11

394 43 4
                                    

Alexa POV

"Tenang,Al mungkin Luke lagi ada masalah. Dia kan udah kelas 3, masalahnya ga hanya satu pasti banyak belum lagi masalah kuliah"

"Tapi kan, dia seenggaknya bisa dong dengerin aku bicara dulu. Kalau begini aku bingung harus gimana,Cam"

"Coba bicara sama Luke nya, bicara baik-baik. Tenang ya, Sayang"

Aku meleleh begitu Cameron memanggilku dengan kata 'sayang' kata itu benar-benar sakral untukku, apalagi sekarang yang memanggilnya adalah pacarku. Ingat ya, pacarku. Cameron benar-benar membuatku tenang walaupun belum 100% nya aku bisa tenang. Sejak tadi aku selalu uring-uringan mengingat Luke semalam marah kepadaku. Ashton, Calum dan Michael pun tidak mengerti kenapa Luke bisa begitu.

"Terimakasih ya,Cam. Kamu emang bisa bikin aku tenang"

"Anything for you,Al. Apapun yang bisa buat kamu senang aku akan usahakan agar kamu senang"

Oh ya Tuhan!!! Aku ingin berteriak sekarang juga. Bagaimana bisa Cameron bisa membuat aku begitu tenang hanya melalui ucapannya barusan. Aku merasa begitu beruntung bisa bersama Cameron. Walaupun kita baru kenal selama 2 bulan entah kenapa aku seperti mengenalnya lama. Aku jadi tersenyum-senyum sendiri mengingat bagaimana caranya dia memintaku untuk menjadi pacarku, memang tidak romantis sih tapi setidaknya perlakuannya bisa romantis seperti sekarang. 

Oiya, Kyla dan Beca saat tau aku akhirnya menjadi pacar Cameron histerisnya bukan main. Saat aku memberitahu mereka melalui grup line kami bertiga, mereka tidak henti-hentinya mengirimiku pesan dengan capslock. 

"Kamu kenapa senyum-senyum gitu,Al? Habiskan tuh pasta nya nanti keburu dingin" ucapnya. 

"Gapapa, aku lagi senang aja"

"Ih aneh tadi aja marah-marah mulu ga berhenti-henti"

"Sekarang ga marah dong, kan barusan di tenangin sama kamu"

Cameron tertawa kecil. Aku memang gak begitu jago gombal dan memberikan kata-kata manis, tapi setidaknya aku sudah berusaha bukan untuk membuatnya tertawa seperti ini. 

"Cam, kamu kenapa bisa suka sama aku?"

"Kenapa nanya begitu?"

"Hanya ingin tau"

"Hm, nggak tau deh kenapa bisa suka. Yang memilih kan hati bukan aku" ucapnya. Entah aku harus tersanjung dengan ucapannya atau tidak. Bersama Cameron begini aku malah teringat dengan Luke yang sekarang sedang apa, apakah dia main ke rumah atau tidak. Kenapa aku jadi malah kehilangan Luke begini sih? Padahal ada Cameron di depanku.

"Kamu kenapa,Al? Masalah Luke?"

Aku hanya diam saja sambil meneruskan makan pastaku yang memang sudah hampir dingin itu. Seakan tau apa yang aku pikirkan Cameron langsung menanyakan hal tadi. Cameron menggenggam tanganku, mencoba untung menenangkanku.

"Luke pasti hanya sedang ada masalah yang mengganjal. Dia hanya butuh ruang aja kok"

Aku kembali tenang begitu Cameron berucap tadi. Entah kenapa ucapan Cameron selalu bisa membuatku tenang. Aku mencoba tersenyum memberikan kode kalau semua baik-baik saja, walaupun sebenarnya Luke masih terus berputar-putar di otakku.

"Yaudah cepat di habiskan pastanya setelah itu pulang, udah terlalu malam nanti aku kena marah sama Ashton"

Aku mengangguk dan kembali menyantap pastaku. Masalah tentang kena marah Ashton, aku jadi teringat Luke yang takut dengan Ashton. Duh kenapa jadi Luke terus sih?

***

Aku menghadang Luke yang sepertinya sedang jalan menuju ke arah kantin dan bagusnya dia sendirian tanpa 3 sahabatnya yang include kakakku di dalamnya. Aku saat ini bersembunyi di balik tiang penyangga bangunan yang bagusnya badanku bisa tertutup jadi setidaknya Luke tidak harus putar balik saat melihatku seperti hari-hari sebelumnya. Luke semakin dekat dengan keberadaanku begitu Luke sudah dekat aku segera keluar dan merentangkan tanganku untuk mencoba menahan Luke.

Annoying Luke ft. Luke Hemmings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang