Bab 1

731 5 0
                                        

Senja kemerahan menghiasi langit di ufuk timur. Cahayanya yang berbinar menyisakan sejuta kisah yang terjadi hari ini. Menjadikannya sebagai sejarah baru yang takkan terulang. Karena setiap waktu adalah roda kehidupan yang berputar. Sehabis senja akan datang malam yang menemani istirahat penghuni bumi. Melepas kepenatan dan sejuta masalah hari ini. Membiarkan semua makhluk terbenam dalam sejuta mimpi. Menanti hari esok yang tak jauh berbeda dari hari ini.

Seorang gadis kecil masuk ke kamar di lantai dua sebuah rumah mewah sehabis makan malam di lantai bawah. Dia kelihatan lelah. Seharian ini dia habiskan dengan belajar. Rambut panjangnya terlihat kusut sama dengan wajah mungilnya. Brakk.... Suara pintu dibanting keras. Setelah itu Dinar -nama gadis itu- merebahkan diri di kasur empuknya. "Hufftttt.... Akhirnya bisa istirahat juga sekarang," gumamnya.

Dilihatnya jam di dinding sudah menunjukkan jam delapan malam. Sebuah lagu Amanda feat Opick yang berjudul Satu Rindu berbunyi dari handphone yang ia letakkan di samping bantal menandakan sebuah pesan masuk. Dengan malas dibacanya pesan itu. Pesan dari mamanya yang kini sedang berada di Jakarta.

From : Mama

Udah makan sayang? Gimana sekolahnya tadi?

Tampak senyum tersungging di bibirnya. Dia kelihatan senang mendapat pesan itu. Sudah dua minggu mama dan papanya berada di luar kota mengerjakan sebuah proyek pekerjaan. Namun membiarkannya sendiri. Kadang gadis kecil itu berpikir, untuk apa mereka mengejar semua harta dan membiarkannya kesepian sendiri di sini. Tak jarang sedih melingkupi jiwanya. Meski tinggal di rumah mewah, semua fasilitas tersedia, tapi ia merasa semua tak berarti karena ia hanya tinggal sendiri. Yang ia butuhkan adalah seorang teman. Segera dibalasnya pesan itu.

To : Mama

Udah kok ma. Baru aja Dinar selesai makan. Sekolah baik-baik aja kok ma. Cuman tugas kelewat banyak. Dinar sampe capeek banget ngerjainnya hari ini. mama sama papa kapan sih pulang? Dinar kangen L

Setelah itu ia menekan tombol send. Tak lama kemudian laporan pesan terkirim muncul di hp-nya.

Menunggu balasan sms dari mamanya Dinar menatap langit-langit kamar. Pikirannya menerawang jauh. Tiba-tiba sekelebat bayangan berjalan di balkon kamarnya. Langsung saja Dinar tersentak dari lamunanya dan berjalan kearah balkon. Ternyata jendela kamarnya belum ditutup. Mungkin itu bayangan dari tirai gorden yang menutup jendelanya. Dinar menutup jendela kamar dan kembali telentang tiduran di kasur. Namun tiba-tiba sesosok tubuh menarik perhatiannya. Sesosok tubuh itu berada di luar balkon. Berdiri di dekat jendela dan menatap tajam ke arahnya. Dengan perasaan takut Dinar mengalihkan pandangannya dari jendela ke pintu kamarnya. Ia berpikir untuk turun ke bawah dan memanggil Mbok Tunim, pembantunya. Gadis itu semakin menatap tajam ke arahnya.

"Aaaahhhhhhh.....," teriak Dinar. Ia tersentak. Ternyata dia cuma mimpi. Dialihkannya pandangan menyebar ke seluruh penjuru kamar. Saat tatapannya tertuju pada jendela tak ada apa-apa disana. Hanya hembusan angin kencang menerpa menyibakkan gorden yang menutup jendela. Dinar bergegas menuju arah jendela. Benar saja jendela belum ditutupnya. Setelah menutup jendela dia mulai bepikir. Mimpi itu seolah nyata. Dalam mimpi itu jendelanya belum ditutupnya, dan benar saja memang dia belum menutup jendela karena kesibukannya hari ini. Begitu membalas pesan dari mamanya ia langsung tertidur lelap.

Setelah menutup jendela matanya menatap jam yang terus berdetak detik demi detik di dinding kamarnya. Waktu saat itu menunjukkan pukul 01.00. Kemudian Dinar mengambil hp-nya. Sebuah pesan masuk dan tiga panggilan tak terjawab dari mamanya. Diabaikannya pesan itu.

Dinar berbaring kembali di kasur. Rasanya ia ingin tidur dan melepas kepenatan hari ini. Namun matanya tak jua mau terpejam. Hafffttttt.... Dinar menghela nafas panjang. Kesal. Karena bosen tiduran ia mengambil laptop dan mulai menjelajah dunia maya. Tangannya dengan lancar membuka facebook, twitter, kemudian mengecek e-mail, dan terakhir membuka blognya. Tak ada sesuatu yang istimewa di semua jejaring social yang ia buka. Karena bosan Dinar mencoba mencari-cari sesuatu yang dapat meghilangkan kebosanannya. Namun tiba-tiba pikirannya teringat pada sesosok gadis yang menatap tajam ke arahnya di jendela tadi. Entah mengapa perasaannya jadi tak menentu. Perasaan takut menyelimuti jiwanya.

Siapa dia? batinnya seolah ingin menjerit dan meronta untuk melepaskan diri dari bayangan yang terlalu menyita. Menyita waktu juga perasaan. Ingin rasanya ia menangis. Di tatapnya lagi layar laptop di hadapannya. Namun perasaannya tetap tak menentu. Ia merasa ada sesosok tubuh yang mengamatinya, menatapnya dengan tajam. Sesosok tubuh itu berdiri di jendela kamarnya.

Mystery of The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang