Hallooo...masih adakah yang nunggu cerita ini?
Maaf ya baru update lagi. Sebulan ini hiatus karena menjelang uas dan selama uas bener-bener nggak sempet untuk main di dunia oranye ini.
Mau tanya aja sih, sebenernya cerita ini gimana sih menurut kalian? Aku minta masukkan dari kalian ya.
Jangan lupa voment nya. Terima kasih
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Stasiun Cirebon Kejaksan
Akhirnya sampai juga. Batin Hanan.
Hari ini ia akan ke rumah neneknya di kabupaten Kuningan. Maksud kepulangannya adalah untuk melihat kondisi pamannya yang sedang sakit. Dari stasiun Kejaksan menuju kota Kuningan membutuhkan waktu lebih kurang dua jam perjalanan dengan mobil. Dari kota menuju desa dimana rumah neneknya masih dibutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit lagi.
Seperti biasa, seluruh keluarga besar yang akan ke rumah neneknya dengan transportasi kereta api akan dijemput oleh keluarga kecil tantenya. Tante Febri dan Om Rahmat adalah pasangan Om dan Tante yang paling gaul, lucu, modis, dan paling dekat dengan keponakan-keponakannya. Dan tentu saja mereka juga yang paling setia menjemput karena sejak Om Rahmat memutuskan untuk pensiun dini, keluarga kecil tante Febri memutuskan untuk tinggal di rumah nenek dan membangun sebuah usaha disana.
Tante Febri adalah adik kandung dari Riska –Bunda Hanan-, anak paling kecil di keluarganya. Tante Febri dan Om Rahmat memiliki anak bernama Marsya dan Akbar. Ya...Akbar Karunia. Dia adalah saudara sepupu Hanan. Marsya? Dia adik Akbar satu-satunya. Kalau mereka sudah bertemu, seperti anjing dan kucing.
"Doorrr....."Marsya memukul bahu Hanan.
"Ih Sya. Gue kira siapa."Hanan mengelus dadanya. "Eh...kok lo ikut jemput gue? Kata Tante sama Om, lo masih ada kegiatan di sekolah."
Yang ditanya hanya nyengir. "Ah. Udah nanti aja jawabnya. Ibu sama ayah udah nungu di mobil."
--------------------------------------------------
Hanan sampai di rumah neneknya dengan koper berisi baju kotor Om Trisno yang sedang dirawat di Rumah Sakit Cipta Sehat. Tadi ia, Marsya, Tante Febri, dan Om Rahmat tidak langsung pulang ke rumah nenek. Mereka mampir dulu ke Rumah Sakit karena Om Trisno ingin bertemu dengan Hanan.
Saat hendak masuk ke dalam, handphone Hanan berdering. "Bi, boleh tolong taruh kopernya di kamar Om?"pinta Hanan sambil menyerahkan koper yang dipegangnya kepada bi Jum. Bi Jum hanya mengangguk dan tersenyum.
Kak Angga Rusdiono
"Hanan....kamu dimana? Ke Rumah Sakit William Both sekarang."ucap Angga tanpa basa-basi.
"Seenak jidat aja kalau ngomong suruh buruan. Aku lagi diluar kota kak. Nggak bisa. Emang ada apa sih kak?"Astaga...kalau lo bukan kakak tingkat mah udah gue gibeng kali kalau ketemu.
"Tiga hari yang lalu Raihan kecelakaan. Dan sekarang dia masih koma. Aku baru tau tadi. Mangkanya aku nelpon kamu."
Jadi ini alasan kenapa kak Raihan tadi nggak dateng. "Semoga kak Raihan cepet sadar ya. Maaf aku belum bisa kesana sekarang. Aku masih harus disini dua hari lagi."
Angga meminta Hanan untuk menghubunginya jika sudah sampai di Semarang. Ia memaksa untuk menjemput Hanan dan segera mengajaknya untuk melihat kondisi Raihan. Hanan sudah menolaknya, tapi tetap saja Angga ingin menjemputnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
1. Thanks to YOU
RandomTulisan pertama yang aku publish. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan. Mohon kritik dan sarannya. Jangan lupa komen dan vote nya ya kalau suka. Terima kasih. HANS 13 Oktober 2015 Memendam perasaan selama ini membuatku lelah. Tapi ketika aku tida...