Chapter 1

2.3K 99 4
                                    

Mataku menyapu seisi kelas yang sepi. Lalu kulirik jam yang tertempel di dinding.

Pukul 4 sore, oh pantas kosong.

Hanya aku yang menjalani hukuman hari ini, karena.. aku tidak mengerjakan PR Matematika. Yah, untuk apa juga aku mengerjakan? Hidup hanya sekali, lebih baik aku bersenang-senang menghabiskan hidup.

Pintu kelas terbuka. Aku melongok untuk melihat siapa itu. Jaegu songsangnim.

"Heyeon, kau boleh pulang."

Kata-katanya bagaikan air dingin yang menyiram kepalaku yang melepuh. Aku tersenyum kecil, mengambil tasku dan berjalan.

"jangan lupa, kerjakan PR di halaman 84" Jaegu songsaengnim mendelik kepadaku. Aku mengangguk dan bergegas pulang. Menjemput adikku di penitipan anak, dan.. pulang ke apartmen kecilku..

"aku pulang.." aku membuka pintu.

"oh, Heyeon! Kau sudah pulang?" eomma mendekatiku, "kau juga menjemput adik? Oh, terimakasih.." ujar eomma.

Aku hanya mengangguk perlahan lalu berjalan menuju kamar. Kurebahkan tubuh mungilku di kasur, lalu mengambil ponsel di kantung rok.

Ada 5 pesan yang belum ku baca, dan semua dari Jieun.

Jieun: Heyeoon !!

Jieun: Bagaimana rasanya dihukum 1 jam?

Jieun: Yaah! Jawablah

Jieun: Makanya lain kali kau kerjakan pr, uuu uuuu~~

Jieun: Apakah kurungan nya belum selesai ??

Aku menghela nafas. Anak ini...

Heyeon: baru saja aku pulang. sudah berapa kali aku bilang, jangan spam jika mengirim pesan.

Aku mengusap mataku lalu mendengar suara Eomma.

"Heyeooon?? Eomma dan Hayeon ingin belanja, apa kau ikut??"

"tidaaaaak.." jawabku

"oke, jaga rumah ya," lalu terdengar pintu tertutup.

Aku terbengong. Hari-hariku tidak pernah ada perubahan; dihukum, ditinggal dirumah sendiri, bangun telat, PR terlupakan, yah. Begitu.

Tiba-tiba, ponselku kembali bergetar.

Jieun: aku kerumahmu, ya? :3

Aku menghela nafas pasrah, lalu membalas singkat pesan Jieun.

Heyeon: ya

ting tong

Hei... cepat sekali?

Aku buru-buru berlari menuju pintu, lalu membuka pintu tersebut, "Jieun, kok cepat sekaㅡ"

Aku terdiam melihat sosok yang berada di hadapanku sekarang. Mataku terkunci dengan manik hitam legamnya.

Orang ini memberi aura aneh kepada diriku.

Ia berdeham beberapa kali, "aku Choi Seungcheol, baru berpindah ke rumah di sampingmu. Salam kenal," ia mengulurkan tangannya.

Aku menatap kosong uluran tangan tersebut, lalu mengangguk canggung, "err.. ya.. salam.. kenal.. aku.. Heyeon, dah!" aku segera membanting pintu.

Oh.. aku benci kontak fisik.

*

"kok lemas?" Jieun mengetuk meja dihadapanku.

"ada lelaki pindahan,"

"lalu? Apa hubungannya" Jieun penasaran.

"ada yang aneh darinya. Sepertiㅡ"

"ganteng?? Kau jatuh cinta padanya?? Waaah!! Akhirnya Heyeon suka lagi dengan seseorang!!" entah mengapa Jieun sangat antusias jika aku suka seseorang.

"bodoh, baru bertemu sekian detik sudah jatuh cinta?" sanggahku.

"ganteng tidak?" tanya Jieun.

"biasa saja." ujarku sambil mengunyah keripik.

"lalu apa yang aneh? Waah! Tumben Heyeon berbicara masalah cowok!" aku melirik Jieun datar. Memang sih aku tak pernah berbicara tentang cowok kepadanya, kepada siapapun, kepada diriku sendiri.

"aku pun tak tahu apa yang aneh.." ujarku, merogoh kantong keripik kentang, "tapi.. ada sesuatu dari dirinya.. sesuatu. Berbeda dari biasanya."

"kau ini.. berbeda seperti apa??"

"aku bilang aku tidak tahu!"

"yah, Heyeon!!"

niit niit

Handphone Jieun bergetar.

"ah! Mina!"

"Mina?" aku mengerutkan dahiku, "untuk apa ia menelponmu?"

"hai Minaa!!!"

"Jieun, kau tidak ada dirumah, dimanakah kau?"

"aku dirumah Heyeon! Datang saja kesini!"

"YAH! Seenaknya saja kau mengundang orang?!"

"ok"

"ups.. terlanjur," ujar Jieun, iseng. Aku mendengus.

Aku, Jieun, dan Mina adalah teman dekat semenjak Sekolah Menengah Pertama. Sifat kami sangatlah bertolak belakang.

Aku, dengan sifat tak tahu diriku. Cuek, sering uring-uringan, malas, dan cenderung pendiam.

Jieun, dengan sifat semangat, ceria, dan polosnya.

Dan Mina, dengan sifatnya yang rajin, namun cuek dan juga terlalu frontal.

Tiba-tiba, bel rumahku berbunyi.

"itu pasti Mina!!" ujar Jieun menuju pintu.

Ah, kupikir aku phobia dengan bel pintu.

"Mina!!" Jieun menggandeng Mina ke ruang tamu, dimana aku rebahan dengan komik ditangan.

"hai, Jieun dan.. kau kenapa uring-uringan, Heyeon?" tanya Mina.

"Heyeon jatuh cinta!!" ujar Jieun.

Aku melotot, "YA! KIM JIEUN!"

"Benarkah?! Jung Heyeon? Menyukai seseorang? Woow" ujar Mina.

"ANII!! AKU TAK MENYUKAINYA!! Kan aku hanya bilang ada yang aneh, Jieun.."

"yang aneh adalah mukamu yang sedaritadi merah itu, kan?" goda Jieun.

"terserahlah," aku kembali rebahan.

"yah," Mina menendang kakiku.

"hm,"

"ada apa sih?" tanya Mina.

"ada tetangga baru, Heyeon bilang ada yang aneh dari orang itu," jelas Jieun.

"hoo.. aneh gimana? Ada yang mengganjal pikiranmu?"

"IYA! Tapi aku tak tahu apa itu..." ujarku. Mina memang berpengalaman.

"hm.." Mina mengangguk lalu tersenyum kecil.

"kau sudah besar, ya?" ia menepuk pundakku.

"hu-huh?"

strange ✲ c.s.cTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang