KTS [09]

4.6K 278 6
                                    

[VotMen Please]

Sudah hampir sebulan pak romi berhenti mengajar disekolahku, dan selama itu pula aku tidak pernah mendapatkan kabar darinya, bagaimana keadaannya sekarang? Apa dia masih inget kepadaku? Apa dia masih sayang sama aku?? Beratus-ratus pertanyaan menempel dikepalaku...andai aja saat itu aku menerimanya, mungkin sampai sekarang dia masih mengajar disekolahku. Aku kangen padanya...kangen ingin melihatnya, kangen senyumnya, kangen karena dia selalu membela dan menghiburku. Aku memijit-mijit remote televisi, mencari acara televisi yang seru. Tapi, menurutku saat ini tidak ada acara yg dapat menarik perhatianku, karena kepalaku terfokus pada bayangan pak romi. Aku menoleh ke arah pintu ketika kudengar ada seseorang yang memencet bel rumahku, aku bangkit dari posisi duduk sambil meletakkan remote televisi yang tadi ada ditanganku ke atas meja. aku melangkahkan kaki denagn malasnya. 'Krieeeeet...' aku membuka pintu ketika aku tiba di depan pintu. Bibirku kelu tak bisa bicara ketika kutau siapa yang ada dihadapanku kini, dia menyunggingkan senyumannya kepadaku. Aku tak menyambut senyumnya, karena aku masih terkejut dengan kehadirannya yang tiba2 tanpa pemberitahuan sebelumnya. Baru saja aku memikirkannya...dan kini...dia ada dihadapanku. Aku menatapnya lekat2 tanpa kata demikian juga dia menatapku. Tapi, tatapannya itu beralih ke arah suara yang ada di belakangku.

"eh...pak romi udah datang..." tanpa menoleh ke belakang, aku tau itu suara siapa, suara kak febi.

"Udah...baru aja" langkah kaki ka febi seperti mendekati kami, tapi aku sama sekali tidak menoleh ke arahnya...mataku tetap menatap pak romi tanpa berkedip, tidak percaya pak romi datang menemuiku. Apa dia juga kangen padaku ?? Tapi...

"Ya udah yuuukkk...kita langsung jalan aja pak..." ujar ka febi begitu tiba dihadapan kami.

"Cha...kak febi jalan dulu ya sama pak romi..." aku tidak menjawab. Kaf febi mencium pipi kanan dan pipi kiriku, tanda pamit kepadaku.

"Cha...saya pergi dulu ya" lagi2 aku tidak menjawab ketika pak romi pamit kepadaku. Dan kini...aku hanya bisa mematung melihat punggung mereka yang pergi dari hadapanku dan perlahan2 menghilang dari pandangan mataku. Dengan tangan gemetar, aku menutup pintu. Aku berdiri dibalik pintu masih dengan tatapan mata kosong, tidak kusadari air mataku mengalir perlahan2 dari kedua mataku menuju kedua pipiku. 'Bagaimana mungkin pak romi datang ke rumahku menemui ka febi?? Dan dia sama sekali tidak menyapaku ?? Sejak kapan mereka jadi dekat??' batinku.

* *

Aku melangkahkan kaki meraih ponsel yang tergeletak di meja ruang keluarga seperti terdengar ada panggilan masuk dari sana, aku melihat layar ponsel sebuah nama tak asing terpampang diponsel, Radit.

"Halo..." sapaku tidak bersemangat.

"Cha...jalan yuukk, gue bete nih dirumah" ujar radit dari seberang sana. Aku terdiam tidak menjawab, karena masih teringat perihal tdi. Dimana pak romi datang menjemput kak febi.

"Halo...cha...cha...mo ga??" tanya radit dari seberang sana.

"Iya udah... Jalan kemana??"

"Mall aeon, kita ketemu disana yaa..."

"Heem..." aku hanya menedehem, mengiyakan ajakannya. Suara radit terputus dari seberang sana, dia mematikan ponselnya terlebih dahulu.

Perjalanan dari rumahku menuju mall aeon memang cukup jauh...memakan waktu kurang lebih 2jam. Aku turun dari taksi, begitu tiba di dapan mall aeon. Celingak-velinguk mencari sosok radit disana. Aku menoleh, ketika kurasakan ada seseorang menepuk pundakku.

"Baru nyampe 'ca??" tanya radit, begitu aku telah membalik posisi tubuhku ke arahnya, aku hanya mengangguk.

"Tumben-tumbenan lo ngajak gue jalan...ada apan??"

[01] Kasih Tak Sampai [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang