My Love (Namjoon X Reader)

2.8K 201 8
                                    

Short Romance Story with Your Bias [ DRABBLE ]

( Namjoon X Reader )

My Love

By S.Y.A

Drabble, Romance

Classified for Teens

Oneshoot

Disclaimer:

This is JINJJA came from OTAK WA. I DON'T ALLOW you to COPAS this FANCIC. COPAS? HEUNTEU JAMAN KALE!


~^^ Happy Reading ^^~


"Mwo?! Kau tak bisa datang?"

"Mianhae (Namkormu)... tapi aku benar-benar tak bisa datang hari ini. Deadline tugas kuliahku sudah tinggal besok. Aku benar-benar harus menyelesaikannya sekarang..."

Kau menghela nafasmu berat, "Geurae... kau boleh tak datang nanti malam..." lirihmu.

"Mianhae (Namkormu), jeongmal mianhae. Aku akan datang ke rumahmu besok! Bahkan, akan kubawakan kau sebuah kunci mobil untuk hadiah ulang tahunmu!"

Kau terkekeh, "Geurae, Kim Namjoon. Akan kutunggu hadiah 'kunci mobil' darimu," ucapmu.

"Ne! Saranghae (Namkormu)!"

"Saranghae."

PIP

Kau memutuskan sambungan telfonmu dengan Namjoon, namjachingumu. Setelah itu kau menyenderkan dirimu sendiri ke bangku yang sedang kau duduki. Matamu menatap lurus ke depan dengan sayu. Sedikit sedih ketika kau mengetahui kalau namjachingumu tak bisa datang menemuimu pada hari ulang tahunmu yang ke 21. Bagaimana tak sedih? Kalian sudah saling tak bertemu sejak 2 minggu yang lalu. Itu semua karena pekerjaan kuliah Namjoon yang tak ada habis-habisnya menghujamnya. Dan kau yang hanya berstatus sebagai 'yeojachingu'nya, hanya bisa menerimanya. Kau tak berhak untuk menyuruhnya keluar dari kuliah. Lagipula, kuliah juga untuk kebaikan Namjoon. Jika kau menyuruhnya untuk berhenti kuliah, itu namanya kau tak mau yang terbaik untuk namja yang paling kau sayangi setelah appamu, jadi kau harus bisa menerimanya dan mengerti dirinya. Ya... walaupun kau harus menahan perasaan rindumu pada seorang Kim Namjoon.

Kau mengambil secangkir kopi di atas meja di hadapanmu kemudian menyeruputnya. Kau lihat pantulan wajahmu sendiri di dalam cangkir kopi yang isinya tinggal setengah itu. Senyum kau sunggingkan di bibirmu. Tak lama, senyum itu berubah menjadi kekehan. Terkekeh karena jika kau memikirkan lagi bagaimana hubungan Namjoon dan dirimu bisa bertahan. Padahal kalian hampir jarang sekali bertemu, tapi kalian masih bisa melanjutkannya. Bahkan tanpa diri masing-masing. Walaupun namja berambut pirang itu selalu disibukkan oleh pekerjaan kuliahnya, ia selalu menyisihkan waktunya untuk meraih telfonnya dan menekan tombol untuk menelfonmu. Selama ini belum pernah kau yang memulai menelfon ia dahulu, pasti selalu Namjoon yang pertama menelfonmu. Dan itu membuatmu terkekeh. Pernah saat itu kau sedang di kamar mandi, dan Namjoon di tempat lain sedang berusaha untuk menelfonmu hanya untuk memberi tahumu kalau ia habis bertemu dengan seorang yang sangat mirip dengan Demi Lovato, penyanyi favoritmu. Sedangkan kau hanya bisa tertawa mendengarnya kalau ia hanya ingin memberitahumu itu. Namjachingumu Namjoon selalu bisa membuat harimu lebih berwarna.

Setelah menghabiskan kopi yang sudah kau beli, kau bangkit dari tempat dudukmu dan beranjak pergi dari kafe setelah memberi tips di mejamu tadi. Tanganmu membenarkan tas kecil selempangmu sambil berjalan pergi dan menuju apartmentmu. Kau tinggal sendiri di apartment karena memang eomma dan appamu tinggal terpisah denganmu. Dan mau tak mau, kau harus tinggal sendiri di Seoul, karena kantor tempatmu bekerja ada di Seoul. Dan di Seoul lah kau bertemu dengan Kim Namjoon. Kim Namjoon, namja yang kau cintai itu adalah orang yang pertama kali dapat menarik perhatianmu. Kau masih ingat saat pertama kali kau bertemu dengan Namjoon di sebuah stasiun kereta api. Saat itu kau baru sampai di Seoul. Berencana untuk memulai kehidupan baru di tempat asing, orang-orang asing, kawasan asing, dan gaya hidup yang asing. Awalnya kau tak tahu harus apa lagi setelah sampai di Seoul, tapi lalu, Namjoon datang menemuimu dan membantumu untuk mencari tempat tinggal untukmu. Dan sejak saat itu, kau dan Namjoon saling mendekatkan diri. Dan lama kelamaan, Namjoon menjadi namja yang paling kau sayangi. Bukan hanya karena parasnya saja, tapi juga karena sifatnya yang baik hati, manis, polos, perhatian, dan lucu. Kaupun dan Namjoon akhirnya menjadi sepasang kekasih. Sudah sejak 2 tahun yang lalu kau dan Namjoon berpacaran. Dan kau sebenarnya sudah berpikiran untuk membangun sebuah keluarga bersama Namjoon. Tapi karena Namjoon dan kau yang sering disibukkan oleh pekerjaan masing-masing, keinginanmu untuk memiliki keluarga bersama Namjoon selalu tak pernah bisa kau sampaikan. Akhirnya keinginan itu hanya menjadi sebuah perasaan yang harus bisa kau pendam dalam dirimu.

KREK

Pintu apartmentmu kau buka. Ruangan gelaplah yang pertama kau lihat. Kau baru sampai di apartmentmu jam 8 malam. Karena memang jarak antara kafe tempat terakhir kau menghabiskan hari tadi cukup jauh, sehingga menyita waktumu.

Tanganmu meraba dinding apartmentmu. Saat menemukan benda yang kau cari, segera kau tekan benda itu. Tapi yang kau harapkan tidak terjadi. Ruangan rumahmu tetap gelap. Kau mendengus. Saklarnya terputus, kau pikir. Karena malas, akhirnya kau berjalan masuk terlebih dahulu ke dalam apartmentmu, hanya untuk meletakkan tasmu, setelah itu keluar lagi dan melaporkannya pada pemilik apartment. Tapi apa yang kau lihat dalam apartmentmu membuatmu bingung. Kau lihat cahaya lilin datang dari dalam ruang makan rumahmu. Diliputi oleh perasaan bingung, kaupun berjalan masuk ke dalam ruang makan tersebut. Langkahmu perlahan, takut-takut sesuatu melompat keluar saat kau sampai di dalam. Matamu melirik sebentar ke dalam ruang makan tersebut. Dan perasaan kaget tiba-tiba kau rasakan. Kau lihat meja makan ruang makanmu sudah tertata dengan rapi. Beberapa piring makanan berisi dengan lauk pauk di letakkan depan rapi di atas meja. Sebuah vas bunga di letakkan di tengah-tengah meja. Harum wangi semerbak mawar tercium olehmu. Dua buah lilinpun tertata dengan rapi di sebelah vas bunga, menambah keromantisan keadaan. Tapi yang lebih membuatmu kaget, adalah tiba-tiba seseorang melingkarkan kedua tangannya di pinggulmu. Sebuah benda di taruh di bahumu. Hembusan nafas seseorang dapat kau rasakan dengan lembut menerpa lehermu.

"Eotte? Kau suka?" tanyanya.

"Chagi? Kaukah itu?" tanyamu bingung.

"Memang siapa lagi?"

"Tapi bukankah seharusnya kau mengerjakan tugas kuliahmu?"

"Aku berbohong padamu. Tugasku sudah selesai sejak kemarin."

Kau terkekeh. Namjoon tersenyum sambil memelukmu.

"Kau yang menyiapkan semua ini?"

"Tentu saja. Memang siapa lagi?"

"Siapa tau mantanku."

"Akan kuhajar dia jika ia berani menyiapkan makan malam romantis untuk yeojachinguku."

Kau kembali terkekeh mendengar jawaban Namjoon, "Geurae..."

"(Namkormu)?"

Namjoon memanggilmu. Kau sedikit menengokkan kepalamu untuk melihatnya, "Hm?"

Namjoon tersenyum. Setelah itu ia melepaskan pelukannya darimu dan beralih ke hadapanmu. Di hadapanmu sambil menggenggam tanganmu, ia berjongkok. Salah satu tangannya merogoh kantung celananya. Dikeluarkannya sebuah kotak kecil dari dalam situ. Jantungmu mulai berdegup dengan cepat. Matamu terus menatapnya yang sedang menggenggam kotak berwarna hitam tersebut.

"(Namkormu)?" Namjoon kembali memanggilmu.

Dengan perasaan bercampur aduk, kau menjawab panggilannya, "N- ne Kim Namjoon?"

Ia tersenyum, "Aku tahu kau selalu menginginkan sebuah keluarga. Benar?"

DEG

"Eo- eoh? Ch- chagi... kau tahu darimana?"

Namjoon tersenyum. Tangannya lalu membuka tutup kotak kecil tersebut, "Kalau begitu, aku akan mengabulkan keinginanmu. Jadilah orang yang selalu ada di sampingku sampai akhir hayatku. Jadilah orang yang selalu menemani setiap hariku disaat duka maupun suka. Jadilah orang yang paling pertama kulihat saat aku membuka mataku, dan orang yang paling terakhir kulihat saat aku menutup mataku. Jadilah, cintaku untuk selama-lamanya."


~~~


Apa reaksimu? :3


A/N =

Hey guys! ^^

Would you please read my other stories? ^^

Tolong baca fanfictionku, 'Trapped'. Author bener-bener butuh saran dan kritikan ^^

Gamsahamnida chingudeul~ ^^


Short Romance Stories - Bangtan BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang