6. pondok

757 30 0
                                    

"Apa ini yang di maksud oleh nenek hahn tadi?" tanya nya tampak mengingat-ngingat, mendengar ucapan nya aku tersontak kaget dan tak bisa mengatakan apa-apa lagi....

Melihat aku hanya diam seribu bahasa andi pun segera menggendongku

"Kita mau kemana ndi?"
tanyaku pasrah karna tubuhku benar-benar lemah dan sakit

"Tempat ini berbahaya buat lo nggi, kita harus keluar, harus!!" andi segera membawa ku keluar rumah dan menduduk kan ku di atas motor ninjanya, aku menatap bayangan kabut yang melihat ku dari jendela, aku bisa merasakan kesedihannya melihat keadaan ku, tapi dia sungguh tak berdaya dan aku mengerti itu lalu ku kembangkan senyum padanya dan kami segera melaju meninggalkan rumah

****

Tak lama kami tiba di salah satu tempat di pelosok jakarta, tempatnya terlihat sangat damai dan tentram, rumah penduduk tidak saling berhimpitan, berjarak satu sama lain tapi terlihat teratur, pohon pun tumbuh di setiap halaman mereka dan tiba-tiba andi menghentikan motor nya di depan pohon besar di sebuah tanah kosong, lalu dia turun kemudian membantuku turun.
Dia mendongak ke atas pohon sambil menghembuskan nafas panjang, sepertinya dia sangat lelah aku mengerti itu karna dia pasti sedang ada masalah. Melihatnya mendongak ke atas aku pun ikut mendongak lalu kulihat ada sebuah pondok kecil di atas pohon itu

"Ayo naik"
Saat aku melihat ke arah nya tiba2 dia sudah setengah berjongkok di depanku

"Kamu mau gendong aku ke atas?" tanyaku karna merasa tak yakin dia bisa menggendongku ke atas

"Udeh naik" desak nya lagi dan aku terpaksa mengikuti

Dan akhirnya dia berhasil menggendongku menaiki tangga2 di pohon besar itu

"Sebenarnya gue ingin tidur disini tadi, tapi karna pintu dan pintu jendelanya belum sempet gue buat makanya gue kerumah lu tadi" kulihat dia berbicara sambil mengambil lilin yang ada di kotak kecil di dalam pondok nya, lalu dia menyalakannya

"Pondok ini kamu yang buat?" tanyaku penasaran

"Iya, kemarin gue beliin tanah disini dengan ukuran kecil karna gue lihat ada pohon besar ini, jadi beberapa hari ini gue ngerjain pondok ini sendiri" dia menjelaskan dan aku mengagumi nya dalam hati

"Karna di jogja tempat gue kemarin gue juga punya pondok seperti ini, setiap ada masalah gue selalu tidur di pondok itu" lagi lagi dia bercerita tentang dirinya dan sedikit demi sedikit aku mulai tertarik tentang nya

"Ya udah lu tidur gih, biar gue yang jaga di liuar" di lemparkannya jaket hitam nya padaku
"Sorry gue belum bawa bantal ama selimut kesini, jadi pake jket gue aja gk papa kan" dia tersenyum padaku dan membuat lesung pipinya nongol di pipi kiri dan kanan nya, aku melelehhhhh lehhh lalu ku pukul2 kepalaku karna aku merasa bodoh dengan pikiranku

"Ehh kenapa lu mukulin kepala lu sendiri" tanyanya heran melihat kelakuanku

"Ehh enggak kok, ya udah gue tidur dulu, awas kalo lu berani macem2" aku tertawa bego lalu segera aku berbaring

Lalu aku pun tertidur di iringi alunan gitar yang di mainkan si andi

**pagi**

Hua...... Aku menguap sambil menggeliat saat aku terbangun dari tidur, dan kurasakan nyeri di sekujur tubuhku akibat lebam tadi malam

"Mana tuh anak" mataku terbelalak melihat si alis tebal tidak ada lalu aku segera duduk
Apa dia ninggalin gue trus pergi sekolah???
Apa dia males sama gue trus dia pergi gitu aja???
Wah !!! Kurang ajar nih anak
Atau...
Apa dia jatuh kebawah trus dia pinsan???
Atau batang hidung nya bengkok ke kiri? Atauuu ke kanan??
Atau gigi tengah nya patah 2 biji???
Aku segera melihat kebawah dan syukurlahhhh pikiran konyolku sudah berhenti melihat tidak ada apa2 di bawah, yang kulihat hanya motor si alis tebal bertengger di bawah
Lalu kemana dia???

WHO AM I??Where stories live. Discover now