Malam ini Eun Ji melakukan panggilan video call dengan ayahnya, Tuan Park yang sedang berada di Singapore karena urusan bisnis. Saat panggilan video call itu terhubung betapa senangnya Eun Ji.
"Appa! Bogoshipeo. Kapan appa kembali dari Singapore?"ucap Eun Ji dengan semangat saat melihat wajah ayahnya di sebrang sana.
"Eun Ji-ah! Nado bogoshipeo. Appa sangat merindukanmu, Eun Ji-ah. Appa akan pulang nanti malam."ucap Tuan Park disebrang sana.
"Jinjja? Aigoo, aku sangat merindukanmu, appa. Jam berapa appa tiba? Biar Eun-Ji jemput."ucap Eun Ji dengan antusias.
"Tidak perlu, Eun Ji-ah. Appa nanti akan di jemput Tuan Kim di bandara, appa harus ke kantor sebentar."tolak Tuan Park.
"Ah, baiklah. Appa, jangan lama-lama di kantor, ne?"
"Wae?"
"Aku besok akan seleksi lagi, appa. Kau harus menontonku!"ucap Eun Ji dengan antusiasnya.
"Wah, kenapa kau tidak memberi tahu appa terlebih dahulu? Appa pasti akan menemanimu seleksi besok. Jam berapa kau akan berangkat?"tanya Tuan Park.
"Ne, appa. Eun Ji baru saja mendaftar minggu kemarin. Aku akan berangkat dari rumah pukul 8 pagi, lalu aku akan mengikuti pendaftaran ulang terlebih dulu. Seleksi mungkin baru dimulai pukul 10 pagi. Appa pasti akan menemanikukan? Aku ingin appa datang dan memberiku semangat."ucap Eun Ji menjelaskan.
"Pasti, Eun Ji-ah. Appa pasti akan menemanimu. Appa akan pulang ke rumah secepatnya. Lagu apa yang akan kau bawakan? BoA lagi?"tanya Tuan Park.
"Ne, appa. Appakan tahu aku penggemar setia BoA eonni."ucap Eun Ji sambil tersenyum.
"Hahaha, appa sudah bisa menebaknya. Lagu apa yang akan kau bawakan?"tanya Tuan Park.
"Kali ini aku akan menyanyikan lagu BoA eonni yang Only One. Kurasa lagu itu cocok dengan suaraku."jelas Eun Ji.
"Ah, baiklah Eun Ji. Beristirahatlah ini sudah malam di Korea, kan? Kau harus segera tidur untuk mempersiapkan seleksi besok. Tunggulah appa pulang, ne? Appa akan menemanimu seleksi besok."pesan Tuan Park.
"Ne, appa. Appa juga harus segera tidur, ne? Cepatlah sampai di rumah, aku sangat sangat merindukanmu, appa."ucap Eun Ji.
"Ne. Jjaljayo, chagi. Saranghae!"ucap Tuan Park sambil menyatukan kedua tangannya membentuk hati, dan itu sukses membuat Eun Ji terkekeh karena tindakan ayahnya itu.
"Hahahaha. Ne, appa. Nado saranghae!"balas Eun Ji sambil menyatukan kedua tangannya membentuk hati juga, Tuan Park pun tersenyum melihatnya.
Setelah itu sambunganpun terputus. Eun Ji segera membereskan laptop yang ia gunakan untuk ber-video call-an dengan ayahnya itu. Ia meletakkan laptopnya di meja belajarnya, lalu ia duduk di ranjangnya sambil memandangi wajah idolanya yang terpasang di kamarnya itu, BoA.
"Aku akan menjadi penerusmu, eonni."ucap Eun Ji dengan semangat. Eun Ji pun mematikan lampu kamarnya lalu bergegas untuk tidur.
**
Pagi ini Eun Ji terbangun lebih awal, ia terbangun pukul 6 pagi. Ia mempersiapkan segalanya untuk hari ini, ia sudah mempersiapkan segalanya. Setelah ia mandi, iapun menuju ke arah dapur dan untuk membuat sarapannya. Hari ini Eun Ji memilih untuk memakan roti selai coklat kesukaannya, setelah mengoleskan selai ke rotinya Eun Ji membuat segelas teh hangat. Setelah semua siap, ia menuju ke ruang televisi. Sambil menyantap sarapannya Eun Ji menyalakan televisi yang ada di hadapannya, ia memutuskan untuk menonton berita.
"Kenapa sepi sekali? Apa appa belum pulang?"batinnya. Perasaan Eun Ji tiba-tiba tidak enak. Ia mencoba melupakan perasaan buruknya sambil memakan sarapannya.
Dini hari tadi baru saja terjadi kecelakaan pesawat. Tepatnya pada pukul 02.35 KST telah terjadi kecelakaan pesawat Korean Air dengan nomer penerbangan 31607, dengan rute Singapore-Korea Selatan. Pesawat terjatuh di lautan diduga karena kerusakan mesin pada pesawat. Di duga semua penumpang pesawat tersebut meninggal karena hantaman yang keras dengan lautan. Para tim penyelamat baru saja berangkat ke tempat kejadian Hingga saat ini pihak penerbangan belum memberikan penjelasan apapun atas kecelakaan ini. Saya Lee Jin Soo melaporkan langsung dari bandara Incheon.
"Astaga, berita apa lagi ini."batin Eun Ji shock. Perasaannya tidak semakin tidak enak sekarang.
Tak lama ponselnya berbunyi, "Kim Shin Ji Ahjussi" calling.
"Kim Ahjussi? Ada apa ini?"batinnya bingung. Tanpa berpikir panjang Eun Ji menggeser icon telepon ke arah kanan lalu menempelkan ponselnya di telinganya.
"A..annyeong, Nona Eun Ji."
"Ne, annyeong Kim Ahjussi. Tumben sekali ahjussi menelepon. Ada apa?"
"Nona, apa kau tahu kalau ayahmu akan pulang hari ini?"
"Tentu saja."
" Apa kau sudah menonton televisi hari ini?"
"Eh? Tentu saja. Ada apa ahjussi? Katakan saja! Jangan berbasa-basi dan membuatku bingung!"
"Mian, nona. Apa kau sudah tahu berita pesawat jatuh tadi pagi?"
"N...ne... aku baru saja mendengarnya."
"Apa kau tahu pesawat apa yang dinaiki ayahmu?"
"Tidak."
"Ayahmu menaiki pesawat Korean Air dengan nomer penerbangan 31607."
"A...a...apa? Apa maksudmu?"
"Tuan Park salah satu korban dari kecelakaan pesawat tersebut."
"MWORAGO!?!? Jangan bercanda Kim ahjussi! Ini sungguh tidak lucu!"
"Aku tidak bercanda."
"Jemputlah aku sekarang, ahjussi. Bawa aku ke bandara."
"baik, nona."
Eun Ji yang baru saja mendengar penyataan dari Kim ahjussi barusan membuatnya lemah seketika. Ponselnya terjatuh begitu saja. Matanya sudah dihiasi oleh aliran sungai yang sangat deras.
"Appa."lirihnya. Eun Ji memeluk bantal yang ada di sebelahnya lalu menangis sepuasnya sambil menunggu kedatangan Kim ahjussi yang akan menemaninya ke bandara.
To be continued
--
Hai readers!
CeceReb kembali ^^, maaf akan slow update nya. Hari ini aku baru selesai UTS :D, doakan agar hasilnya memuaskan ya... hihihihi.. Maaf jika terlalu pendek lanjutannya, ini baru 800 kata~ Tapi aku janji ke depannya akan lebih panjang dari ini. Semoga kalian suka :)
Terima kasih sudah menyempatkan membaca lanjutan fanfiction ini. Vote+comment ya, aku butuh vote dan kritik-saran dari kalian. Aku janji ke depannya akan lebih baik dari ini. Dan maaf juga jika banyak typo yang bertebaran...
Gomawo❤
CeceReb ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
My Guardian Angel (EXO Suho Fanfiction)
FanfictionSeorang gadis ceria yang berubah menjadi gadis pendiam sejak meninggalnya ayahnya -orang tua satu-satunya yang ia punya-. Karena kesedihan yang mendalam, ia sampai melupakan impiannya, menjadi solois. inilah tugas sang guardian angel untuk mengemba...