Pagi ini, seperti biasa aku telat.
Namun beda, sekarang aku sudah mengerjakan halaman 84! Sebuah penghargaan, seorang Heyeon mengerjakan PR.
Aku berlari menuju sekolah. Beruntung, pagarnya belum ditutup.
Aku menerobos kerumunan di lorong loker dan menuju kelasku; 3D.
Tiba-tiba, bahuku dicolek, aku menoleh. Oh, Seokmin?
"ada apa?" tanyaku.
"Mina sudah datang?" tanyanya. Untuk apa ia bertanya tentang Mina...
"sudah mungkin.." aku melongok ke kelas, "sudah. Kenapa?"
"ah, tidak.. eum.. tolong kasih ini kepadanya." ia menyerahkan bungkusan sesuatu.
"mhm.." aku melihat bungkusan tersebut.
Aku berjalan menuju kelas, ke meja Mina.
"dari Seokmin," aku melempar bungkusan tersebut.
"Seokmin..?" Mina melihat bungkusan tersebut, "anak 3A?" aku mengangkat bahu.
"kau dengan Seokmin?" tanyaku.
"akhir-akhir ini dia sering mengajakku pergi, tapi aku selalu ada acara," Mina membuka bungkusan tersebut, "coklat.."
"ya, Mina.. dia sedang mendekatimu, peka dong.."
"aku tak mau dinasihati dengan orang yang tak lebih peka dariku," Mina tersenyum meremehkan kearahku.
"well, hello? Selama ini tak ada yang mendekatiku, dan kau bilang aku tak peka? Yaah! Itu realita, bukan akunya yang tak peka, tapi memang tak ada!"
"hm.. lalu siapa tetangga baru itu?"
"yah! Tak usah dibahas lagi lah, Mina.."
Mina tertawa. Lalu menunjuk ke pintu. "look who's talking"
Aku melihat ke pintu. Jieun dan Mingyu sedang berbicara.
"yah. Mereka berduaan lagi..??" aku tertawa kecil.
Bel berbunyi, segera aku duduk dipojok kiri belakang. Meja kananku adalah Jieun, depanku kosong, kananku jendela arah lapangan.
Semua murid duduk dikursi masing-masing. Langkah kaki Dangjun songsaengnim terdengar. Hanbin, sang ketua kelas berdiri.
Aku melihat ke luar jendela, terdengar pintu kelas terbuka.
"annyeong haseyo, songsaengnim.." ujar semua murid, kecuali aku yang masih melihat keluar jendela.
"kita ada murid baru hari ini, silahkan perkenalkan dirimu."
Tetangga baru, murid baru. Huh.. mungkin tuhan mendengar protesku mengenai hidupku yang tak ada perubahan ya.. tapi, tetangga baruku tidak mengubah hidupku, mungkin murid baru ini akan.
Aku masih melihat keluar jendela saat dengar suatu nama.
"annyeong, Choi Seungcheol imnida."
Aku membelalakkan mata. Lalu melihat kedepan. Benar. Itu dia, berdiri disamping Dangjun songsaengnim.
Sial.
Aku segera kelabakan mencari buku kesana kemari untuk menutupi wajahku. Bisa saja aku pura-pura belajar, atau.. ah!! Pura-pura tidur!!
Aku menenggelamkan wajahku di lipatan tanganku di atas meja. Sungguh cerdas.
"Heyeon, bangunlah. Ini sekolah, bukan kamarmu."
Sial, aku malu.
Segera aku mengangkat wajahku. Dapat dipastikan, lelaki itu tengah menatapku.
"Oke, Seungcheol, silahkan duduk di depan perempuan yang barusan tidur."
Ini memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
strange ✲ c.s.c
FanfictionAku adalah gadis yang tak peduli kepada sekitar. Bahkan tak memiliki pengalaman dengan lawan jenis. Bukannya terlalu 'jomblo', tapi aku tak tertarik. Sampai hari dimana lelaki itu datang, dan membuatku merasakan kehidupan yang sebenarnya.