Stalker[n.h]

324 20 17
                                    

"Prim!"teriak seseorang yang tak lain adalah sahabatku,Lily.

"Prim Wylson!"teriaknya lagi.

Akupun yang merasa dipanggilpun langsung menoleh kearahnya.

"Ada apa? Kau menganggu kegiatanku, tahu?"tanyaku sedikit kesal.

"Kegiatan memerhatikan Niall maksudmu?"ujarnya meledek dengan sedikit menekankan ucapannya disaat menyebut nama Niall.

Niallpun langsung menoleh kearahku dan melihatku dan Lily dengan tatapan seperti sedang ingin menayakan ' ada apa?' dan setelah beberapa detik iapun langsung mengalihkan tatapannya ke buku yang ia pegang seperti semula.

"Lily, kau ini apa-apaan sih!!!"ujarku kesal.

"HAHAHAHHAHA."Ketawanya yang terbahak-bahak.
"Tidak lucu,Lily Green."ujarku sarkastik.

"Okay, aku minta maaf. Sebagai permintaan maafku. Aku akan menraktirmu dikantin sekarang. Bagaimana?"tanyanya.

"Okay. Aku terima permintaan maafmu itu."ujarku melunak dan Lilypun langsung menarik pergelangan tanganku

Ya, aku adalah Prim Wylson. Aku adalah wanita yang sedang mencintai teman sekelasnya yang bernama Niall Horan. Aku menyukainya sejak saat pertama kali aku menatapnya saat kami baru masuk sekolah ini sekitar 2 tahun lalu. Niall dimataku adalah sosok lelaki yang sangat berbeda. Dia pintar dalam semua bidang, dan hal yang paling kusukai adalah matanya. Entah mengapa aku selalu merasa bahwa mata birunya sangat indah diantara orang bermata biru lainnya yang pernah kutemui. Aku selalu mengikutinya, memerhatikannya dan mencari tahu tentangnya. Anggap saja, aku ini adalah stalker dari seorang Niall horan.

"Prim! Mengapa kau tidak menyatakan perasaanmu saja kepada Niall? Kau sudah terlalu lama memendamnya."ujar Lily.

"Tidak mungkin jika aku menyatakannya. Lagipula, aku juga sudah tahu apa yang akan ia jawab jika aku menyatakan perasaanku kepadanya. Ia tidak menyukaiku."ujarku menunduk.

"Ini bukan masalah jawaban Niall yang akan ia jawab nanti. Tapi, ingat Prim. Kita akan lulus sebentar lagi. Apakah kau tidak akan menyesal jika nanti perasaanmu itu tidak diketahui olehnya sampai kita lulus nanti?"tanyanya.

"Tidak apa. Aku juga tidak ingin ia tahu perasaanku ini."ujarku menunduk.

"Yasudah terserahmu saja,Prim."ujarnya lagi yang langsung meminum minumannya.

Saat aku sedang ingin memakan makananku. Aku melihatnya sedang memasuki gerbang kantin dan langsung menuju ketempat pemesanan makanan. Setelah itu, ia langsung duduk didekat teman tim basketnya dan saat ia duduk langsung ada beberapa gadis yang langsung mendekatinya.

"Cemburu lagi,huh?"ujar Lily mengagetkanku.

"Tidak. Siapa yang cemburu! Aku tidak cemburu."ujarku.

"Kau tak pandai berbohong,Prim Wylson."ujarnya.

"Tapi aku memang tidak berbohong."ujarku meyakinkannya.

"Kau boleh berbohong dan menyembunyikan perasaanmu itu kepada Niall. Tapi tidak denganku,Prim. Aku ini lebih lama mengenalmu jadi aku lebih tahu saat kau berbohong padaku atau tidak."ujarnya.

"Terserahmu saja,Lily."ujarku.

"Prim, setelah kita lulus. Kau akan meneruskan kuliah dimana?"tanyanya.

"Aku akan meneruskan ke Errasmus Rotterdam di Belanda untuk menemani ayahku yang sedang bekerja disana."ujarku tenang.

"Belanda? Kau serius?"tanyanya.

"Ya, aku serius. Lagipula setelah aku lulus. Aku dan ibuku akan langsung pergi meninggalkan Irlandia. Dan menetap disana sampai kuliahku selesai."ujarku.

OneShot [PENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang