Setibanya di bandara Eun Ji dan Kim Ahjussi segera menuju ke bagian informasi.
"Kapan semua korban kecelakaan pesawat itu tiba di bandara?"tanya Eun Ji begitu saja.
"Mungkin beberapa jam lagi. Harap menunggu."jawab sang petugas. Setelah mendapat jawaban dari sang petugas Eun Ji kembali menuju tempat Kim Ahjussi menunggunya. Setibanya Eun Ji di depan Kim Ahjussi ia segera memeluk Kim Ahjussi menumpahkan semua air matanya pada pelukan itu.
"Kim Ahjussi, appa pasti akan kembali kan?"tanya Eun Ji.
Kim Ahjussi mengeratkan pelukannya pada Eun Ji, ia tidak tega melihat anak sahabatnya itu menangis seperti itu. "Appamu pasti akan kembali, Eun Ji-ah."jawab Kim Ahjussi.
"Appa baik-baik saja kan? Appa akan menemaniku mengikuti seleksi nanti kan? Hiks.. Appa..."tangis Eun Ji semakin menjadi-jadi, ia benar benar takut dengan kenyataan yang akan ia hadapi.
"Mian, ahjussi tidak bisa berkata apa-apa lagi. Percaya saja pada Tuhan, appamu akan baik-baik saja."ucao Kim Ahjussi sambil mengelus rambut Eun Ji.**
Tak lama setelah itu tampak petugas penyelamat datang sambil membawa beberapa kantong jenazah. Eun Ji yang melihat itu semakin menangis histeris.
"Ahjussi... Hiks... Appa tidak ada di sana kan? Iya kan?"lirih Eun Ji sambil tetap menangis sambil memandang beberapa kantong jenazah itu di bawa menuju ke ambulance.
"Ahjussi tidak bisa berkata apa-apa, Eun Ji-ah. Tetaplah berdoa."ucap Kim Ahjussi sambil mengelus elus rambut Eun Ji.Para korban kecelakaan pesawat Korean Air sudah berada di rumah sakit terdekat. Para korban sudah berada di kamar otopsi. Terima kasih. Saya ulangi, bla..bla..bla..
"Appa."lirih Eun Ji.
"Kajja kita segera pergi ke rumah sakit. Kita pastikan keadaan appamu."ajak Kim Ahjussi pada Eun Ji, yang di jawab dengan anggukan kecil di kepala Eun Ji. kim Ahjussipun menuntun Eun Ji yang sudah lemah itu menuju ke mobil dan segera menuju ke arah rumah sakit itu.**
Setibanya di rumah sakit mereka segera menuju ke ruang otopsi. Tampak ruang otopsi cukup ramai, bukan hanya ramai orang, tapi juga ramai isak tangis. Eun Ji sudah hilang kepercaya diriannya, karena semua penumpang pesawat sudah ditemukan dengan keadaan telah meningggal. Kuulangi, SEMUA. Ya, semua, berarti Tuan Park adalah salah satu darinya.
Dengan langkah gontai Eun Ji memasuki ruang otopsi ditemani oleh Kim Ahjussi. Kim Ahjussi tahu, bahwa keadaan Eun Ji sedang sangat tidak baik. Merekapun melihat satu persatu jenazah yang ada. Eun Ji yang melihat keadaan para jenazah itu semakin lemas. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan ayahnya sekarang. Lalu berhentilah mereka berdua di depan jenazah yang berada di pojok ruangan.
"Itu appa? Tidak mungkin..."ucap Eun Ji histeris, ia kembali menumpahkan air matanya.
"Ahjussi.. Itu bukan appakan? Iyakan? Hiks.."lirih Eun Ji, tenaganya sudah habis untuk menangis sedari tadi.
Kim Ahjussipun langsung memeluk tubuh Eun Ji yang bergetar hebat itu.
"Tidak.. Appa!! Appa! Appa! Irreona... Appa.. Hiks... Bangunlah.. Appa... Appa sudah berjanji akan menemaniku seleksi hari ini... Appa... Bangun... Hiks.."ucap Eun Ji sambil menyentuh tangan appanya itu.
"Apa appa tega membiarkanku seleksi seorang diri? Aku tidak bisa tanpa appa... Hiks... Appa kumohon, bangunlah... Aku.. Aku membutuhkanmu.."tangis Eun Ji semakin menjadi, ia ingat akan janji appanya semalam.
"Appa.. Irreona... Apa kau tak ingin melihatku sukses dulu? Hiks... Jangan tinggalkan aku..."ucap Eun Ji. Ia benar benar tidak siap ditinggal ayahnya, orang tua satu-satunya yang ia miliki. Ia belum siap menjadi anak yatim-piatu. Ia masih membutuhkan ayahnya.
"Appa.. Bangunlah... Hiks... Hiks... Perusahaanmu membutuhkanmu, appa. Mereka membutuhkanmu, kami membutuhkanmu,appa. hiks... Appa..."Eun Ji tetap saja menangis.
Kim Ahjussi pun mempererat pelukannya pada Eun Ji, membiarkan gadis itu menangis dipelukannya.
"Sudahlah, Eun Ji-ah... Relakanlah appamu. Ia sudah bahagia bersamaNya di surga."ucap Kim Ahjussi mencoba menenangkan Eun Ji.
"Ani.. Ahjussi tidak tahu apa yang aku rasakan! Ahjussi tidak mengerti!"ucap Eun Ji lalu melepaskan pelukannya dari Kim Ahjussi. Gadis itu berlari meninggalkan ruang otopsi sambil dilihati banyak orang, termasuk Kim Ahjussi.
"Tidakkah kau melihat anakmu itu? Dia sangat membutuhkanmu. Bangunlah. Park Enterprise membutuhkanmu. Aku juga membutuhkanmu. Bangunlah."ucap Tuan Kim pada sahabatnya itu, ia tersenyum pahit melihat keadaannya.
"Aku tahu kau tak mungkin bangun. Kuharap kau bahagia di sana, kawan. Aku akan sangat sangat merindukanmu."lirih Tuan Kim sambil mengelus tangan Tuan Park. Perlahan air matanya terjatuh.**
Di lain tempat...
Tampak seorang gadis sedang menangis di pojok taman sebuah rumah sakit. Gadis itu duduk di bawah pohon sambil menenggelamkan kepalanya di kedua lututnya. Gadis itu menangis, meratapi nasibnya yang sangat sial itu. Gadis itu adalah Eun Ji.
"Hiks... Appa..."memori tentang kenangannya bersama sang ayah terulang kembali, menambah kesedihan gadis itu.**
D
i lain tempat (lagi)...
"Suho-ssi."
"Ne."
"Kau lihat gadismu itu? Park Eun Ji."
"Ne, aku melihatnya."
"Kau tahu apa yang sedang terjadikan?"
"Ne, aku tahu."
"Kau tahu apa yang ia rasakan bukan?"
"Ne, aku tahu."
"Tugasmu selanjutnya adalah menghiburnya. Dan jangan pernah kembali ke sini jika tugasmu belum selesai."
"Baiklah, Tuan Wu. Aku akan melaksanakan tugasku dengan sebaik-baiknya. Anda bisa mengandalkanku."
"Baiklah, aku berharap penuh padamu, Suho-ssi. Aku memberimu tugas ini karena aku tahu kau bisa diandalkan."
"Ne. Anda bisa mengandalkanku."
"Baiklah, kau bisa memulai tugasmu sekarang. Tapi ingat, sebelum ia bahagia, kau jangan kembali."
"Ne, arraseo. Tapi bagaimana jika tugasku perlu di selesaikan dalam waktu lama? Kejadian barusan meninggalkan luka yang sangat dalam di hatinya, aku tak yakin bisa menyelesaikan tugasku dengan cepat."
"Aku tahu itu, kau bisa tinggal bersamanya."
"Dimana?"
"Tentu saja di rumahnya."
"Mworago?"
"Sudahlah, cepatlah pergi."
"Ehh...""Selamat tinggal, Suho-ssi. Berjuanglah!"ucapan dari sahabat sahabat dari namja bernama Suho itu adalah ucapan terakhir yang ia dengar sebelum ia diturunkan ke bumi untuk menjalankan tugasnya itu, membuat gadisnya bahagia.
❤
Suho adalah seorang guardian angel, sedangkan Tuan Wu, Wu Yi Fan adalah pemimpin dari para guardian angel. Tugas mereka adalah menjaga, menghibur, menemani, memberi kenyamanan untuk orang yang mereka jaga. Suho adalah guardian angel kepercayaan Tuan Wu, ia adalah guardian angel terbaik dari semua guardian angel yang dipimpin oleh Tuan Wu. Beruntunglah mereka yang dijaga oleh Tuan Wu.
❤**
Di taman rumah sakit...
"Aku tidak bisa hidup sendiri... Hiks... Aku butuh eomma appa... Aku membutuhkan kalian.. Hiks..."lirih Eun Ji.
"Aku tidak mau sendiri di sini..."sambungnya.
"Aku akan mengakhiri hidupku saja. Aku akan menyusul eomma appa saja."batin Eun Ji. Eun Ji pun berdiri dari duduknya, lalu ia menghapus kasar air matanya.
"Untuk apa aku hidup jika aku tidak memiliki siapa siapa lagi?"batinnya. Eun Ji pun keluar dari taman rumah sakit dan segera menuju keluar dari rumah sakit itu. Ia berlari ke arah jalan raya yang cukup ramai itu. Lalu ia berdiri di tengah jalan, menantang maut. Eun Ji memejamkan matanya, siap menghadapi mautnya."Aaaaaaaaaaa"
---
Yak, bersambung dulu ya guys~Hai! Kembali lagi di ff ini. Terima kasih bagi para readers sekalian, aku senang sekali kalian mau menyempatkan waktu untuk membaca ff ini.
Aku mengucapkan terima kasih pada kalian sudah meluangkan waktu untuk membaca ff ini.
Jika ada typo, kesalahan penulisan, dan lain-lain kalian bisa memberiku kritik-saran. Aku akan mendengarkannya. ^^
Aku kira updatean kali ini cukup panjang, 1000+ kata lebih (?).Sekali lagi terima kasih. Aku mengharapkan vote dan comment kalian. Aku sangat berterima kasih pada kalian yang bersedia memberikan vote dan comment. ❤
Love,
CeceReb❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Guardian Angel (EXO Suho Fanfiction)
FanfictionSeorang gadis ceria yang berubah menjadi gadis pendiam sejak meninggalnya ayahnya -orang tua satu-satunya yang ia punya-. Karena kesedihan yang mendalam, ia sampai melupakan impiannya, menjadi solois. inilah tugas sang guardian angel untuk mengemba...