Bel berbunyi. Semua murid merapihkan barang-barang. Aku menuju meja Seungcheol.
"kajja," ujarku.
Tiba-tiba, aku mendengar namaku disebut.
"Jung Heyeon.." panggil Jaegu songsaengnim.
Oh, terimakasih. Engkau sangat merubuhkan moodku.
Aku menghela nafas, Seungcheol menahan tawa.
"yaa?" aku menoleh ke Jaegu songsaengnim.
"ikut saya ke ruang guru."
Aku menendang batu khayalan, dan berjalan menuju pintu. Lalu teringat Seungcheol.
Aku berbalik badan, dan berteriak dari pintu.
"Seungcheol!" ia menoleh kearahku.
"jika kau ingin duluan, duluan saja."
Ia berjalan kearahku, lalu berbicara sesuatu.
"aku tunggu di loker" bisiknya sembari tersenyum.
Jantung, oh jantung. Bagaimana kabarmu?
*
"tumben kau mengerjakan PR," ujar Jaegu songsangnim.
"yaa.." cepatlah, aku ditunggu nih..
"ada tugas tambahan," ujar Jaegu, mengeluarkan selembar kertas, "besok kumpulkan."
Aku menatap kesal selembaran ditanganku.
"baiklah."
*
Aku segera menuju loker untuk menemuinya. Untuk apa ia menungguku sih... Ah, sudah jam 4?! Aku harus menjemput Hayeon juga!
Ia berdiri bersandar ke loker, melihat kearahku.
"tadi kenapa?" tanyanya.
"biasa, tugas tambahan."
"Matematika..?" ia melihat ke kertas yang ku pegang.
"mhm. Merepotkan saja sih," aku memasukkan kertas ke tas.
"kau mengerti?" aku menggeleng.
"perpustakaan belum tutup, kau ingin kuajari?"
Aku menatapnya ragu.
"sebentar," aku mengambil ponsel, mengirim pesan ke eomma.
Heyeon: eomma, aku tak bisa menjemput Hayeon, aku pulang telat. jangan khawatir, ya
Sedetik kemudian, eomma membalas.
Eomma: Ok♡
"oke, ayo"
kami menuju perpustakaan. Di pintu, aku bertemu Mina dan Seokmin.
"Heyeon ke perpustakaan? Tumben~" goda Mina, dan saat ia melihat ke belakangku dimana ada Seungcheol, ia menarikku menjauhi Seokmin dan Seungcheol.
"apa sih?" tanyaku.
"kau bersama Seungcheol kesini?" aku mengangguk.
Mina tersenyum. "good luck with him."
aku menatap Mina bingung. Lalu ke dalam perpustakaan bersama Seungcheol.
Aku duduk disatu kursi di bagian buku pelajaran. Ia mencari sesuatu di rak.
Aku menjawab berbagai kerusuhan di grup kita bertiga, aku, Jieun dan Mina.
Mina: guess what
Jieun: Hah?
Mina: someone's dating. *giggle*
Jieun: Siapa?
Mina: our lovely HEYEON AND SEUNGCHEOL
Jieun: JINJJAAA??!?!
Heyeon: hei bodoh
Heyeon: aku tidak berkencan dengannya, oke.
Mina: lalu tadi apa
Mina: di perpustakaan berdua
Jieun: Jinjjayo.. Selamat Heyeon!!
Heyeon: paboya ia hanya mengajariku matematika.
Mina: while holding hands?
Heyeon: YA! SONG MINA!
Jieun: HAH KALIAN PEGANGAN TANGAN WAAAH SELAMAT HEYEOONN
Heyeon: ANII!!! SONG MINA JANGAN MEMBUAT GOSIP ANEH-ANEH DONG!!
Mina: *giggle*
Seungcheol kembali dengan setumpuk buku ditangannya.
"materinya apa?"
Aku mengintip kertas tersebut.
"aljabar."
"nih" ia memberikan satu buku, lalu duduk disampingku, "ada pesan masuk.." ia menunjuk ponselku.
"ah.." aku menyalakan ponselku.
Jieun: Heyeon menghilang
Mina: sedang fokus 'belajar' bersama pujaan hati.
Jieun: Ya, Mina.. benarkah Heyeon dan Seungcheol berdua?
Mina: kau pikir aku bohong?
Jieun: Apa Heyeon benar menyukai Seungcheol...?
Heyeon: YAH KALIAN DIAMLAH AKU SEDANG BELAJAR!!!!
Mina: kau belajar hanya karna gurunya adalah Seungcheol, kan.
Heyeon: tidak-_-
"kau mengerti?"
Aku menggelengkan kepala.
"ini begini begini begini lalu di blablabla."
Tidak aku tidak bisa fokus.
Wajahnya bersandar di bahuku, nafasnya menggelitik pipiku, tangannya menunjuk soal, menumpuk tanganku.
Perasaan aneh ini muncul lagi.
Jantungku berdegup kencang, darah berdesir ke wajahku.
Oh tidak.
Inikah rasa...
"kau mengerti?" tanya nya, aku bisa melihat dari sudut mata, ia melihat kearahku.
Aku mengangguk. Wajahku panas. Aku menunduk.
"Kau kenapa..?"
"a-ani.. tidak apa-a-apa.."
"yah, Heyeon.. kau ingin pulang sekarang?" tanya Seungcheol.
Aku terdiam. Hah, mengapa aku jadi seperti ini.
Aku bangkit.
"ayo kita pulang, tugas aku kerjakan besok juga bisa,"
Seungcheol menatapku sebentar.
Lalu ia mengangguk dan merapihkan buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
strange ✲ c.s.c
FanfictionAku adalah gadis yang tak peduli kepada sekitar. Bahkan tak memiliki pengalaman dengan lawan jenis. Bukannya terlalu 'jomblo', tapi aku tak tertarik. Sampai hari dimana lelaki itu datang, dan membuatku merasakan kehidupan yang sebenarnya.