Freak Break for Gala

336 16 0
                                    

Home! Home! Aku pencet tombol Home dengan segera. Oh, God. Home! Aku buru-buru, tidak karuan, aku berantakan menghadapi tulisan itu. Tak peduli seberapa lemot handphoneku, tak peduli seberapa lamanya aku menunggu, aku sangat ingin sekali melihat pesan itu.

Sial, hapeku mati!

**
Aku terpaksa menunggu giliran charger yang dipakai bersama dengan ibuku. Charger itu sepenuhnya charger ibuku, dan chargerku-lah yang rusak. Aku sedih, merana, terus memikirkan apakah itu benar pesan dari Galaksi atau bukan, dan jika memang iya, apa isi pesannya. Sekian lama hampa, sekian lama sarang laba-laba hinggap di ruang chatku dengannya, dan kini jawabannya telah hadir! Ya ampun. Jantungku berdentum, rasanya seperti ingin keluar dari rusuk yang melindunginya, aku takut, aku gelisah. Aku tidak mengerti kenapa.

Lalu mataku semakin berat untuk menunggu, walau tak seberat beban menunggumu, tapi hal ini buatku tertidur.

Sampai pagi hari.

**
"Gimana, Kis? Sudah bisa bicara pada Gala? Maaf aku jarang online belakangan ini," Moona mengingatkanku akan hal yang luar biasa berat, membuyarkan apa yang ada di otakku, dan aku terkejut.

"AH IYA!" aku tersedak makananku sendiri. Dan, ya, handphoneku belum sempat ku charge kemarin, so, the point is, i don't fucking know about Gala's message. I'm crying.

"Kenapa, Kis? Eh, kemarin aku chat dengan Gala, katanya dia lagi bingung,"

Eh, apa?

"Hah, maksudmu, Moona?"

"Kemarin aku sempat online dan.. well, dia nge-chat, tapi cuma bilang dia bingung sama Wedka,"

"Hah, terus?"

"Onlineku hanya sebentar. Aku harus belajar dan.. tidak tahu balasan Galaksi selanjutnya," tukas Moona, membungkam mulutku untuk berpikir.

Galaksi, jika kau sedang membaca ini, kumohon, jangan bicara setengah-setengah. Kami sungguh panik saat itu, khususnya aku yang tidak tahu pesanmu. Tapi kurang lebih, mungkin sama isinya dengan Moona. Ia bebas mengajak chat siapa saja, lalu memberhentikan seperti tidak butuh lagi. Ia melakukan kesalahan besar, tetapi kesalahanku lebih besar lagi karena mencintai dirinya yang seperti itu. Aku hanya pelarian, hanya pelampiasan jika ia bosan. Entah apa yang terlintas dipikiranku karena dapat menyukainya, aku memang bodoh.

Sudah cukupkah aku untuk menyalahkan diriku sendiri?

**
Galaksi Airarthur mengirim pesan.

Cepat-cepat aku buka kolom chatnya, aku baca perlahan, mendetail, sampai aku tidak bernapas. Aku benar-benar terpaku, membaca per katanya, dan betul-betul memahami maksudnya. Dan ini, buatku semakin diam.

Ia mengirim beberapa pesan penuh arti, benar-benar tidak to the point atau juga bertele-tele, dengan gaya bahasanya yang membuat perempuan penuh rasa penasaran, nampak kesedihan dibalik ini, tercurah oleh pesan digitalnya yang menarik. Pertama kali kubaca pesannya yang paling terakhir, bertuliskan--

"Gimana, ya."

Lalu aku lanjut menyusun dari atas sampai bawah, tepat dibawah tulisan Pesan yang belum dibaca, Kemarin.

Galaksi Airarthur: Kisendrian
Galaksi Airarthur: Gue gak tahu kenapa,
Galaksi Airarthur: Galaksi mengirim foto.
Galaksi Airarthur: Gimana, ya.

Jelas, kubuka foto itu.

Foto itu sempat buram karena loading yang belum selesai, tetapi aku sempat menebak-nebak. Ini seperti kolom chat BBM yang di screenshot, dengan profil pic yang familiar. Yang penerima adalah Gala, tapi si pengirim aku tidak tahu. Ah, akhirnya loading selesai, aku segera melihatnya secara detail.

Oh, tidak.
Wedka minta putus.

GalaksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang