Seungcheol berjalan kearah meja didepanku, lalu melihat aku.
"ah, kau..."
Jieun menoleh kearahku dan Seungcheol, "kau kenal, Heyeon?" tanyanya kepadaku.
Aku mengisyaratkan 'nanti-aku-beritahu' kepada Jieun. Ia mengangguk.
Seungcheol duduk didepanku, "kau disini juga?"
Aku mengedarkan pandangan ke.. kemana saja yang penting aku tidak melihat ke matanya.
"ya...yaa? Iya.."
Lalu ia menghadap ke depan, aku menoleh ke Jieun yang memasang tampang bingung.
*
"HAH?! JADI DIA TETANGGAMU ITU?!!"
"SSSSSTTT!!!"
Jieun dan Mina menutup mulut setelah di-sstt-oleh seisi perpustakaan.
"yah.. iya. Kenapa dia masuk sini sih... ugh," aku menggaruk kepala, "setiap didekatnya aku merasa aneh."
Mina menyeuput es kopi yang diam diam dibawanya ke perpustakaan. "matamu tak lepas darinya?"
Aku menggeleng, "tidak, justru aku tak ingin melihat matanya, atau.. aku menghindari kontak mata."
"kau menghindari eyecontact saat sedang bicara dengannya?"
Aku menjentikkan jari, dan berteriak dalam bisikan. "yaa! benar ituu!!"
Mina tersenyum, lalu bangkit. "aku ada rapat OSIS. Heyeon.. selamat ya?"
Aku menatapnya bingung, lalu Mina pergi.
"apa maksudnya dengan 'selamat ya'?" tanyaku kepada Jieun.
Jieun menggelengkan kepala tanda tak tahu.
"ke kantin saja, yuk." ajak Jieun. Aku mengangguk setuju.
Kami melewati lorong loker, seperti biasa, banyak orang.
"yah, banyak sekali orang?" tanya Jieun.
"Jieun!" panggil sebuah suara. Aku dan Jieun menoleh. Mingyu.
"ada apa, Mingyu?"
Aku memutuskan untuk duluan. Serasa jadi nyamuk.
"Jieun, aku duluan, ya?" lalu aku sedikit berlari ke kelas.
BUUGH
Aku tertabrak dada seseorang di belokan. Aku terjatuh, menunduk. Sakit.. pasti laki-laki.
"m-maaf! Kau bisa berdiri?" aku menoleh untuk melihat keatas.
Seungcheol...
Aku menelan ludah. Berdiri, lalu membersihkan rok.
"bisa.." ujarku, "maaf telah menabrakmu."
Ia tersenyum. OKE AKU MENGGILA, "ya tak apa. Maaf juga."
Aku mengangguk, "kau sendiri?" tanyaku.
"ya.. tadi aku bersama Jeonghan, tapi aku memutuskan untuk pergi sendiri."
Aku mengangguk ngangguk "oo.."
"kau..?"
"yaa begitulah,"
"hmm.."
"yah," ujarnya. Aku menoleh.
"em, nanti kau ingin pulang bersamaku?" tanyanya.
Aku tersenyum kecil, "ya,"
Ia menunjukkan deretan giginya lalu menggaruk rambutnya.
"yaa..sudah.. daah!" lalu ia sedikit berlari menuju kelas.
Baru kali ini aku pulang dengan laki-laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
strange ✲ c.s.c
FanfictionAku adalah gadis yang tak peduli kepada sekitar. Bahkan tak memiliki pengalaman dengan lawan jenis. Bukannya terlalu 'jomblo', tapi aku tak tertarik. Sampai hari dimana lelaki itu datang, dan membuatku merasakan kehidupan yang sebenarnya.