Sudah seminggu ini Hanan tidak enak badan. Tetapi ia tetap memaksakan diri berangkat ke kampus. Senyum pagi yang biasanya ia berikan untuk pak Uban-penjaga gerbang kosnya- menghilang.
Begitu ia berjalan dan melewati kost-an Raihan, ada anak kecil yang kalau ditaksir berusia 5 tahun sedang mengendarai sepeda yang remnya blong. Langsung saja anak itu menabrak Hanan sebelum akhirnya ia masuk ke dalam parit. Sementara Hanan jatuh dalam posisi tertelungkup.
Raihan yang melihat kejadian itu segera menolong Hanan, dan anak kecil yang mengendarai sepeda. Hanan dipapah sampai di teras kost-an Raihan. Setelah itu Raihan memapah anak kecil beserta sepedanya ke teras kost-an nya.
Melihat anak kecil itu menangis, Hanan menanyakan namanya. Lembut sekali suaranya. Berbeda sekali ketika ia sedang berbicara dengan Akbar ataupun teman-teman dekatnya.
Anak itu menjawab pertanyaan Hanan sambil menangis. "Namaku Raihana kak."
"Wah seperti nama kakak ya. Tapi panggil kakak, Hanan saja."pinta Hanan lembut. Sementara Raihan sedang membersihkan luka Raihana.
"Kak Hanan? Panggil aku Hana saja ya kak."jawab anak itu menahan sakit pada luka nya yang sedang diobati.
Tiba-tiba saja Hana menangis. Membuat Hanan bertanya mengapa ia menangis. Tapi anak itu hanya berkata bahwa ia takut dimarahi oleh bapaknya. Hanan berusaha menenangkan Hana yang menangis ketakutan dan meminta Hana menceritakan kenapa ia takut dimarahi oleh bapaknya.
Tangis Hana mereda dan menceritakan apa yang terjadi. Ia menceritakan bahwa bapaknya bilang rem sepeda yang ia naiki sudah tidak berfungsi dengan baik. Akan tetapi ia tetap memaksa naik sepeda. Sampai akhirnya ia menabrak Hanan dan ia sangat meminta maaf pada Hanan. Hanan hanya tersenyum dan ia mengatakan bahwa ia akan mengantar Hana pulang.
"Sebentar Hanan."cegah Raihan begitu melihat Hanan berdiri. "Kamu harus aku obati dulu. Habis itu baru kita antar Hana."ucap Raihan.
Hanan menggeleng cepat dan ia mengatakan bahwa ia akan mengobati dirinya sendiri. Ia juga mengatakan bahwa ia akan mengantarkan Hana sendiri. "Kakak kan harus kuliah."Hanan beralasan.
"Tidak masalah. Kuliahku siang. Dan sepertinya kau terlihat sakit. Kamu ada kuliah jam berapa?"tanya Raihan. Hanan hanya memberitahukan bahwa kuliahnya akan dimulai satu jam lagi. "Habis ini kita anterin Hana. Setelah itu aku antar kamu ke kampus."ucap Raihan. Tapi tidak ada jawaban dari Hanan. Ini menunjukkan Hanan setuju dengan keinginannya.
Ya Tuhan. Semoga ini adalah jalan Engkau mendekatkan hamba dengannya. Hamba semakin jatuh hati pada sikapnya tadi ketika berbicara dengan Hana. Matanya terlihat tulus.
"Kak Raihan!! Kenapa bengong?"suara Hana mengagetkan Raihan. "Anterin aku pulang."rengek Hana. Raihan mengajak Hana untuk menaiki mobilnya. Untung saja jalan menuju rumah Hana dapat dilalui dengan mobil.
-----------------------------------------------------------
Sesudah mangantar Hana yang ramainya minta ampun. Dan sekarang di dalam mobil hanya ada Raihan dan Hanan. Mati gaya deh ini gue. Mau ngomongin apa coba?. Batin Raihan.
"Kak. Kita belum kenala secara resmi ya?"Hanan membuka percakapan.
"Eh iya."jawab Raihan canggung. "Nama kamu siapa sih harusnya?"tanya Raihan gugup.
Hanan mengeryitkan dahinya. "Harusnya? Harusnya sih namaku Raihana Faiha Hanan."Hanan menghentikan ucapannya dan Nampak berpikir sejenak. "Tapi baru-baru ini aku ganti nama jadi Raihanson Aldiansyah."ucapnya tersenyum jahil.
Yang diberitahu hanya bertanya apakah hal tersebut sungguh-sungguh? "Nggak lah kak. Namaku Raihana Faiha Hanan. Panggil aja Hanan."Hanan menunggu Raihan yang malah diam. "Kalau kakak Raihan siapa? Jangan bilang kakak Raihanson Aldiansyah ya?"tanya Hanan iseng.

KAMU SEDANG MEMBACA
1. Thanks to YOU
RandomTulisan pertama yang aku publish. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan. Mohon kritik dan sarannya. Jangan lupa komen dan vote nya ya kalau suka. Terima kasih. HANS 13 Oktober 2015 Memendam perasaan selama ini membuatku lelah. Tapi ketika aku tida...