Note 5

323 16 6
                                    

Ini note 5 nya kusalin ulang soalnya yang sebelumnya entah kenapa banyak angka2 yang gk jelas. Hiks :'(

Yaudahlah biarin..happy reading :3 :v

Sena Pov

Aku terbangun dari tidurku sambil mengucek mata segera kuambil hp ku yang sedari tadi bergetar disebelahku.

Drttt Drttt

"Iya sabar.." segera kusentuh layar hpku dan menekan tombol hijau.

"Halo?.." ucapku dengan suara serak khas bangun tidur.

"Halo Sena? Ini tante nak...tante menggunakan nomor baru.." ucap tanteku dengan senang entah senang karena bisa menelponku atau memamerkan nomor barunya.

"Ohh tante..ada apa ya tante telpon Sena?" Tanyaku tanpa basa-basi lagi karena aku benci membuang-buang waktuku hanya untuk berbicara apalagi lewat telpon.

"J..jadi begini Sena.." ucap tanteku dengan suara pelan sambil menggantungkan kalimatnya "a..ayahmu ditemukan meninggal beberapa hari yang lalu dengan tubuh terpotong-potong oleh seorang petugas sampah.."

"A..apa.." Dengan suara lirih dan tenggorokan yang sedikit tercekat aku membulatkan mataku dengan tangan gemetar aku menutup mulutku yang kini tengah menganga tidak percaya.

"Pa..papi?" Aku bisa merasakan air mata kini mulai membasahi pipiku.

"Ta..tante turut berduka cita nak..." aku bisa mendengar suara tante yang sangat pelan hampir tak terdengar.

Aku yang masih menangis sekarang makin menjadi-jadi aku yakin jika mataku kini bengkak dan sembab.

Tanteku yang mendengar aku menangis seperti itu hanya diam tak lama kemudian ia angkat bicara "Jika Sena mau Sena bisa tinggal dengan tante dan Vina disini.."

'Vina?'-batinku aku mengerutkan kening sambil membayangkan sosok perempuan 5 tahun lalu berdiri dihadapanku dengan air panas ditangan kanannya yang siap untuk menyiramku.

Aku mengangkat mulut dan kembali menutup mulutku karena tanteku melanjutkan kalimatnya "Kalau Sena mau besok Sena bisa kesini tante akan pesan taksi. Pukul 05.00 sore Sena sudah harus siap ya.."

Aku yang mendengar tante berbicara hanya diam dan menganggukan kepala lalu memutuskan sambungan telepon.

"Urghh.." aku mengacak-ngacak rambut frustasi. "Bagaimana jika mereka tau? Err..dasar Sena bodoh" kuputuskan untuk menuju kamar mandi dan melakukan ritual pagi.

Beberapa menit kemudian setelah melakukan ritual pagi kini aku tengah berdiri didepan cermin "Ahahaha..setidaknya mereka terlalu bodoh bahkan acting ku dipercayainya..." Aku menatap diriku dicermin dengan rambut terurai, kaos bertuliskan 'Casualor feminine look', celana jins berwarna coklat tua, dan jaket hoodieku.

Tapi tak lama kemudian aku menyadari satu hal kudekatkan wajahku kecermin sambil menatap lekat-lekat. Aku yang kesal mengepalkan kedua tanganku. Pandanganku tertuju pada gunting dimeja belajarku yang dipenuhi oleh noda darah.

Prangg

Kulempar gunting itu kecermin "Arghh! Mengesalkan..huh..sebaiknya aku berangkat sekolah" aku buru-buru mengambil tas dan beranjak menuju pintu. "Papi! Mami! Sena berangkat dulu.." kututup pintu lalu kembali kubuka "Oh iya..tadi cermin dikamar Sena pecah..Sena lempar gunting..!" kututup pintu dan menguncinya lalu berlari menuju sekolah. ( Tebak hayo kenapa Sena pecahin cerminnya?? yang psiko pasti tau kenapa :3 )

Skip

Segera ku berlari kecil menuju tempat dudukku tak lama kemudian bel berbunyi kulihat Priska menatapku dengan pucat.

"Hai Sena..tepat waktu lagi ya datangnya..." aku bisa melihat senyumnya yang sedikit dipaksakan mungkin ia masih takut dan trauma dengan kejadian kemarin. Ingin sekali aku tertawa tapi tidak mungkin aku seceroboh itu lalu aku memasang muka polosku seperti biasa.

"Iya hehe.." jawabku sambil tersenyum dan duduk dibangku ku.

Aku mengedarkan pandanganku lalu terhenti ketika melihat sesosok laki-laki dengan rambut pirang dan bola mata coklat menatap kearahku aku yang melihatnya seperti itu hanya tersenyum, dengan cepat ia menoleh kedepan lagi.

"Ehm..pris? Kamu tau gk cowo yang itu namanya siapa??" Tanyaku dengan penasaran sambil menunjuk sosok yang menatapku tadi untungnya saja ia masih melihat kedepan sambil menunggu guru yang mengajar untuk masuk ke kelas.

Priska yang mendengar aku menanyai hal itu hanya membulatkan matanya lalu ia berbicara dengan suara lirih "oh itu i..itu namanya Evan" ia kembali tersenyum dengan senyum yang dipaksakan.

Aku hanya menganggukan kepalaku dan seringain mulai tercetak jelas dibibirku.

"Pagi anak-anak.." Dengan langkah yang terburu-buru pak Alex guru biologi, masuk ke kelas sambil sibuk membereskan buku-buku yang dibawanya.

"Pagi pak.." ucap semua murid dikelas kecuali aku yang sibuk memikirkan rencana yang akan kulakukan.

------------------------------------------------------

A/N

Absurdnya tambah parah ya? Hiks hiks... :'( *lap ingus dibaju readers* maapin akoh ya(? ) hiks.. :'(

Betewe maaf ya bagian sadisnya belum ada..nanti jg ada kok :v sadis banget malah..:3 *gknanyathorbodoamat*

Endingnya gantung aja ya gk papa kan? :v #kaburr

My Psychopath NoteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang