima kasih karena Josh telah menjemputnya.
"Ya kan lo sakit gara-gara jemput gue. Yaa, gue bertanggung jawablah. Lagian lo jadi cowo lemah banget, baru kena hujan sedikit aja udah sakit.".balas Ila dengan sedikit menaikan nada bicaranya.
Josh tersenyum mendengar perkataan Ila.
"Ngapain lo senyum-senyum? Aneh." Tanya Ila.
"Gue seneng akhirnya lo balik lagi. Lo mending gak usah perhatian sama gue kaya tadi, serem gue jadinya." Jawab Josh dengan wajah yang dibuat-buat pastinya.
"Dasar aneh. Udah dibaikin bukannya seneng, malah takut. Udah cepetan makan buburnya, keburu dingin."
Josh mengangguk dan mulai melahap bubur yang ada dihadapannya.
XXX
Maafkan aku kalo ceritanya makin lama, makin gak jelas.
Jangan jadi silent rider yaa, tolong di comment dan jangan lupa di vote.Thankyouu:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be Alone
Teen Fiction"When the love go away, you just have to belive you Never Be Alone"