Kau tahu rasanya memiliki keluarga yang berantakan dan kau berusaha untuk mendewasakan dirimu sendiri. Aku berusaha bertahan sendiri tanpa ditemani oleh orang orang yang ada disekitarku. Terkadang aku butuh waktu dan moment untuk menenangkan diriku ini dari semua masalah yang setiap harinya aku alami. Aku mengetahui bahwa caraku untuk menenangkan masalahku ini adalah salah. Aku menenangkan diriku ini dengan cara pergi ke club malam dan pulang dengan keadaan mabuk berat. Aku juga menghabiskan 4 putung rokok jika aku frustasi akan masalah yang ku hadapi.
"Alaska?"Suara lembut itu kembali lagi. Suara lembutnya yang sangat kusukai. Suara lembut dari kekasihku yang bernama Liam Payne. Kekasih dari seorang gadis yang bernama Alaska Dust.
"Ada apa,Liam?"tanyaku.
"Ku dengar kau mabuk tadi malam. Apakah itu benar?"tanyanya dengan wajah seriusnya.
"T-Tidak."ujarku terbata-bata.
"Jangan berbohong kepadaku,Alaska."ujar Liam.
"Aku tidak suka kau melakukan hal bodoh seperti itu. Itu bisa merusak tubuhmu."ujarnya menatapku dengan nanar.
"Maafkan aku,Liam. Aku janji. Aku tidak akan melakukan hal itu lagi."jawabku.
"Aku pegang janjimu,sayang. Aku tahu kau tidak akan mengecewakanku."jawab Liam yang langsung melingkarkan tangannya di pundakku.
"Jika kau mempunyai suatu masalah kau bisa menceritakannya kepadaku."ujarnya.
Andai saja aku bisa menceritakan semua masalahku selama ini terhadap Liam. sayangnya, aku tidak bisa. Aku tidak ingin Liam mengetahui tentang kekelaman hidupku ini.
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan hari ini?"tanyanya semangat.
"Aku sedang tidak mood untuk keluar sekarang."balasku malas.
"Ayolah. Aku janji kali ini akan merubah moodmu menjadi lebih baik. Ayolah."balasnya.
"Baiklah. Aku akan bersiap-siap sekarang."ujarku lalu meninggalkan Liam yang sedang terduduk di sofa ruangtamuku.
aku telah memakai sepatu Vans, High Waisted Jeans Short, dan black Crop Top. Aku langsung bergegas menuju Liam yang sedang memainkan telephonenya yang berbentuk kotak itu.
"Ayo."ujarku.
Diapun langsung menoleh kearahku.
"Berpenampilan seperti ini saja kau masih terlihat sangat cantik dimataku."pujinya.
"Aku tidak butuh rayuanmu seperti itu,Liam. lebih baik kita berangkat sekarang sebelum moodku kembali memburuk."balasku dengan nada sarkastik.
"Baiklah,sayang. Ayo kita berangkat."balasnya yang langsung mengenggam tanganku.
Liampun langsung menyalakan mesin mobilnya. Kita langsung berangkat menuju tempat Liam.
"Liam, sebenarnya kita mau pergi kemana?"tanyaku penasaran.
"Ke tempat rahasia."balasnya yang masih menatap kearah jalanan.
"Ayolah. Beritahu aku,Liam."ujarku memohon.
Liam hanya diam dan terus melajukan mobilnya ketempat rahasia seperti yang ia katakan.
Setelah 2 jam perjalanan akhirnya aku sampai disebuah perumahan yang terlihat elit dengan bangunan disamping kiri dan kanan terlihat mewah. Liam dan aku akhirnya berhenti disebuah pekarangan yang didepannya berdiri sebuah bangunan megah berwarna putih.
"Ayo. Kita turun."ujarnya.
Liampun langsung membuka pintu dan kita sudah berada didepan bangunan megah itu. Liam langsung mengenggam tanganku dan membawaku ke bangunan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OneShot [PENDING]
Fanfictionkumpulan cerita pendek. Copyright © 2014 by clockerice.