Raihan dan Hanan sudah disambut Hana didepan pintu. Hanan binggung begitu mendapatkan pelukan hangat secara tiba-tiba dari Hana. Ibu Hana yang melihat hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah putrinya.
"Kak Hanan doang yang dipeluk? Kakak nggak?"tanya Raihan sambil menaikkan satu alisnya.
Hana menolak dan malah mengatakan dengan penuh harap kalau Hanan saja yang memeluk Raihan. Permintaan Hana membuat Raihan dan Hanan saling pandang dan tertawa.
"Masa kakak yang peluk? Nanti ada yang marah loh!"ucap Hanan sambil membelai rambut Hana. Hana langsung bertanya pada Raihan apakah ada yang marah jika Hanan memeluknya? Dan Raihan langsung menggeleng dengan cepat.
Hana masih memaksa Hanan untuk memeluk Raihan hingga akhirnya Hanan menyerah dan mengikuti permintaan Hana. Setelah memeluk Raihan, Hana langsung mengatakan untuk mengambil gambar ketika Hanan memeluk Raihan berdua dan mengambil gambar ketika ia ada ditengah Hanan dan Raihan.
Tuhan....aku bisa jantungan kalau lama-lama meluk Hanan. Apa dia mendengar debaran jantung ini? Apa yang terjadi jika dia mendengarnya?
Setelah melihat hasil foto tadi, Raihan, Hanan, Hana, dan ibunya berangkat menuju klinik. Hanan dan Hana diperiksa di ruangan berbeda. Hanan dengan Raihan sedangkan Hana dengan ibunya. Sehabis diperiksa dan menebus obat di apotik Hana dan ibunya menunggu dijemput oleh pak Bimo-bapaknya Hana-. Raihan dan Hanan memutuskan untuk pamit.
--------------------------------------------------
Selama diperjalanan pulang Raihan dan Hanan saling diam. Raihan binggung ingin bertanya apa. sedangkan Hanan diam bukan karena binggung. Melainkan ia merasa pusing. Ia baru ingat kalau dari siang ia belum makan.Sekarang jam berapa? Setengah delapan?! Ya Tuhan gue belum makan dari siang.
"De, kamu nggak apa-apa?"tanya Raihan. Hanan hanya menggeleng. "Yakin nggak apa-apa? Muka kamu pucet gitu nggak apa-apa? Bilang aja de. Nggak apa-apa kok."
Hanan hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Raihan. Raihan yang binggung langsung menepikan mobilnya dan berhenti. Ia memegang pergelangan tangan Hanan dan mencari nadinya. Memeriksanya.
Denyut nadinya lemah. Tapi tadi di klinik tidak ada apa-apa.
"Pusing?"tanya Raihan lagi. Hanan mengangguk pelan dan membuat Raihan tersenyum. Setidaknya ia tahu apa yang dirasakan Hanan.
Raihan melajukan mobilnya dan memutarbalikkan mobilnya menuju Semarang bawah. Tidak. Raihan tidak membawa Hanan ke Simpang Lima atau kawasan utama di Semarang kota. Akan tetapi Raihan membawa mobilnya menuju warung bubur langganannya.
Raihan membeli dua porsi bubur ayam dan memesankan khusus untuk Hanan tanpa pernak-pernik bubur yang mungkin akan membuatnya tambah sakit. Hanya ayam suwir dan seledri yang dimintanya.
Tukang bubur langganannya sedikit heran karena tidak biasanya pelanggannya ini memesan dua bungkus bubur ayam. Setelah melihat ke arah mobil Raihan, tukang bubur yang diketahui bernama pak Jono tersenyum miring. "Pacarnya cantik mas. Serasi banget sama masnya."
Raihan hanya tersenyum malu dan mengatakan kalau gadis yang ada di mobilnya bukan pacarnya. "Semoga jodoh ya mas. Nanti kalau nikah saya diundang loh mas Hanani."ucap pak Jono tersenyum jahil. Pak Jono memanggil Raihan dengan nama Hanani karena plat mobil Raihan H 4174 NI dan ia tidak suka memanggil Raihan dengan nama Raihan karena menurutnya nama Hanani lebih unik. Saya baru denger nama Hanani, mas. Namanya unik. Saya panggil mas Raihan, mas Hanani saja ya. Ucap pak Jono saat kunjungan Raihan yang kedua.

KAMU SEDANG MEMBACA
1. Thanks to YOU
RandomTulisan pertama yang aku publish. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan. Mohon kritik dan sarannya. Jangan lupa komen dan vote nya ya kalau suka. Terima kasih. HANS 13 Oktober 2015 Memendam perasaan selama ini membuatku lelah. Tapi ketika aku tida...