Part 8

20.9K 1.3K 10
                                    

Langsung baca aja yaa kan pembukaannya udah tadi dipart 7 hehe

jangan lupa votte ok ;)

********

Aldric POV

Hari ini gue ngajak anak-anak buat kerumah Lili. Semalam gue udah dateng kerumahnya buat jenguk om Ares daddynya Lil. Gue gak nyangka Lil punya beban seberat itu karna setiap disekolah dia keliatan biasa aja.

Gue ngechat anak-anak buat kerumah gue dan sejam kemudian mereka udah kumpul disini.

"Gue mau ngajak kalian kerumah Lil" gue mulai membuka suara.

"Wahh iya tuh Al gue setuju banget, masa kita udah sahabatan dua tahun tapi sama sekali gak tau rumah Lil sih" Ana menyetujui omongan gue.

"Kau sudah tau kondisi Om Ares?" ucap Alex.

"Ya, gue udah tau. Harusnya lo sama Lili gak usah nyembunyiin itu dari kita" yang lain hanya menatap heran.

"Aku tidak berhak bercerita, hanya Lil yang berhak"ucap Alex dengan santai.

"Ini ada apaan sih, kalo ngomong yang jelas dong jangan kaya gitu. Disini bukan cuma ada lo berdua tapi ada kita-kita juga yang sama sekali gak ngerti apa yang kalian omongin" Sean bicara panjang lebar.

"Daddy Lil sakit dari Lil masih kecil, Lil sama dia nih gak pernah cerita masalah itu. Katanya kita semua sahabat tapi masalah sebesar gitu diumpetin. Lo tau kan Lex yang namanya sahabat itu bukan ada pas lagi seneng doang tapi selalu ada pas kita lagi sedih juga" gue sedikit emosi.

"Aku tau Al tapi Lil sendiri yang tidak mau memberi tau pada kalian, dan aku paham kenapa ia begitu" Alex terdiam sebentar.

"Dulu saat kami masih tk aku tidak terlalu dekat dengan Lil, ia anak yang periang sampai suatu hari aku melihatnya dibully oleh sahabat-sahabatnya sendiri, ia dikatai sebagai anak orang gila sampai dia menangis" Alex mulai bercerita masa lalu Lil.

Alex menghembuskan nafas berat "Lil dijauhi oleh teman sekelas karna mereka jijik berteman dengan Lil yang katanya anak orang gila, aku mengulurkan tangan untuknya menawarkan sebuah persahabatan karna aku kasian melihatnya dihina setiap hari. Untungnya ia mau menerimaku dan sejak itu aku bertekat melindunginya sebagaimana aku melindungi adik perempuan"

Alex terdiam dan melanjutkan ceritanya "Aku akan menuruti semua keinginannya, aku selalu memanjakannya, aku sangat menyayanginya sebagaimana seorang kakak pada adik. Dia trauma untuk memperkenalkan om Ares pada teman-temannya bukan karna dia malu tapi dia tak mau kalau sampai ada orang yang mengatai daddynya gila. Itulah alasan kenapa aku tak mau mengatakan kondisi Om Ares pada kalian, aku menghargai keputusan Lil" gue syok mendengar cerita Alex.

Ana menangis "hiks hiks gue gak nyangka Lil punya beban yang seberat itu, Dia bener-bener keliatan biasa aja" yaa gue setuju sama omongan Ana.

"Sudahlah honey jangan menangis, Lil tidak suka dikasihani"Alex menenangkan Ana.

"Gila gue bener-bener gak nyangka, yaampun gue sampe nangis nih" Abil menghapus air matanya.

"Lex gue ngerti kok, kalo gue jadi lo gue juga bakal ngelakuin hal yang sama" Rion menepuk bahu Alex.

"Iya bener, kita juga ngerti"ucap Vano dan Sean bersamaan.

"Yaudah kita langsung kerumah Lil aja" gue ngajak mereka kerumah Lil.

Sampai dirumah Lil kita diajak masuk keruang keluarga, disana ada Opa Oma dan daddy Lil. Kami mengajak om Ares bicara dan sepertinya om Ares menerima kita.

Sekarang gue duduk disamping kolam renang sama Lil, om Ares memilih duduk di ayunan yang tak jauh dari kami sedangkan yang lain ikut ke dapur karna ditawari kue oleh Oma.

I Love You, Daddy (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang