Hayyy guys.. karena banyak yg minta update cepet dan aku lagi banjir imajinasi jadi ku tulis aja langsung..
Ini part ending yaa..
Langsung aja.. happy reading jangan lupa vomment yaa ;)*********
Lili POV
Pagi ini aku sedang berada di meja makan. Daddy dan kak Bian sedang dikamarnya, jika mereka tahu aku turun tangga sendiri pasti mereka akan marah. Huh aku mengusap peluhku menggunakan punggung tangan. Berjalan sedikit saja rasanya lelah sekali.
Aku mengambil buah apel dan pisau. "Lili!!!" seru daddy. Aku kaget dan pisau ditanganku terlempar begitu saja. Dad berlari menghampiriku "Lil ingin apa? kenapa memegang pisau? kau sedang sakit sugar, bahaya jika memegang benda tajam."
Aku mengerucutkan bibirku. Aku bukan anak bayi yang apa-apa harus dilayani. "Dad... Lil ing..in makan a-pel," jawabku dengan susah payah. Aku rasa sekarang aku sudah mulai malas untuk bicara.
Daddy menghela nafas "Ada dad dan kak Bian, jika ingin apapun kau bisa bicara pada kami, sini apelnya.. biar dad yang mengupas." Aku mengulurkan apel itu. Mungkin saat ini aku harus menyadari kondisiku.
Saat sedang asik memakan apel kak Bian datang dengan pakaian tidurnya. Haha kakakku itu memang sangat imut, ini memang hari minggu jadi wajah bangun tidurnya masih dominan. Ia mengecup pipiku dan pipi daddy "Pagi dad, pagi sugar," sapa kak Bian. Daddy membalas sapaannya sedangkan aku hanya tersenyum, karena jika aku menjawab ia pasti langsung menampakkan wajah sedih melihat kondisiku.
Kak Bian dan daddy berbincang-bincang masalah bisnis yang tidak aku mengerti, aku hanya memperhatikan wajah serius kedua orang yang paling kusayangi ini. Dua laki-laki tampan, dua laki-laki yang sangat kusayangi sejak dulu. Aku teringat saat aku melupakan nama seseorang, tidak, aku tidak ingin melupakan daddy dan kak Bian.
Air mataku mengalir tapi aku segera menghapusnya karena takut mereka melihatku menangis. Perutku tiba-tiba terasa mual dan aku muntah tanpa bisa dicegah. Dad dan kak Bian kaget. Tubuhku lemas dan hampir jatuh kelantai tapi dad berhasil menangkap kepalaku.
Daddy membopongku kekamar. Baju dad terkena muntahan karena menyentuh bajuku. Aku dibaringkan diranjang, kak Bian membawa pakaian ganti untukku dan sapu tangan. Dad membersihkan wajahku yang terkena muntahan dan kak Bain membersihkan tanganku.
Dad yang melihatku menangis langsung mengusap air mataku "Ssshh jangan menangis, dad dan kakak di sini dengan Lil." Aku menangis karena aku merasa hidupku merepotkan semuanya.
Setelah aku rapi dad pergi kekamarnya untuk berganti pakaian. Kak Bian duduk disampingku, ia mengusap pipiku. "Kakak akan mencari dokter terbaik untukmu, kakak janji itu." Aku tersenyum dan memejamkan mata karena aku mulai mengantuk.
Hampir tiga bulan berlalu dan kondisiku masih belum membaik. Hari ini aku memilih duduk di gazebo yang berada di dekat kolam renang. Aku meminta bi Novi untuk membuatkan jus jeruk.
Seseorang menepuk bahuku dan aku menoleh padanya. Alex sahabat ku sejak kecil itu datang membawakan coklat yang cantik. Aku mengucapkan terima kasih padanya.
"Lil, Ana tadi ingin kesini tapi ada kelas mendadak jadi aku kesini sendiri," ucap Alex
Aku mengerjapkan mata "A..na?" tanyaku. Aku tidak ingat siapa Ana, mungkin ingatanku mulai memburuk.
Alex melebarkan matanya, ia menggeleng seolah tidak percaya "Kau lupa dengan Ana?" kuanggukkan kepalaku karena memang itu faktanya. Beberapa hari ini sudah banyak yang kulupakan. "Kemarin Sean, Ara dan Vano, sekarang Ana," gumam Alex. Aku menundukkan kepala menyesal, mau bagaimana lagi, aku memang tidak ingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Daddy (SELESAI)
Romance(SEBAGIAN PART DI PRIVAT) jadi follow dulu kalau ingin baca keseluruhan cerita :) Namaku Lily Anissa Pradipta. Yaa benar, aku dari keluarga Pradipta, salah satu keluarga pengusaha besar di Indonesia. Apakah hidupku bahagia? haha jawabannya adalah "...