Sampai sekarang aku masih belum bisa percaya.
Jika dialah orang yang sedang terbaring rapuh diatas ranjang putih itu.
Lelaki yang selalu terlihat kuat.
Lelaki yang selalu tersenyum walaupun sedang ada rasa sakit ditubuhnya.
Air mata ini terus turun ke pipiku. Aku masih belum dapat percaya. Aku hanya takut. Takut kehilangannya. Bukannya karena aku tidak optimis bahwa dia akan sembuh. Bukan. Hanya saja fikiranku terus melayang jauh. Bagaimana jika dia meninggalkanku? Bagaimana jika dia akan pergi meninggalkanku untuk selamanya? Aku hanya tidak tahu. Apa yang akan aku lakukan jika tanpanya.
I’m Half a Heart Without Him.
“Zayn...”
“Bangun,Zayn. Aku merindukanmu,Zayn. Sangat merindukanmu.”
“Bangunlah dan sembuh untukku,Zayn.”
“Jangan tinggalkan aku. Aku mohon!”ujarku penuh dengan isak tangis.
Aku jadi teringat saat 2 minggu lalu aku tak sengaja mendengar percakapan antara Zayn dan Mamanya.
[FlashbackOn]
Hari ini aku sedang bersiap-siap untuk pergi kerumah kekasihku,Zayn. Tapi, Aku tidak memberi tahu Zayn jika aku ingin datang kerumahnya. Sekali – sekali memberi kekasih sendiri kejutan tidak ada yang salahkan?
Saat aku sudah sampai didepan pintu kamar pribadi Zayn. Akupun ingin segera mengetuk pintu kamar Zayn. Tapi ada sesuatu yang membuatku enggan mengetuk. Aku mendengar percakapan antara 2 orang yang sedang berbicara. Terdengar suara seseorang yang suaranya sangat tak asing bagikku.
“Tapi,Mom. Aku tidak mungkin memberi tahu Summer. Itu sangat tidak mungkin!” ujar suara lelaki itu.
Mengapa orang itu menyebut-nyebut namaku.
“Cepat atau lambat Summer akan segera tau,Zayn.”ujar seseorang.
“Tapi tidak sekarang,Mom. Ini bukan waktu yang tepat.”
“Jika Summer tidak kau beritahu dari sekarang. Kau akan lebih menyakitinya nanti.”
“Tapi,Aku tidak mungkin memberi tahu Summer jika aku sedang menghidap penyakit mematikan ini sekarang,Mom.”
PENYAKIT?
PENYAKIT APA?!
Akupun langsung membuka pintu kamar Zayn dengan air mata yang terisak.
“Zayn...” ujarku terisak.
“Summer?”ujarnya terperangah.
“PENYAKIT?ADA APA SEBENARNYA INI ZAYN?”Ujarku dengan nada yang sedikit lebih tinggi.
“Kok kamu tidak bilang kalau kamu mau datang kerumahku sih?”ujar Zayn lembut sambil berjalan kearahku.
“JAWAB ZAYN?!”Ujarku sambil terisak.
“Tante izin keluar ya. Zayn ini adalah waktunya kamu harus berterus terang kepada Summer sekarang.”Ujar Mamanya Zayn sambil memukul bahu Zayn pelan.
“Zayn ada apa ini? tolong jelasin ke aku sekarang.”ujarku sedikit melembut.
“Tidak ada apa-apa,Babe.”ujarnya tersenyum.
“Kau berbohong,Z. Kau tahu kan aku sangat tidak suka dibohongi seperti ini. Beritahu aku!”ujarku tambah terisak.
“Aku masih belum bisa memberi tahumu sekarang,Summer. Ini belum waktunya.”ujarnya menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
OneShot [PENDING]
Fanfickumpulan cerita pendek. Copyright © 2014 by clockerice.