Lime Book

454 18 4
                                    

PING!
"Apaan, sih, malam begini? Pasti nanya PR--'kan sudah kujelaskan di chat grup semua PR untuk besok!" Gerutuku. Sebenarnya tak perlu menggerutu juga tak apa, namun aku terbangun dikeadaan saat tidur lelap dikarenakan tepar berlebih, dimimpi indah bersama laki-laki pujaan, tetapi suara PING! yang pas sekali ditelinga menghancurkannya. Awas saja jika bertanya tentang PR--bitj.

Tanganku mengusap mata yang berair dan terkejut melihat sinar LED handphone yang bersinar terlalu terang. Aku meredakannya sedikit. Membuatnya lebih redup.

BBM
Galaksi Airarthur: Oy.

Mataku terbelalak kaget--tidak seperti biasanya! Sangking teparnya, aku bahkan lupa niatanku setiap malam!

Gala kangen, ya? Hihi.

Dengan sok cool aku membuka notif handphone lebar-lebar dan mulai membuka chatnya. Dipikiranku, aku harus jual mahal. Aku harus berani tampil cuek dan tak terlihat seakan aku yang membutuhkan.

"Ap?" aku sengaja menyingkat kata 'apa' seperti sok sibuk, padahal dalam hati aku berteriak kegirangan, WAAHH GALA ADA APAA?

"Sudah bisa jawab? Itu salah satu riddle termudah dan terbaik punya gue," oh, jadi namanya riddle. Kupikir creepy pasta. Eh, apa pun itu.

"Ah, riddlemu kurang menarik!" Remehku. Padahal aku getol sekali mencari cara untuk menjawabnya.

"Baca saja terus, sampai lu dapetin jawabannya, payah." "Btw, bisa kali kalo besok bukunya dikembaliin ke gue?"

Alisku mengkerut.

"Kembalikan?"

"Cek tas lu." Tasku nun jauh disana tak membuatku lelah untuk menyempatkan diri dalam keadaan tepar merangkak turun kebawah tempat tidur lalu menggrasak tasku perlahan, agar tidak membangunkan kakakku yang satu kamar denganku. Dalam sekejap, kutemukan buku model campus, berwarna lime, dengan label bertuliskan:

Galaksi Airarthur
Pointtwo
Buku Campuran
EightArch School-Indonesia.

Wow.

"LHO? BUKU TULISMU.." aku menggenggam buku berwarna seperti jeruk nipis tersebut. Aku masih tak menyangka, bahwa buku laki-laki yang berparas lumayan ini ada ditasku! Benar-benar--bestie!

"Nah, 'kan? Gue bilang apa. Sudahlah, lupakan. Besok kembaliin."

"Iya--tentu saja!!" "Kok buku ini bisa ditas gue?" Aku mulai membuka buku itu namun langsung kudapatkan halaman yang berisi riddle terbaiknya itu.

"Jadi, tadi--" Gala mulai bercerita.

**
"Okay, jadi gini, ya, Gala. Riddlemu memang menarik. Cuma sayang, gue gak mau gegabah ngejawab langsung, jadi, pergi sana dan tunggu jawaban dari gue saja, okay?" Jawabku sambil tersenyum sinis dan tanpa sadar menggaruk-garuk kepala. Uh, susah sekali. Sial.

"Ta, tapi. Itu buku--"

"Iya nanti gue jawab. Gampang ini, mah, hahaha," aku memasukkan buku tulis itu ke dalam tas, lalu setelah diiringi bel pulang, dan perintah untuk semua anak kembali ke tempat duduk masing-masing, kami langsung berdoa.

"Dah, Gala. Nanti kujawab di BBM."

**
"Oh, iya! Hahahaha," awkward. Gala menjawab dengan emot bored kesukaannya.

"Barang orang jangan seenaknya diambil." katanya. He's upset.

"Memang kenapa dengan buku itu? Penting banget, ya? Buat ngerjain PR, ya? Maaf, ya!"

"Enggak. Itu buat nulis riddle. Dan kini, gue harus nulis riddle di kertas buat besok para langganan--pembaca setia riddle gue."

"Wow, wow--pembaca setia! Luar biasa kamu, nak," aku tertawa melihat tingkahnya. Oh, bestieku, kau lucu sekali!

"Hmm, ya. Banyak yang suka, lho. Kayak lu. Haha," candanya.

"Cih, suka? Tapi, memang, sih! Hahaha," "Pasti Alam adalah salah satu yang menjadi pembaca setia, ya? Sudah pasti--dasar ngesok." sewotku.

10 menit.
20 menit.
40 menit berlalu dan belum ada jawaban darinya. Yang ada hanya mataku yang lelah, sangat lelah dan berat, tetapi dengan hati yang ingin terus bicara dengan Gala.

"Gala?"

23:42:37
It's time to sleep. Thanks, Gala, good nait and have a nice dream.

PING!
"Diem." Pesan dari Gala. Satu kata berjuta makna. Aku mengikuti perintah Gala--terdiam. Lalu seketika terpaku dan membeku. Apa maksudnya?

"Kenapa, Gala? Lu harus tidur, ya, sama ortu?"

"Diem. Diem, elah." Jawabnya. Aku kembali terpaku.

"Diem. Gue lagi vidcall. Sama W. Jadi, jangan ganggu." Kalimat itu menyesakkan dadaku entah kenapa, mungkin karena aku merasa tidak dihargai olehnya, atau apalah. Yang jelas, setelah aku mengirim pesan "Okay." dan simbol R dari Gala, aku tertidur.

Dan melupakannya.

GalaksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang