Raihan datang terburu-buru sambil melepaskan jaket biru tua kesayangannya dan segera mengenakan almamater organisasi yang diikutinya. Pintu ruang BEM terbuka tepat saat Raihan memasukkan mata kancing terakhir ke dalam lubangnya.
"Gila lo Rai! Ini udah jam berapa? Yang lain udah nungguin dari tadi di lapangan."ucap Angga terengah-engah.
Tanpa pikir panjang mereka segera menuju lapangan. Angga langsung menuju kelompok barisan BEM. Sedangkan Raihan menuju posisi pemimpin apel pembukaan diklat fakultas.
Setelah apel selesai, Raihan meminta maaf kepada teman-teman satu organisasinya karena ia datang terlambat. Teman-temannya memaklumi kalau pemimpinnya terlambat. Hanya saja mereka tidak habis pikir dengan alasan keterlambatan Raihan.
"Jadi lo terlambat gara-gara ketemu orang yang lo suka lagi jalan kaki dan lo cuma bisa ngikutin dia dari belakang? Kenapa nggak lo anterin aja sih Rai?"tanya Anggi, kembaran Angga.
"Gue nggak berani Gi. Lagian gue juga belum pernah kenalan sama dia."
"Bodoh banget sih lo Rai!"Niko meninju bahu Raihan pelan. "Ya ajak kenalanlah. Eh- tapi lo udah tau namanya kan?"tanya Niko.
"Asalnya dari mana? Anak jurusan apa?"sambung Ira penuh semangat.
Raihan menggeleng. "Yang gue tau dia kos di sebelah kosan gue. Dan anak baru di fakultas kita."
"Wah gile lo! Enak banget bisa ketemu tiap hari. Eh- tapi namanya siapa?"tanya Angga ingat akan pertanyaan Niko yang belum terjawab.
Raihan menggeleng lagi. "Sumpah gue nggak tau. Eh, tapi gue pernah denger ada temennya manggil dia Nan terus ada juga yang manggil dia Han."ucap Raihan mengingat kejadian saat Ia melihat gadis itu.
"Nahan kali namanya. Atau 'nggak tahan'?"celetuk Candra diikuti tawa yang lain.
"Hah? Nahan? Nggak tahan? Apaan sih?"tanya Vina binggung.
"Sudahlah Vin. Kau ini lemot, jadi tak usahlah kau tanya-tanya. Lagi pula kau pasti tak paham kan dengan pembicaraan kita tadi?"tanya Joseph yang merupakan orang Batak.
Vina menggeleng sambil memonyongkan bibirnya dan menjawab "Nggak". Sontak yang lain tertawa karena ketidakpahaman Vina.
"Eh udah ah. Pokoknya Rai, lo harus cari tau nama, asal, sama jurusan cewek 'nggak tahan' itu. Gimana pun caranya. Kita semua dukung lo deh."ucap Angga yakin.
"Tapi gue takut. Takut dia nya nggak suka sama sikap atau cara gue ngajak kenalan."Raihan mengusap wajahnya frustasi.
"Gue yakin lo bisa Rai!"ucap Ira sambil mengepalkan tangannya ke atas. "Masa seorang wakil ketua BEM FK. Mawapres pula. Ngajak kenalan aja nggak bisa."Ira menyemangati.
Yang lain tertawa melihat Ira yang selalu semangat empat lima. Apa lagi mengenai percintaan. Ira adalah orang yang paling antusias diantara mereka semua.
"Apa perlu gue pacarin dulu itu cewek?"Niko menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum usil.
Raihan dan Angga melotot dan mengucapkan "Gila lo Nik!"secara bersamaan.
"Ya udah kenalanlah. Terus pepet sampai dapet."usul Niko.
"Semangat!! Lo pasti bisa!!"kata Vina berapi-api karena akhirnya memahami pembicaraan teman-temannya tentang Raihan. Semuanya sontak menertawakan Vina.
-----------------------------------------------------------
"HANAN KEMANA AJA LO?? GUE TUNGGUIN DARI TADI JUGA. LAPER TAU."teriak Akbar begitu teleponnya diangkat Hanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Thanks to YOU
RandomTulisan pertama yang aku publish. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan. Mohon kritik dan sarannya. Jangan lupa komen dan vote nya ya kalau suka. Terima kasih. HANS 13 Oktober 2015 Memendam perasaan selama ini membuatku lelah. Tapi ketika aku tida...