Raihana Faiha Hanan
"Kak, aku udah di rumah sakit nih. Kakak dimana?"tanya Hanan yang terlihat memasuki pintu utama rumah sakit. Anggi mengatakan bahwa ia sekarang sedang berada di kantin dan membuat Hanan binggung. "Loh! Terus Rana dikantin?"
"Ya nggak lah! Dia udah masuk ruangan."Anggi menyebutkan dimana lokasi ruang rawat inap Rana. "Kamu udah makan? Kalau belum sekalian aku beliin."
Hanan menggeleng. Duh Hanan mana keliatan sama Anggi kalau dia menggeleng. "Nggak usah kak. Aku sama temenku."Anggi menanyakan jumlah teman Hanan yang datang dan Hanan menjawab "Lima"dengan nada datar.
"Buset!! Satu rt dibawa tuh?"
"Aku sendiri kok. Sama satu temenku."jawab Hanan asal.
"Hah?! Sendiri atau sama temen?"tanya Anggi binggung sendiri mendengar jawaban Hanan. Hanan hanya tertawa tanpa menjawab pertanyaan Anggi dan memilih untuk mengakhiri percakapannya dengan Anggi.
--------------------------------------------------
Hanan dan Arin sudah ada didepan ruang perawatan Rana. Sebelum berhasil membuka pintu, pintu itu terbuka dengan cepat sehingga membuat Hanan terbawa ke dalam ruangan karena ia telah memegang gagang pintu kamar perawatan.
Degg!!
Raihan kaget mendapati Hanan yang oleng dihadapannya. Ia reflek menahan Hanan agar tidak terjatuh. "Sorry."ucap Raihan dan membuat Hanan melihat siapa yang mengatakannya. Ia reflek bangun dan mengatakan terima kasih pada orang yang ada dihadapannya.
"Kamu kenal Rana?"tanya Raihan pura-pura tidak tahu. Padahal ia sudah tahu hubungan Hanan dengan Rana-adik kos temannya, Anggi-. Ia juga merasa senang karena sudah sebulan ia tidak bertemu Hanan.
Hanan menggangguk dan memohon diri untuk masuk kedalam. Ia segera menuju kasur dimana Rana berada begitu dipersilahkan masuk oleh Raihan. Tanpa sadar pandangan Raihan mengikuti Hanan. Membuat ia mendapatkan serangan kecil di lengan kanannya. Ternyata Arin memberikan hadiah kecil untuknya. Cubitan kecil yang sakitnya bukan main.
Arin tertawa melihat ekspresi Raihan yang menahan teriakannya. Raihan sadar ia sedang ada di rumah sakit. Jadi ia tidak dapat berteriak karena akan mengganggu ketenangan rumah sakit. "Kalau suka bilang kali."
Pipi Raihan merona. Memang tidak kentara karena kulitnya tidak begitu putih. "Apa sih lo Rin! Udah. Masuk sana."ucap Raihan yang langsung meninggalkan ruangan.
"Eh. Mau kemana lo kak?"tanya Arin tanpa beranjak dari pintu.
Raihan menghentikan langkahnya dan menoleh. "Mau tau aja sih lo Rin. Udah sana temenin Hanan. Awas kalau ngikut!"perintah Raihan pada Arin.
Arin mendengus. "Ye...siapa juga yang mau ngikut. Ge-Er!!"ucap Arin tersenyum miring dan menutup pintu ruang perawatan dimana Rana dirawat.
"Dasar anak kecil."ucap Raihan tersenyum sebelum meninggalkan tempatnya berdiri.
Masih jelas dalam ingatannya ketika pertama kenal dengan Arin. Ketika upacara fakultas selesai Arin menangis karena digoda oleh Niko, Joseph, dan Candra. Melihat ketiga temannya itu membuat ulah lagi, Raihan dan Angga memarahi mereka ditengah lapangan. Dan meminta maaf pada Arin. Arin berterima kasih pada Angga dan Raihan yang sudah menolongnya. Sejak saat itu mereka saling mengenal.
--------------------------------------------------
BRUK!!!
Angga dan Anggi masuk ke kamar Rana dengan terengah-engah. Rana, Hanan, Arin, dan Raihan binggung melihat tingkah mereka. Angga dan Anggi hanya tertawa melihat ekspresi semua orang yang ada di ruangan itu dengan penuh tanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
1. Thanks to YOU
RandomTulisan pertama yang aku publish. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan. Mohon kritik dan sarannya. Jangan lupa komen dan vote nya ya kalau suka. Terima kasih. HANS 13 Oktober 2015 Memendam perasaan selama ini membuatku lelah. Tapi ketika aku tida...